25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Hari Kedua Presiden Panggil Calon Menteri, 12 Wajah Lama, 22 Wajah Baru

Presiden Joko Widodo terus memanggil figur-figur yang akan menjadi pembantunya di Kabinet Kerja Jilid 2 mendatang. Hari pertama, Senin (21/10), Jokowi memanggil 11 tokoh ke Istana. Hari kedua, Selasa (22/10), presiden kembali memanggil 23 nama. Dari total 34 pos menteri, 12 pos diisi figur lama, sisanya wajah baru. Latar belakang para menteri itu gabungan dari profesional dan unsur partai politik.

Hari pertama, beberapa tokoh yang dipanggil yakni mantan Ketua MK Mahfud MD, bos Gojek Nadiem Makarim, pengusaha Erick Thohir, bos Net TV Wishnutama dan Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman. Tampak hadir pula Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beserta wakilnya Edhy Prabowon

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pengusaha Erick Thohir, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Fadjroel Rachman.

Hari kedua, Selasa (22/10), total ada 23 tokoh yang hadir ke Istana. Yakni Sri Mulyani, Menteri Keuangan, Syahrul Yasin Limpo, mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Gumiwang Kartasasmita, mantan Menteri Sosial, Juliari Batubara, Wakil Bendahara Umum PDI-P, Siti Nurbaya Bakar, mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Suharso Monoarfa, Ketua Umum PPP, Basuki Hadimuljono, eks Menteri PUPR, Budi Karya Sumadi, mantan Menteri Perhubungan, Bahlil Lahadalia, Mantan Ketua HIPMI, Yasonna Laoly, mantan Menteri Hukum dan HAM, Zainuddin Amali.

Kemudian Politisi Partai Golkar, Abdul Halim Iskandar, kakak Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Jenderal (purn) Fachrul Razi, Ketua Tim Bravo 5, Teten Masduki, mantan Koordinator Staf Khusus Presiden, Moeldoko, mantan Kepala Kantor Staf Presiden, Tjahjo Kumolo, mantan Menteri Dalam Negeri, Sofyan Djalil, mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Ida Fauziah, Politisi PKB, Agus Suparmanto, Politisi PKB, Johnny G Plate, Sekjen Partai Nasdem, dr Terawan Agus Putranto, Kepala RSPAD Gatot Subroto, Luhut Binsar Panjaitan, mantan Menko Kemaritiman.

Menteri Wajah Lama

Dari deretan tokoh-tokoh yang diundang ke Istana untuk menjadi menteri Kabinet Kerja jilid II, terdapat 12 wajah lama. Yakni Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, Agus Gumiwang Kartasasmita, Luhut Binsar Panjaitan, Moeldoko, Tjahjo Kumolo, Sofyan Djalil, Bambang Brodjonegoro, Basuki Hadimuljono, dan Budi Karya Sumadi.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan kembali diminta Presiden Joko Widodo mengurus sektor kemaritiman. Namun saat ditanya nomenklatur kementeriannya, ia menolak menjawab dan menyerahkannya kepada Jokowi. “Tadi saya dipanggil presiden, di-brief untuk tugas saya ke depan. Jadi nanti menangani mengenai maritim dan investasi,” ujar Luhut, Selasa (22/10).

Kali ini, Luhut tak hanya mengurusi sektor kemaritiman, tetapi juga investasi. Beberapa hal yang ditargetkan Jokowi ialah meningkatkan investasi di bidang energi dan petrokimia. Di sektor petrokimia, Jokowi meminta Luhut mempercepat produksi B20 hingga menjadi B30 agar mengurangi impor minyak.

Luhut juga mengatakan, Jokowi meminta kesuksesan di pembangunan kompleks industri yang terintegrasi, seperti di Morowali, Sulawesi Tengah, diduplikasi di daerah lain. “Sekarang ada Morowali dan kami tawarkan ke Amerika untuk melihat hydro power Kayan (Kalimantan Utara) dengan industrial estate yang besarnya sampai 50.000 hektar,” ujar Luhut.

“Itu integrated industry yang terbesar. Akan kami selesaikan dalam lima tahun dan itu keinginan presiden dan kami akan kerja keras untuk itu,” kata dia.

Sedangkan Sri Mulyani akan tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja Jilid 2. Presiden Joko Widodo mempersilakan Sri Mulyani untuk menyampaikan kepastian itu ke wartawan. “Beliau meminta khusus untuk saya boleh menyampaikan posisinya,” ucap Sri Mulyani usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa (22/10).

Salah satu alasan mengapa dirinya masih bersedia menjabat sebagai Menkeu yaitu Indonesia saat ini tengah menghadapi kondisi perekonomian global yang dinamis dan tidak pasti. Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, dampak dari kondisi tersebut yaitu terjadinya tekanan perekonomian di seluruh dunia. “Oleh karena itu dibutuhkan suatu policy terus menerus di dalam rangka untuk menjaga ekonomi kita dari tantangan pelemahan global terus,” ucapnya.

Sementara di dalam negeri, ia menambahkan, Presiden telah menetapkan sejumlah agenda prioritas, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga, ia pun merasa terhormat untuk melaksanakan kembali tugas tersebut.

Masih wajah lama, Sofyan Djalil mengatakan ia dipercaya lagi oleh Presiden Jokowi mengisi jabatan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). “Rasanya sih melanjutkan pekerjaan yang belum selesai masalah agraria, masalah redistribusi, masalah reforma agraria,” jawab Sofyan usai bertemu Jokowi.

Saat bertemu Jokowi, kata tokoh kelahiran Aceh Timur ini, mereka lebih banyak membahas masalah tanah berkeadilan melalui program reforma agraria. “Dan bagaimana bisa memberikan kepastian hukum dan financial inclusion bagi masyarakat yang tidak punya akses perbankan jadi dipercepat,” jelas mantan menteri BUMN itu.

Senada, Budi Karya Sumadi mengatakan, Presiden Joko Widodo memintanya melanjutkan jabatan Menteri Perhubungan yang ia emban di Kabinet Kerja jilid 1. “Presiden memberikan amanah kepada saya. Saya terima kasih atas amanah untuk membuat Indonesia lebih baik dan hebat dan banyak sekali tugas dilakukan. Jadi saya ditugaskan untuk melanjutkan tugas saya sebagai Menteri Perhubungan,” ujar Budi.

Ia mengatakan, Jokowi berpesan kepadanya agar mampu menciptakan konektivitas antar pulau sehingga jalur logistik berfungsi secara efektif serta mampu mengoneksikan jalur pariwisata dengan baik. Budi mengatakan, penugasan dari Presiden untuk meneruskan jabatan sebagai Menteri Perhubungan sangat menantang.

Eks Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga dipastikan menjadi menteri lagi di kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Yasonna mengaku diminta Jokowi untuk memangkas aturan-aturan yang bisa menghambat investasi. “Saya ditugaskan untuk merevisi, menderegulasi peraturan-peraturan supaya betul tidak tumpang tindih, supaya tidak menghambat investasi,” kata Yasonna.

Yasonna enggan menjawab secara gamblang, apakah ia akan menjadi Menkumham lagi atau diberi jabatan lain. “Itu yang didiskusikan, saya betul mengapresiasi kepercayaan presiden kepada saya untuk bekerja,” jawab anggota DPR ini.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2014-2019, Basuki Hadimuljono, kembali jadi menteri di pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo. Basuki Hadimuljono hadir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019) atas panggilan Jokowi.

Kinerja Basuki selama lima tahun belakangan memang cukup menonjol. Sebab, salah satu fokus pemerintahan Jokowi adalah pembangunan infrastruktur. Salah satu proyek besar yang saat ini ditangani Kementerian PUPR yakni pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Lima pejabat di Kabinet Kerja jilid 1 lainnya juga memenuhi undangan Presiden Joko Widodo dan datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10). Mereka adalah mantan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, mantan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

Menteri Wajah Baru

Adapun menteri wajahbaru, antara lain dokter Terawan Agus Putranto, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto yang menyandang pangkat mayor jenderal, rencananya akan diplot menjadi Menteri Kesehatan.

Terawan merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Tentara kelahiran 1964 yang berulang tahun setiap 5 Agustus itu juga dikenal karena metodenya menyembuhkan strok melalui metode cuci otak.

Bos Gojek, Nadiem Makarim dan pengusaha Erick Tohir belum diketahui posnya. Jenderal (Pol) Tito Karnavian disebut akan mengemban tugas negara dan pemerintahan lainnya, karena itu ia telah mengundurkan diri dari keanggotaan Kepolisian RI ( Polri).

Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, ia diminta Presiden Joko Widodo membantunya dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Selain itu, ia juga diminta Presiden dalam mengembangkan dunia investasi di Indonesia.

“Agar dari UMKM naik jadi menengah ke konglomerat semua bisa terjadi kalau terjadi proses investasi dan konsumsi. Ya ada (bahas) investasinya juga,” ujar Bahlil.

Politisi Partai Golkar Zainuddin Amali juga mengaku ditunjuk Jokowi sebagai menteri. Meski belum mau gamblang meyebut posisinya, namun Amali mengaku diajak Jokowi berdiskusi soal kepemudaan dan olahraga. “Diskusi kerja-kerja kabinet ke depan, pengembangan sumber daya manusia, serta peningkatan prestasi kita di bidang keolahragaan,” kata Amali kepada wartawan usai pertemuan.

Sementara Abdul Halim Iskandar, kakak Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, belum mengetahui proyeksi kementerian yang akan ditempatinya. Sama seperti adiknya, Halim merupakan kader PKB dan menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur.

Wajah baru lainnya, Ketua Tim Bravo 5 Jenderal (purn) Fachrul Razi, mengakui mendapat jatah menteri dari Jokowi. “Diminta bergabung dalam kabinet kerja 2, posisinya apa saya enggak tahu, yang jelas banyak bercerita soal keamanan, pendidikan, masalah pembangunan SDM,” kata Fachrul usai pertemuan dengan Jokowi.

Fachrul pun menyatakan siap bekerja sama dengan Letjen (purn) Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga rekan sealmamaternya di TNI.

Prabowo dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo datang ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin kemarin. Seusai bertemu Jokowi, Prabowo mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, Prabowo menuturkan akan membantu kabinet Jokowi-Ma’ruf di bidang pertahanan. Baca juga: Mungkinkah Prabowo Bukan Menhan, tetapi Gantikan Wiranto? “Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan,” ujar Prabowo. Selain Prabowo, Edhy juga mendapat pos menteri.

Selain nama-nama di atas, Mantan Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki juga mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10). Teten mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam layaknya para calon menteri di kabinet kerja jilid 2. Namun, ia tak memberikan keterangan kepada awak media.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengaku diminta Presiden Joko Widodo membantu kabinet di bidang perencanaan pembangunan. Ia mengaku diminta menyiapkan road map mengenai hal itu dan mempresentasikannya dalam sidang kabinet perdana nanti.

Politisi PDI-P Juliari Batubara memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Usai bertemu dan berbincang dengan Jokowi, Ari, sapaannya, mengaku diminta Jokowi membantu di bidang sosial.

Politisi PKB Agus Suparmanto ditugasi Presiden Joko Widodo mengurus sektor perdagangan pada kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. “Setelah pengarahan dari bapak presiden tadi ditugaskan bapak presiden ada unsur bidang ekonomi. Diskusi berkaitan dengan komoditas dalam negeri, luar negeri, dan juga internasional,” ujar Agus, usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa Ida Fauziah mengaku diminta Jokowi untuk menjadi menteri di kabinet jilid II. “Saya diminta Pak Jokowi bantu beliau,” kata mantan calon wakil gubernur Jawa Tengah. Ida belum mau mengungkapkan ia mendapat pos menteri apa.

Ketua DPP Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo mengakui ia diminta menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Syahrul, Presiden langsung berkomunikasi dengan dirinya tanpa berkoordinasi lebih dulu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (bbs)

Presiden Joko Widodo terus memanggil figur-figur yang akan menjadi pembantunya di Kabinet Kerja Jilid 2 mendatang. Hari pertama, Senin (21/10), Jokowi memanggil 11 tokoh ke Istana. Hari kedua, Selasa (22/10), presiden kembali memanggil 23 nama. Dari total 34 pos menteri, 12 pos diisi figur lama, sisanya wajah baru. Latar belakang para menteri itu gabungan dari profesional dan unsur partai politik.

Hari pertama, beberapa tokoh yang dipanggil yakni mantan Ketua MK Mahfud MD, bos Gojek Nadiem Makarim, pengusaha Erick Thohir, bos Net TV Wishnutama dan Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman. Tampak hadir pula Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beserta wakilnya Edhy Prabowon

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pengusaha Erick Thohir, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Fadjroel Rachman.

Hari kedua, Selasa (22/10), total ada 23 tokoh yang hadir ke Istana. Yakni Sri Mulyani, Menteri Keuangan, Syahrul Yasin Limpo, mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Gumiwang Kartasasmita, mantan Menteri Sosial, Juliari Batubara, Wakil Bendahara Umum PDI-P, Siti Nurbaya Bakar, mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Suharso Monoarfa, Ketua Umum PPP, Basuki Hadimuljono, eks Menteri PUPR, Budi Karya Sumadi, mantan Menteri Perhubungan, Bahlil Lahadalia, Mantan Ketua HIPMI, Yasonna Laoly, mantan Menteri Hukum dan HAM, Zainuddin Amali.

Kemudian Politisi Partai Golkar, Abdul Halim Iskandar, kakak Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Jenderal (purn) Fachrul Razi, Ketua Tim Bravo 5, Teten Masduki, mantan Koordinator Staf Khusus Presiden, Moeldoko, mantan Kepala Kantor Staf Presiden, Tjahjo Kumolo, mantan Menteri Dalam Negeri, Sofyan Djalil, mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Ida Fauziah, Politisi PKB, Agus Suparmanto, Politisi PKB, Johnny G Plate, Sekjen Partai Nasdem, dr Terawan Agus Putranto, Kepala RSPAD Gatot Subroto, Luhut Binsar Panjaitan, mantan Menko Kemaritiman.

Menteri Wajah Lama

Dari deretan tokoh-tokoh yang diundang ke Istana untuk menjadi menteri Kabinet Kerja jilid II, terdapat 12 wajah lama. Yakni Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, Agus Gumiwang Kartasasmita, Luhut Binsar Panjaitan, Moeldoko, Tjahjo Kumolo, Sofyan Djalil, Bambang Brodjonegoro, Basuki Hadimuljono, dan Budi Karya Sumadi.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan kembali diminta Presiden Joko Widodo mengurus sektor kemaritiman. Namun saat ditanya nomenklatur kementeriannya, ia menolak menjawab dan menyerahkannya kepada Jokowi. “Tadi saya dipanggil presiden, di-brief untuk tugas saya ke depan. Jadi nanti menangani mengenai maritim dan investasi,” ujar Luhut, Selasa (22/10).

Kali ini, Luhut tak hanya mengurusi sektor kemaritiman, tetapi juga investasi. Beberapa hal yang ditargetkan Jokowi ialah meningkatkan investasi di bidang energi dan petrokimia. Di sektor petrokimia, Jokowi meminta Luhut mempercepat produksi B20 hingga menjadi B30 agar mengurangi impor minyak.

Luhut juga mengatakan, Jokowi meminta kesuksesan di pembangunan kompleks industri yang terintegrasi, seperti di Morowali, Sulawesi Tengah, diduplikasi di daerah lain. “Sekarang ada Morowali dan kami tawarkan ke Amerika untuk melihat hydro power Kayan (Kalimantan Utara) dengan industrial estate yang besarnya sampai 50.000 hektar,” ujar Luhut.

“Itu integrated industry yang terbesar. Akan kami selesaikan dalam lima tahun dan itu keinginan presiden dan kami akan kerja keras untuk itu,” kata dia.

Sedangkan Sri Mulyani akan tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja Jilid 2. Presiden Joko Widodo mempersilakan Sri Mulyani untuk menyampaikan kepastian itu ke wartawan. “Beliau meminta khusus untuk saya boleh menyampaikan posisinya,” ucap Sri Mulyani usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa (22/10).

Salah satu alasan mengapa dirinya masih bersedia menjabat sebagai Menkeu yaitu Indonesia saat ini tengah menghadapi kondisi perekonomian global yang dinamis dan tidak pasti. Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, dampak dari kondisi tersebut yaitu terjadinya tekanan perekonomian di seluruh dunia. “Oleh karena itu dibutuhkan suatu policy terus menerus di dalam rangka untuk menjaga ekonomi kita dari tantangan pelemahan global terus,” ucapnya.

Sementara di dalam negeri, ia menambahkan, Presiden telah menetapkan sejumlah agenda prioritas, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga, ia pun merasa terhormat untuk melaksanakan kembali tugas tersebut.

Masih wajah lama, Sofyan Djalil mengatakan ia dipercaya lagi oleh Presiden Jokowi mengisi jabatan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). “Rasanya sih melanjutkan pekerjaan yang belum selesai masalah agraria, masalah redistribusi, masalah reforma agraria,” jawab Sofyan usai bertemu Jokowi.

Saat bertemu Jokowi, kata tokoh kelahiran Aceh Timur ini, mereka lebih banyak membahas masalah tanah berkeadilan melalui program reforma agraria. “Dan bagaimana bisa memberikan kepastian hukum dan financial inclusion bagi masyarakat yang tidak punya akses perbankan jadi dipercepat,” jelas mantan menteri BUMN itu.

Senada, Budi Karya Sumadi mengatakan, Presiden Joko Widodo memintanya melanjutkan jabatan Menteri Perhubungan yang ia emban di Kabinet Kerja jilid 1. “Presiden memberikan amanah kepada saya. Saya terima kasih atas amanah untuk membuat Indonesia lebih baik dan hebat dan banyak sekali tugas dilakukan. Jadi saya ditugaskan untuk melanjutkan tugas saya sebagai Menteri Perhubungan,” ujar Budi.

Ia mengatakan, Jokowi berpesan kepadanya agar mampu menciptakan konektivitas antar pulau sehingga jalur logistik berfungsi secara efektif serta mampu mengoneksikan jalur pariwisata dengan baik. Budi mengatakan, penugasan dari Presiden untuk meneruskan jabatan sebagai Menteri Perhubungan sangat menantang.

Eks Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga dipastikan menjadi menteri lagi di kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Yasonna mengaku diminta Jokowi untuk memangkas aturan-aturan yang bisa menghambat investasi. “Saya ditugaskan untuk merevisi, menderegulasi peraturan-peraturan supaya betul tidak tumpang tindih, supaya tidak menghambat investasi,” kata Yasonna.

Yasonna enggan menjawab secara gamblang, apakah ia akan menjadi Menkumham lagi atau diberi jabatan lain. “Itu yang didiskusikan, saya betul mengapresiasi kepercayaan presiden kepada saya untuk bekerja,” jawab anggota DPR ini.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2014-2019, Basuki Hadimuljono, kembali jadi menteri di pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo. Basuki Hadimuljono hadir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019) atas panggilan Jokowi.

Kinerja Basuki selama lima tahun belakangan memang cukup menonjol. Sebab, salah satu fokus pemerintahan Jokowi adalah pembangunan infrastruktur. Salah satu proyek besar yang saat ini ditangani Kementerian PUPR yakni pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Lima pejabat di Kabinet Kerja jilid 1 lainnya juga memenuhi undangan Presiden Joko Widodo dan datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10). Mereka adalah mantan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, mantan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

Menteri Wajah Baru

Adapun menteri wajahbaru, antara lain dokter Terawan Agus Putranto, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto yang menyandang pangkat mayor jenderal, rencananya akan diplot menjadi Menteri Kesehatan.

