KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Listrik di Bandara Kuala Namu mengulah. Listrik padam pada Minggu (22/3), sejak pukul 12.05 dan baru normal pukul 15.00 WIB. Akibatnya sejumlah fasilitas di bandara internasional berkode KNO itu, seperti escalator, elevator, layar monitor, lampu penerangan di tenant atau restoran, tak berfungsi.
Selain itu, pelayanan stakeholder terkait seperti imigrasi, maskapai juga tidak maksimal. Proses check in dilakukan secara manual. Cara ini menyebabkan antrian panjang, seperti di counter check in maskapai Citilink dan Lion Air.
Padamnya listrik juga mengakibatkan tidak berfungsinya Bagage Handling System (BHS). Sehingga bagasi penumpang harus diantar secara manual, tentu saja akan memerlukan waktu yang cukup lama dan merepotkan petugas maskapai.
Dirga (32) warga Medan penumpang Lion Air tujuan Jakarta nomor penerbangan JT 387 dengan jadwal keberangkatan pukul 13.50, mengungkapkan kekecewaannya. ”Kecewalah dengan pelayanan seperti ini, kalau udah seperti ini penerbangan pasti delaylah,” keluhnya. Dirinya pun mengaku sudah mengantri untuk chek in selama 1 jam lebih padahalnya pesawatnya berangkat sekira 30 menit lagi tapi antriannya masih panjang.
Sementara itu Riantono (25) penumpang Lion Air tujuan Banda Aceh dengan jadwal keberangkatan pukul 14.50, yang datang bersama temannya, Rizal (38) warga Medan Sunggal, terpaksa harus chek in secara manual dengan dibantu petugas maskapai. ”Saat melakukan chek in, mati lampu. Sehingga harus chek in secara manual,” tegasnya. Bahkan Rizal menilai bahwa bandara Kuala Namu tak layak disebut banadar beraraf internasional jika pelayanannya masih buruk, litrik bisa padam tiba-tiba.
Seorang pengunjung yang sedang menunggu tamunya mengungkapkan, saat listrik padam, dirinya melihat ada lima penumpang yang terjebak di dalam lift. “Aku lihat tadi ada lima penumpang yang terjebak di lift, sampai di lantai III tiba-tiba pintu lift tidak terbuka. Ibu sama anak-anak,” ungkapnya. AC di bandara Kuala Namu sempat tidak berfungsi saat listrik padam.