KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Terminal penjemputan penumpang dekat pool bus, Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) mengeluarkan aroma tak sedap seperti bau tinja. Diprediksi di area itu ada septik tank yang bocor atau limbah yang ada di KNIA. Kondisi itu membuat para pengguna jasa bandara tak nyaman.
Salah seorang pengguna jasa bandara bernama Hayat (34), warga Medan mengaku bau tinja di area tersebut sudah berlangsung dua pekan. Namun sampai hari ini tidak ada respon dari pihak pengelola. “Setiap pengguna jasa bandara baik penumpang dan tidak yang duduk di kursi tidak merasa nyaman dibuatnya karena menghirup bau tinja tersebut,” ucapnya
Apa lagi kalau angin agak kuat, aroma bau semakin menyegat menusuk hidung. Alhasil banyak pengguna jasa bandara tidak tahan duduk di area itu. Dirinya berharap pihak AP II secepatnya mengatasi masalah tersebut. Hayat juga menyayangkan area tersebut dekat dengan paret. Di samping itu, kursinya juga sudah mulai lapuk.
Padahal salah satu biaya Airport Tax atau Passenger Service Charge (PSC) Rp 60 ribu/penumpang untuk domestik dan luar negeri Rp200 ribu digunakan untuk fasilitas para pengguna jasa bandara. Namun kondisinya sejauh ini tidak sebanding apa yang diperoleh. Apalagi bau tak sedap di terminal penjemputan ini.
Lanjutnya, pelayanan lain termasuk kebersihan, serta trolly juga sampai sejauh ini tidak lagi seimbang jumlahnya dengan penumpang yang ada. Maka tidak heran sebagian penumpang baik yang datang dan pergi sering tidak memperoleh trolly untuk mengangkut barang. Oleh sebab itu, dia berharap, pihak AP II KNIA segera berbenah, jangan hanya mengejar untung, sementara hak-hak pengguna jasa bandara kurang diperhatikan.
KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Terminal penjemputan penumpang dekat pool bus, Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) mengeluarkan aroma tak sedap seperti bau tinja. Diprediksi di area itu ada septik tank yang bocor atau limbah yang ada di KNIA. Kondisi itu membuat para pengguna jasa bandara tak nyaman.
Salah seorang pengguna jasa bandara bernama Hayat (34), warga Medan mengaku bau tinja di area tersebut sudah berlangsung dua pekan. Namun sampai hari ini tidak ada respon dari pihak pengelola. “Setiap pengguna jasa bandara baik penumpang dan tidak yang duduk di kursi tidak merasa nyaman dibuatnya karena menghirup bau tinja tersebut,” ucapnya
Apa lagi kalau angin agak kuat, aroma bau semakin menyegat menusuk hidung. Alhasil banyak pengguna jasa bandara tidak tahan duduk di area itu. Dirinya berharap pihak AP II secepatnya mengatasi masalah tersebut. Hayat juga menyayangkan area tersebut dekat dengan paret. Di samping itu, kursinya juga sudah mulai lapuk.
Padahal salah satu biaya Airport Tax atau Passenger Service Charge (PSC) Rp 60 ribu/penumpang untuk domestik dan luar negeri Rp200 ribu digunakan untuk fasilitas para pengguna jasa bandara. Namun kondisinya sejauh ini tidak sebanding apa yang diperoleh. Apalagi bau tak sedap di terminal penjemputan ini.
Lanjutnya, pelayanan lain termasuk kebersihan, serta trolly juga sampai sejauh ini tidak lagi seimbang jumlahnya dengan penumpang yang ada. Maka tidak heran sebagian penumpang baik yang datang dan pergi sering tidak memperoleh trolly untuk mengangkut barang. Oleh sebab itu, dia berharap, pihak AP II KNIA segera berbenah, jangan hanya mengejar untung, sementara hak-hak pengguna jasa bandara kurang diperhatikan.