Terawan merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Tentara kelahiran 1964 yang berulang tahun setiap 5 Agustus itu juga dikenal karena metodenya menyembuhkan strok melalui metode cuci otak.

Bos Gojek, Nadiem Makarim dan pengusaha Erick Tohir belum diketahui posnya. Jenderal (Pol) Tito Karnavian disebut akan mengemban tugas negara dan pemerintahan lainnya, karena itu ia telah mengundurkan diri dari keanggotaan Kepolisian RI ( Polri).

Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, ia diminta Presiden Joko Widodo membantunya dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Selain itu, ia juga diminta Presiden dalam mengembangkan dunia investasi di Indonesia.

“Agar dari UMKM naik jadi menengah ke konglomerat semua bisa terjadi kalau terjadi proses investasi dan konsumsi. Ya ada (bahas) investasinya juga,” ujar Bahlil.

Politisi Partai Golkar Zainuddin Amali juga mengaku ditunjuk Jokowi sebagai menteri. Meski belum mau gamblang meyebut posisinya, namun Amali mengaku diajak Jokowi berdiskusi soal kepemudaan dan olahraga. “Diskusi kerja-kerja kabinet ke depan, pengembangan sumber daya manusia, serta peningkatan prestasi kita di bidang keolahragaan,” kata Amali kepada wartawan usai pertemuan.

Sementara Abdul Halim Iskandar, kakak Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, belum mengetahui proyeksi kementerian yang akan ditempatinya. Sama seperti adiknya, Halim merupakan kader PKB dan menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur.

Wajah baru lainnya, Ketua Tim Bravo 5 Jenderal (purn) Fachrul Razi, mengakui mendapat jatah menteri dari Jokowi. “Diminta bergabung dalam kabinet kerja 2, posisinya apa saya enggak tahu, yang jelas banyak bercerita soal keamanan, pendidikan, masalah pembangunan SDM,” kata Fachrul usai pertemuan dengan Jokowi.

Fachrul pun menyatakan siap bekerja sama dengan Letjen (purn) Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga rekan sealmamaternya di TNI.

Prabowo dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo datang ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin kemarin. Seusai bertemu Jokowi, Prabowo mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, Prabowo menuturkan akan membantu kabinet Jokowi-Ma’ruf di bidang pertahanan. Baca juga: Mungkinkah Prabowo Bukan Menhan, tetapi Gantikan Wiranto? “Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan,” ujar Prabowo. Selain Prabowo, Edhy juga mendapat pos menteri.

Selain nama-nama di atas, Mantan Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki juga mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10). Teten mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam layaknya para calon menteri di kabinet kerja jilid 2. Namun, ia tak memberikan keterangan kepada awak media.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengaku diminta Presiden Joko Widodo membantu kabinet di bidang perencanaan pembangunan. Ia mengaku diminta menyiapkan road map mengenai hal itu dan mempresentasikannya dalam sidang kabinet perdana nanti.

Politisi PDI-P Juliari Batubara memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Usai bertemu dan berbincang dengan Jokowi, Ari, sapaannya, mengaku diminta Jokowi membantu di bidang sosial.

Politisi PKB Agus Suparmanto ditugasi Presiden Joko Widodo mengurus sektor perdagangan pada kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. “Setelah pengarahan dari bapak presiden tadi ditugaskan bapak presiden ada unsur bidang ekonomi. Diskusi berkaitan dengan komoditas dalam negeri, luar negeri, dan juga internasional,” ujar Agus, usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa Ida Fauziah mengaku diminta Jokowi untuk menjadi menteri di kabinet jilid II. “Saya diminta Pak Jokowi bantu beliau,” kata mantan calon wakil gubernur Jawa Tengah. Ida belum mau mengungkapkan ia mendapat pos menteri apa.

Ketua DPP Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo mengakui ia diminta menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Syahrul, Presiden langsung berkomunikasi dengan dirinya tanpa berkoordinasi lebih dulu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/