26 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Teroris Targetkan ‘Konser Akhir Tahun’ 2016

Foto: Dalil Harahap/Batam Pos TNI dan Polri berjaga di rumah terduga teroris HA di Kavling Sagulung Bahagia, Sagulung, Batam, Kepri, Rabu (21/12). Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam dari kediaman terduga teroris tersebut.
Foto: Dalil Harahap/Batam Pos
TNI dan Polri berjaga di rumah terduga teroris HA di Kavling Sagulung Bahagia, Sagulung, Batam, Kepri, Rabu (21/12). Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam dari kediaman terduga teroris tersebut.

Tidak berselang lama dari baku tembak tersebut, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian langsung mendatangi lokasi kejadian. Dengan pengawalan ketat, Tito didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan menuju rumah kontrakan yang dijaga ketat pasukan Densus, Brimob, dan anggota kepolisian Polda Metro Jaya.

Usai melihat lokasi kejadian, Tito langsung menggelar konferensi pers tidak jauh dari rumah kontrakan tersebut. Tito mengatakan, operasi penggerebekan itu berdasarkan pengembangan operasi penangkapan Dian Yulia Novi di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Sabtu (10/12).

Dian merupakan “calon pengantin” yang dipersiapkan untuk beraksi melakukan bom bunuh diri di pos penjagaan Istana Kepresidenan pada Minggu (11/12). ”Mereka diikuti dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan kemudian masuk ke kontrakan ini kurang lebih selama 20 hari. Mereka diikuti dan aktivitas mereka diawasi dan kemudian kami yakini mereka sudah memiliki bahan peledak atau bom,” terang Tito.

Penggerebekan tersebut diawali dari informasi rekan ketiga pelaku, Adam Noor Syam, 26. Adam saat ini ditangkap tim Densus. Dia diringkus di Jalan Raya Serpong, Tangsel pada pukul 08.00 WIB. ”Dari keterangan AD (inisial Adam, Red) ini positif ketiga rekannya memiliki bom dan senjata api. Kemudian tim menindak dengan operasi masuk ke dalam (kontrakan) dan memberikan peringatan kepada mereka, tapi mereka melakukan perlawanan dengan mengeluarkan satu revolver dan bom,” ujar Tito.

Tito menjelaskan bahwa dari dalam rumah kontrakan polisi menyita satu senjata api jenis revolver dan tiga buah bom pipa yang diletakkan di dalam sebuah tas ransel dan siap diledakkan. ”Jenis ledakan low explosive karena bahan baku pembuat bomnya adalah potasium nitrat. Itu merupakan bahan baku untuk bom low explosive,” terang dia.

Dia mengatakan bahwa temuan bom di dalam rumah kontrakan dapat bertambah karena pihaknya juga menyita satu tas ransel lainnya yang diduga berisi bom atau bahan peledak lain. ”Minimal tiga bom pipa karena ada satu tas ransel yang belum dibuka,” bebernya. Sebagian bahan peledak yang ditemukan langsung dijinakkan dengan cara diledakkan di sekitar lokasi penggerebekan. Sebagian lainnya dibawa untuk diperiksa lebih lanjut.

Tito juga mengungkapkan bahwa salah seorang teroris yang bernama Omen merupakan residivis kasus kekerasan. Saat ditahan di LP Cipinang, Omen direkrut oleh Abu Haikal, yang tidak lain merupakan anak buah pentolan teroris Bom Bali I, yakni Dulmatin yang tewas pada 2010 silam. ”OM alias AR ini juga terkait dengan Ivan Hasibuan, tersangka penusukan pastur gereja di Medan,” paparnya.

Foto: Dalil Harahap/Batam Pos TNI dan Polri berjaga di rumah terduga teroris HA di Kavling Sagulung Bahagia, Sagulung, Batam, Kepri, Rabu (21/12). Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam dari kediaman terduga teroris tersebut.
Foto: Dalil Harahap/Batam Pos
TNI dan Polri berjaga di rumah terduga teroris HA di Kavling Sagulung Bahagia, Sagulung, Batam, Kepri, Rabu (21/12). Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam dari kediaman terduga teroris tersebut.

Tidak berselang lama dari baku tembak tersebut, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian langsung mendatangi lokasi kejadian. Dengan pengawalan ketat, Tito didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan menuju rumah kontrakan yang dijaga ketat pasukan Densus, Brimob, dan anggota kepolisian Polda Metro Jaya.

Usai melihat lokasi kejadian, Tito langsung menggelar konferensi pers tidak jauh dari rumah kontrakan tersebut. Tito mengatakan, operasi penggerebekan itu berdasarkan pengembangan operasi penangkapan Dian Yulia Novi di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Sabtu (10/12).

Dian merupakan “calon pengantin” yang dipersiapkan untuk beraksi melakukan bom bunuh diri di pos penjagaan Istana Kepresidenan pada Minggu (11/12). ”Mereka diikuti dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan kemudian masuk ke kontrakan ini kurang lebih selama 20 hari. Mereka diikuti dan aktivitas mereka diawasi dan kemudian kami yakini mereka sudah memiliki bahan peledak atau bom,” terang Tito.

Penggerebekan tersebut diawali dari informasi rekan ketiga pelaku, Adam Noor Syam, 26. Adam saat ini ditangkap tim Densus. Dia diringkus di Jalan Raya Serpong, Tangsel pada pukul 08.00 WIB. ”Dari keterangan AD (inisial Adam, Red) ini positif ketiga rekannya memiliki bom dan senjata api. Kemudian tim menindak dengan operasi masuk ke dalam (kontrakan) dan memberikan peringatan kepada mereka, tapi mereka melakukan perlawanan dengan mengeluarkan satu revolver dan bom,” ujar Tito.

Tito menjelaskan bahwa dari dalam rumah kontrakan polisi menyita satu senjata api jenis revolver dan tiga buah bom pipa yang diletakkan di dalam sebuah tas ransel dan siap diledakkan. ”Jenis ledakan low explosive karena bahan baku pembuat bomnya adalah potasium nitrat. Itu merupakan bahan baku untuk bom low explosive,” terang dia.

Dia mengatakan bahwa temuan bom di dalam rumah kontrakan dapat bertambah karena pihaknya juga menyita satu tas ransel lainnya yang diduga berisi bom atau bahan peledak lain. ”Minimal tiga bom pipa karena ada satu tas ransel yang belum dibuka,” bebernya. Sebagian bahan peledak yang ditemukan langsung dijinakkan dengan cara diledakkan di sekitar lokasi penggerebekan. Sebagian lainnya dibawa untuk diperiksa lebih lanjut.

Tito juga mengungkapkan bahwa salah seorang teroris yang bernama Omen merupakan residivis kasus kekerasan. Saat ditahan di LP Cipinang, Omen direkrut oleh Abu Haikal, yang tidak lain merupakan anak buah pentolan teroris Bom Bali I, yakni Dulmatin yang tewas pada 2010 silam. ”OM alias AR ini juga terkait dengan Ivan Hasibuan, tersangka penusukan pastur gereja di Medan,” paparnya.

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/