25 C
Medan
Wednesday, December 17, 2025

Puskesmas Sentosa Baru Peduli Anak Jalanan

” Anak Jalanan di sini yang biasanya mangkal di perempatan Jalan Aksara dan Jalan Prof HM Yamin. Kehidupan jalanan, membuat anak-anak ini rentan terserang penyakit. Mereka juga anak Bangsa yang berhak untuk mendapat jaminan kesehatan. Namun ketiadaan identitas, kadang menjadi penghalang bagi mereka, ” ujar Kepala Puskesmas Sentosa Baru, dr Yusuf P Ginting ketika diwawancarai Sumut Pos, Senin (20/11).

Dikatakan Yusuf, penyakit paling rentan terhadap anak jalanan itu adalah demam, batuk dan luka ringan. Kondisi tersebut tentunya membuat anak jalanan membutuhkan pelayanan kesehatan rawat jalan dan pemberian obat. Hal yang dianggap kecil dan sepele itu, dapat menjadi masalah besar bagi kesehatan anak jalanan yang sakit namun tidak diobati.

Begitu juga dengan penyuluhan kesehatan, lanjutnya, sangat penting diberikan kepada anak jalanan.

“Makanya dalam penyuluhan kesehatan, yang kita sampaikan pada mereka yang berkaitan dengan prilaku hidup mereka. Misal, bahaya merokok, minum alkohol dan tidak cuci tangan sebelum makan. Cara kita menyampaikannya, juga beda mengikuti pemahaman mereka. Bahkan, kita lebih sering menggunakan gambar dan video untuk menjelaskan ke mereka,” papar dr Yusuf.

Yusuf mengaku tidak ada anggaran khusus untuk anak jalanan. Pelayanan rawat jalan, obat yang diberi dan penyuluhan, yakni menggunakan anggaran promosi kesehatan yang ada di pihaknya. “Sejauh ini, anggaran itu masih cukup untuk program Rumah Belajar Sehat Anak Jalanan,” bilang Yusuf.

Kordinator Anak Jalanan KKSP, Nasriati Mutalif menjelaskan, awalnya di tahun 2015 mereka membuat program anak jalanan menerima masyarakat dan masyarakat menerima anak jalanan. Mereka mengontrak sebuah rumah di Jalan Pimpinan, Medan Perjuangan, sebagai Rumah Belajar Anak Jalanan.

Dikatakannya, program itu memberi pelajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak jalanan. Namun, 2 tahun kemudian, program itu berhenti karena kehabisan anggaran.”Ternyata masyarakat juga mendukung program itu hingga pada akhirnya Kepala Lingkungan memberikan tempat di sini, di rumah Kepling. Terlebih Puskesmas juga terus mendukung hingga program kita lanjutkan. Namun sejauh ini untuk program Rumah Sehat Belajar, kita masih kerjasama personal, belum masuk ke sistem, ” ujarnya. (ain/ila)

 

” Anak Jalanan di sini yang biasanya mangkal di perempatan Jalan Aksara dan Jalan Prof HM Yamin. Kehidupan jalanan, membuat anak-anak ini rentan terserang penyakit. Mereka juga anak Bangsa yang berhak untuk mendapat jaminan kesehatan. Namun ketiadaan identitas, kadang menjadi penghalang bagi mereka, ” ujar Kepala Puskesmas Sentosa Baru, dr Yusuf P Ginting ketika diwawancarai Sumut Pos, Senin (20/11).

Dikatakan Yusuf, penyakit paling rentan terhadap anak jalanan itu adalah demam, batuk dan luka ringan. Kondisi tersebut tentunya membuat anak jalanan membutuhkan pelayanan kesehatan rawat jalan dan pemberian obat. Hal yang dianggap kecil dan sepele itu, dapat menjadi masalah besar bagi kesehatan anak jalanan yang sakit namun tidak diobati.

Begitu juga dengan penyuluhan kesehatan, lanjutnya, sangat penting diberikan kepada anak jalanan.

“Makanya dalam penyuluhan kesehatan, yang kita sampaikan pada mereka yang berkaitan dengan prilaku hidup mereka. Misal, bahaya merokok, minum alkohol dan tidak cuci tangan sebelum makan. Cara kita menyampaikannya, juga beda mengikuti pemahaman mereka. Bahkan, kita lebih sering menggunakan gambar dan video untuk menjelaskan ke mereka,” papar dr Yusuf.

Yusuf mengaku tidak ada anggaran khusus untuk anak jalanan. Pelayanan rawat jalan, obat yang diberi dan penyuluhan, yakni menggunakan anggaran promosi kesehatan yang ada di pihaknya. “Sejauh ini, anggaran itu masih cukup untuk program Rumah Belajar Sehat Anak Jalanan,” bilang Yusuf.

Kordinator Anak Jalanan KKSP, Nasriati Mutalif menjelaskan, awalnya di tahun 2015 mereka membuat program anak jalanan menerima masyarakat dan masyarakat menerima anak jalanan. Mereka mengontrak sebuah rumah di Jalan Pimpinan, Medan Perjuangan, sebagai Rumah Belajar Anak Jalanan.

Dikatakannya, program itu memberi pelajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak jalanan. Namun, 2 tahun kemudian, program itu berhenti karena kehabisan anggaran.”Ternyata masyarakat juga mendukung program itu hingga pada akhirnya Kepala Lingkungan memberikan tempat di sini, di rumah Kepling. Terlebih Puskesmas juga terus mendukung hingga program kita lanjutkan. Namun sejauh ini untuk program Rumah Sehat Belajar, kita masih kerjasama personal, belum masuk ke sistem, ” ujarnya. (ain/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru