31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Workshop Jurnalistik PWI dan SPS Sumut, Pj Gubernur Sumut: Media Cetak Miliki Segmen Sendiri

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pj Gubernur Sumatera Utara Hassanudin menyakini, keberadaan media massa, terutama media cetak tidak akan mati, bahkan akan terus dinantikan masyarakat untuk dibaca, karena media cetak memiliki segmen pembaca tersendiri.

Hal ini disampaikan Pj Gubernur Sumatera Utara Hassanudin saat menghadiri sekaligus membuka Workshop Jurnalistik dengan tema Depth News Era Digital yang digelar PWI Sumut berkolaborasi dengan SPS Sumut di Hotel Grand Antares Jalan SM Raja Medan, Sabtu (21/10/2023).

“Peran pers sangat diperlukan dalam menyampaikan informasi, baik itu media cetak yang tetap diminati pembacanya,” ucap Hassanudin dihadapan unsur pimpinan dan perwakilan dari media peserta workshop. Hassanudin berharap, kemitraan pemerintah dengan media, yang selama ini telah terjalin dengan baik dapat terus berlanjut. Bahkan ditingkatkan lagi, antara lain dengan menginformasikan berita yang lebih mendalam lagi terkait pembangunan di Sumut.

Hadir pada kegiatan ini diantaranya, Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik, ketua panitia workshop Rianto Ahgly, pengurus PWI Sumut dan SPS Sumut lainnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Sumut Hasmirizal Lubis. Workshop menghadirkan narasumber yakni, Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers Januar P Ruswita, Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI Agus Sudibyo, dan pengajar jurnalistik Nurhalim Tanjung.

Ketua PWI Sumut PWI Farianda Putra Sinik mengatakan, sesuai perkembangan zaman yang terus maju, media cetak di Sumut terus mengalami gejolak, karena semakin pesatnya perkembangan media di era digital saat ini. Pada masa Covid-19 ditambah adanya percepatan digitalisasi, nasib surat kabar makin tergerus dan terimbas parah sehingga perlu dukungan kuat dari pemerintah. “Jangan pernah kita membiarkan surat kabar ini mati atau menjadi sejarah. Surat kabar ini media perjuangan,” ujarnya.

Farianda mengatakan, di era digital saat ini media harus terus berbenah. Termasuk memperbaiki kualitas produk dengan menyajikan liputan liputan mendalam (indepth news) agar media dalam menyajikan informasi dapat lebih terinci dan secara mendetail.

‘’Itulah tujuan digelarnya workshop jurnalistik kali ini untuk melatih para jurnalis dalam menyajikan berita mendalam,’’ujarnya.

Sementara itu, dalam paparannya narasumber Nurhalim Tanjung menyebutkan, era teknologi digital membuat cara orang mengonsumsi berita ikut berubah, mengikuti karakter media sosial (Immediacy, Interactivity, Intimacy). Kondisi ini menjadi tantangan menghadirkan Indepth News . Indepth news penekanannya adalah analisis.

Salah satu fungsinya adalah mensterilkan berita –berita yang belum tentu kebenarannya.

Sementara Agus Sudibyo, mengajak para peserta untuk mencoba mendekati masalah pemberitaan dari sisi lain. Wartawan harus memahami posisinya di tengah era digitalisasi. Sebab, ucapnya, teknologi memengaruhi lini kehidupan.

Media massa, jurnalisme, juga demikian. Ada manfaat dan dampak yang disebut disrupsi digital.
Ketua Umum SPS Pusat, Januar P. Ruswita menuturkan, strategi media cetak untuk mempertahankkan relevansinya yakni dengan: pengembangan platform, pengembangan model bisnis dan pengembangan redaksional. “Brand media cetak sangat kuat, caranya terus berinovasi dan berkreasi. Kolaborasi dengan berbagai pihak, ‘’pungkasnya. (sih)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pj Gubernur Sumatera Utara Hassanudin menyakini, keberadaan media massa, terutama media cetak tidak akan mati, bahkan akan terus dinantikan masyarakat untuk dibaca, karena media cetak memiliki segmen pembaca tersendiri.

Hal ini disampaikan Pj Gubernur Sumatera Utara Hassanudin saat menghadiri sekaligus membuka Workshop Jurnalistik dengan tema Depth News Era Digital yang digelar PWI Sumut berkolaborasi dengan SPS Sumut di Hotel Grand Antares Jalan SM Raja Medan, Sabtu (21/10/2023).

“Peran pers sangat diperlukan dalam menyampaikan informasi, baik itu media cetak yang tetap diminati pembacanya,” ucap Hassanudin dihadapan unsur pimpinan dan perwakilan dari media peserta workshop. Hassanudin berharap, kemitraan pemerintah dengan media, yang selama ini telah terjalin dengan baik dapat terus berlanjut. Bahkan ditingkatkan lagi, antara lain dengan menginformasikan berita yang lebih mendalam lagi terkait pembangunan di Sumut.

Hadir pada kegiatan ini diantaranya, Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik, ketua panitia workshop Rianto Ahgly, pengurus PWI Sumut dan SPS Sumut lainnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Sumut Hasmirizal Lubis. Workshop menghadirkan narasumber yakni, Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers Januar P Ruswita, Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI Agus Sudibyo, dan pengajar jurnalistik Nurhalim Tanjung.

Ketua PWI Sumut PWI Farianda Putra Sinik mengatakan, sesuai perkembangan zaman yang terus maju, media cetak di Sumut terus mengalami gejolak, karena semakin pesatnya perkembangan media di era digital saat ini. Pada masa Covid-19 ditambah adanya percepatan digitalisasi, nasib surat kabar makin tergerus dan terimbas parah sehingga perlu dukungan kuat dari pemerintah. “Jangan pernah kita membiarkan surat kabar ini mati atau menjadi sejarah. Surat kabar ini media perjuangan,” ujarnya.

Farianda mengatakan, di era digital saat ini media harus terus berbenah. Termasuk memperbaiki kualitas produk dengan menyajikan liputan liputan mendalam (indepth news) agar media dalam menyajikan informasi dapat lebih terinci dan secara mendetail.

‘’Itulah tujuan digelarnya workshop jurnalistik kali ini untuk melatih para jurnalis dalam menyajikan berita mendalam,’’ujarnya.

Sementara itu, dalam paparannya narasumber Nurhalim Tanjung menyebutkan, era teknologi digital membuat cara orang mengonsumsi berita ikut berubah, mengikuti karakter media sosial (Immediacy, Interactivity, Intimacy). Kondisi ini menjadi tantangan menghadirkan Indepth News . Indepth news penekanannya adalah analisis.

Salah satu fungsinya adalah mensterilkan berita –berita yang belum tentu kebenarannya.

Sementara Agus Sudibyo, mengajak para peserta untuk mencoba mendekati masalah pemberitaan dari sisi lain. Wartawan harus memahami posisinya di tengah era digitalisasi. Sebab, ucapnya, teknologi memengaruhi lini kehidupan.

Media massa, jurnalisme, juga demikian. Ada manfaat dan dampak yang disebut disrupsi digital.
Ketua Umum SPS Pusat, Januar P. Ruswita menuturkan, strategi media cetak untuk mempertahankkan relevansinya yakni dengan: pengembangan platform, pengembangan model bisnis dan pengembangan redaksional. “Brand media cetak sangat kuat, caranya terus berinovasi dan berkreasi. Kolaborasi dengan berbagai pihak, ‘’pungkasnya. (sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/