25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Mahasiswa Unimed Membusuk Gantung Diri

Gantung diri-Ilustrasi
Gantung diri-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Afandi Gultom mengagetkan warga Jalan Usman Sidik, Pasar IV, Desa Lau Dendang Bandar Khalipah, Percut Seituan. Minggu (22/3) sekira pukul 20.00, pemuda asal Sipirok tersebut ditemukan membusuk di kamar kosnya. Tragisnya, mayatnya tergantung dengan kain sarung.

Menurut Muhammad Irfan, malam itu dia datang ke kamar Afandi untuk menagih uang air yang belum dibayar-bayar. Namun ketika pintu diketok, Afandi tak kunjung membuka pintu. Dengan inisitif sendiri, Irfan pun mendobrak pintu.

Saat itulah, Afandi ditemukan tewas gantung diri di pintu kamarnya dengan menggunakan kain sarung dengan kondisi telah membusuk. Selanjutnya, temuan itupun dikabarkan Irfan kepada warga setempat hingga ke Polsek Percut Seituan.

Menurut Marini Gultom, sebelum ditemukan tewas, korban sempat curhat karena butuh uang Rp1 juta lebih dan memiliki banyak masalah. Dikarenakan teman-temannya tak ada uang, korban pun meminta agar diberikan pinjaman dengan jaminan hp.

Dikatakan teman -teman korban lagi, kalau Afandi sempat mengaku lebih baik dibunuh orang agar masuk surga, daripada mati bunuh diri masuk neraka. Masih kata rekan-rekan korban, Afandi merupakan mahasiswa Unimed jurusan PPKN dan hendak diwisuda pada April mendatang.

Semasa hidupnya Fandi dikenal pendiam dan mengekos sendirian karena rekan rekannya sudah tamat duluan. Saat ditemukan, di tubuh Fandi ditemukan banyak luka lebam dan luka goresan senjata tajam. Namun polisi tak bisa membuat kesimpulan apalagi tubuh Fandi sudah mengembung sehingga harus melakukan visum dalam untuk mengetahui apa penyebab Fandi tewas.

“Belum kita lakukan tes visum dalam karena keluarganya belum datang,” ujar Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung.

Fani salah seorang teman Fandi di kampus, mengatakan Fandi orangnya pendiam dan lumayan cerdas karena nilainya lumayan. “Bagus dia bang, nilainya dan rajin kuliah juga anaknya. Kami pun bingung kenapa dia kayak gini,” ujar Fani teman korban.

Tak ada barang-barang Fandi yang hilang karena memang Fandi tak punya barang berharga. “Selama ini Fandi ke kampus naik angkot dia bang,” tambah Fani lagi.

 

PAMIT SEBELUM TEWAS

Sekitar sepuluh hari yang lalu, Fandi sempat mendatangi kampusnya dalam acara organisasi Mapala. Dia juga menyempatkan menemui kawan-kawan satu kampusnya yang juga hadir karena bulan empat ini mereka akan diwisuda.

Ini dituturkan Mariani Gultom, salah seorang teman Fandi. ”Beberapa hari lalu, Fandi jumpai aku. Katanya dia mau pamit, mau pergi jauh,” ujar Mariani.

Dibebernya lagi, Fandi mengatakan kalau jiwanya sedang terancam karena ada permasalahannya dengan seseorang. Untuk itu Fandi ingin meminjam uang dan ingin menjual HP-nya. “Banyak masalahku, jiwaku terancam. Aku mau jual HP atau pinjam uang kalian, butuhku Rp.1 juta,” ujar Mariani menirukan perkataan Fandi.

