25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Hidayatullah: Aneh, Kita Produsen Migor tapi kok Langka dan Mahal?

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI H Hidayatullah SE mengatakan, melambungnya harga minyak goreng belakangan ini, jelas sangat menyusahkan rakyat. politisi PKS ini juga mengaku heran, Indonesia khususnya Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah satu produsen minyak goreng, tapi harganya bisa mahal.
“Inikan aneh. Mengapa minyak goreng bisa langka dan harganya mahal,” kata Hidayatullah saat melalukan sosialisasi 4 pilar di RAZ Hotel, Jalan DR Mansyur Nomor 186, Tanjung Rejo, Medan Sunggal, Kota Medan, Selasa (22/3).

Untuk itu, dia meminta pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan untuk menertibkan harga minyak goreng. Dia pun menyayangkan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah. “Harus ada HET untuk produk minyak goreng. Jika tidak, harganya pasti akan melambung dan menyusahkan rakyat,” tegasnya.

Dalam paparannya mengenai sosialisasi 4 pilar, Hidayatullah menjelaskan, 4 pilar mencakup Pancasila sebagai dasar dari ideologi negara, UUD negara RI tahun 1945 sebagai konstitusi negara dan etetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Dikatakannya, Indonesia adalah negara bahari yang didalamnya terdapat banyak pulau, tercatat sebanyak 16.771 pada tahun 2021 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai macam suku dan agama. “Negara kita sangat majemuk, tetapi justru inilah asset besar bangsa Indonesia,” sebut mantan anggota DPRD Sumut ini.

Menurut politisi senior PKS ini, kemajemukan adalah pemberian dari Allah SWT, maka dari itu kita harus mensyukurinya dengan cara tetap hidup rukun, tepo seliro, saling menghargai dan menghormati antara satu dengan lainnya, misal; antara agama Islam dengan agama kristen, antara suku batak dengan suku jawa dan seterusnya. “Masih segar dalam ingatan kita ketika terjadi Aksi 212 tahun 2016 silam, para peserta aksi yang notebene umat Islam membuka jalan untuk pasangan pengantin yang ingin melangsungkan pernikahannya di Gereja Katredal. Itu bukti kalau kita saling menghargai dan menghormati antara satu dengan lainnya,” ungkapnya.

Di akhir acara, Hidayatullah berpesan kepada para peserta sosialisasi 4 pilar yang hadir, untuk tetap semangat dan optimis meskipun kondisi sedang sulit. “Saya juga mendoakan semua peserta yang hadir panjang umur dan dapat menyambut bulan puasa yang sebentar lagi datang dengan penuh suka cita,” pungkasnya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI H Hidayatullah SE mengatakan, melambungnya harga minyak goreng belakangan ini, jelas sangat menyusahkan rakyat. politisi PKS ini juga mengaku heran, Indonesia khususnya Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah satu produsen minyak goreng, tapi harganya bisa mahal.
“Inikan aneh. Mengapa minyak goreng bisa langka dan harganya mahal,” kata Hidayatullah saat melalukan sosialisasi 4 pilar di RAZ Hotel, Jalan DR Mansyur Nomor 186, Tanjung Rejo, Medan Sunggal, Kota Medan, Selasa (22/3).

Untuk itu, dia meminta pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan untuk menertibkan harga minyak goreng. Dia pun menyayangkan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah. “Harus ada HET untuk produk minyak goreng. Jika tidak, harganya pasti akan melambung dan menyusahkan rakyat,” tegasnya.

Dalam paparannya mengenai sosialisasi 4 pilar, Hidayatullah menjelaskan, 4 pilar mencakup Pancasila sebagai dasar dari ideologi negara, UUD negara RI tahun 1945 sebagai konstitusi negara dan etetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Dikatakannya, Indonesia adalah negara bahari yang didalamnya terdapat banyak pulau, tercatat sebanyak 16.771 pada tahun 2021 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai macam suku dan agama. “Negara kita sangat majemuk, tetapi justru inilah asset besar bangsa Indonesia,” sebut mantan anggota DPRD Sumut ini.

Menurut politisi senior PKS ini, kemajemukan adalah pemberian dari Allah SWT, maka dari itu kita harus mensyukurinya dengan cara tetap hidup rukun, tepo seliro, saling menghargai dan menghormati antara satu dengan lainnya, misal; antara agama Islam dengan agama kristen, antara suku batak dengan suku jawa dan seterusnya. “Masih segar dalam ingatan kita ketika terjadi Aksi 212 tahun 2016 silam, para peserta aksi yang notebene umat Islam membuka jalan untuk pasangan pengantin yang ingin melangsungkan pernikahannya di Gereja Katredal. Itu bukti kalau kita saling menghargai dan menghormati antara satu dengan lainnya,” ungkapnya.

Di akhir acara, Hidayatullah berpesan kepada para peserta sosialisasi 4 pilar yang hadir, untuk tetap semangat dan optimis meskipun kondisi sedang sulit. “Saya juga mendoakan semua peserta yang hadir panjang umur dan dapat menyambut bulan puasa yang sebentar lagi datang dengan penuh suka cita,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/