Bahkan Fandi mengatakan, andai saja ada orang yang ingin membunuhnya maka dia dengan ikhlas akan memberikan nyawanya karena akan masuk surga. “Kalau ada orang yang mau bunuh aku gak papa aku pasti masuk surga,kalau bunuh diri pasti aku masuk neraka,” ujar Mariani, menganggapnya kala itu guyonan.(mri/trg)

Gantung diri-Ilustrasi
Gantung diri-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Afandi Gultom mengagetkan warga Jalan Usman Sidik, Pasar IV, Desa Lau Dendang Bandar Khalipah, Percut Seituan. Minggu (22/3) sekira pukul 20.00, pemuda asal Sipirok tersebut ditemukan membusuk di kamar kosnya. Tragisnya, mayatnya tergantung dengan kain sarung.

Menurut Muhammad Irfan, malam itu dia datang ke kamar Afandi untuk menagih uang air yang belum dibayar-bayar. Namun ketika pintu diketok, Afandi tak kunjung membuka pintu. Dengan inisitif sendiri, Irfan pun mendobrak pintu.

Saat itulah, Afandi ditemukan tewas gantung diri di pintu kamarnya dengan menggunakan kain sarung dengan kondisi telah membusuk. Selanjutnya, temuan itupun dikabarkan Irfan kepada warga setempat hingga ke Polsek Percut Seituan.

Menurut Marini Gultom, sebelum ditemukan tewas, korban sempat curhat karena butuh uang Rp1 juta lebih dan memiliki banyak masalah. Dikarenakan teman-temannya tak ada uang, korban pun meminta agar diberikan pinjaman dengan jaminan hp.

Dikatakan teman -teman korban lagi, kalau Afandi sempat mengaku lebih baik dibunuh orang agar masuk surga, daripada mati bunuh diri masuk neraka. Masih kata rekan-rekan korban, Afandi merupakan mahasiswa Unimed jurusan PPKN dan hendak diwisuda pada April mendatang.

Semasa hidupnya Fandi dikenal pendiam dan mengekos sendirian karena rekan rekannya sudah tamat duluan. Saat ditemukan, di tubuh Fandi ditemukan banyak luka lebam dan luka goresan senjata tajam. Namun polisi tak bisa membuat kesimpulan apalagi tubuh Fandi sudah mengembung sehingga harus melakukan visum dalam untuk mengetahui apa penyebab Fandi tewas.

“Belum kita lakukan tes visum dalam karena keluarganya belum datang,” ujar Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung.

Fani salah seorang teman Fandi di kampus, mengatakan Fandi orangnya pendiam dan lumayan cerdas karena nilainya lumayan. “Bagus dia bang, nilainya dan rajin kuliah juga anaknya. Kami pun bingung kenapa dia kayak gini,” ujar Fani teman korban.

Tak ada barang-barang Fandi yang hilang karena memang Fandi tak punya barang berharga. “Selama ini Fandi ke kampus naik angkot dia bang,” tambah Fani lagi.

 

PAMIT SEBELUM TEWAS

Sekitar sepuluh hari yang lalu, Fandi sempat mendatangi kampusnya dalam acara organisasi Mapala. Dia juga menyempatkan menemui kawan-kawan satu kampusnya yang juga hadir karena bulan empat ini mereka akan diwisuda.

Ini dituturkan Mariani Gultom, salah seorang teman Fandi. ”Beberapa hari lalu, Fandi jumpai aku. Katanya dia mau pamit, mau pergi jauh,” ujar Mariani.

Dibebernya lagi, Fandi mengatakan kalau jiwanya sedang terancam karena ada permasalahannya dengan seseorang. Untuk itu Fandi ingin meminjam uang dan ingin menjual HP-nya. “Banyak masalahku, jiwaku terancam. Aku mau jual HP atau pinjam uang kalian, butuhku Rp.1 juta,” ujar Mariani menirukan perkataan Fandi.

Bahkan Fandi mengatakan, andai saja ada orang yang ingin membunuhnya maka dia dengan ikhlas akan memberikan nyawanya karena akan masuk surga. “Kalau ada orang yang mau bunuh aku gak papa aku pasti masuk surga,kalau bunuh diri pasti aku masuk neraka,” ujar Mariani, menganggapnya kala itu guyonan.(mri/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/