25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Sukses dengan Modal Mimpi

Djohan Sulaiman Wang, Tinggalkan Posisi Manager untuk Jadi Pengusaha

Berani memecat diri sendiri. Itulah titik awal Djohan Sulaiman Wang meniti sukses di bisnis sendiri. Seperti apa?

M Sahbainy Nasution, Medan

USAHAWAN: Djohan Sulaiman Wang  salah satu gerasi usahanya.
USAHAWAN: Djohan Sulaiman Wang di salah satu gerasi usahanya.

Punya jabatan mentereng dan gaji serta tunjangan lebih dari cukup, belum cukup bagi Djohan. Dengan niat kuat dan merasa sudah cukup menjadi seorang karyawan Djohan beralih jadi seorang pebisnis.

Kini, dia memiliki tujuh gerai bisnis seperti Djohan Art Frame, Djohan Living, Djohan Water Filter, Kopi Tiam Ong, Republik Kopi, Kopi Ong, dan pabrik kopi dengan mempunyai 27 karyawan.

Saat di temui disalah satu usahanya di Kopi Tiam Jalan dr Mansyur, Djohan kembali mengisahkan perjalanan panjangnya hingga meninggalkan posisi regional manager produk minuman ternama. Tak tanggung-tanggung, ketika itu Djohan membawahi unit kerja di Jakarta Bogor Depok Tanggrang  Bekasi (Jabodetabek).

Pria yang gemar berpetualang dengan kendaraan beroda dua tersebut mengaku banyak mempelajari kehidupan serta mengumpulkan informasi dengan turun langsung ke lapangan. “Saya suka memperhatikan, mendengar dan suka meniru dan kemudian saya lakukan sesuai versi saya,” katanya.
Itulah pengalaman yang dijadikannya bekal hingga mencapai posisi penting. “Awalnya saya bekerja sebagai traning sampai jadi manager se Jabodetabek dari 2000 sampai 2002. Tentu saja ada kebanggaan tersendiri menjadi manager di perusahaan,” kata Djohan.

Tak lama kemudian, di pindahkan ke Medan untuk menjadi bagian dari distribusi dan pemasaran di sebuah produk mie instan. “Saya merasa sudah waktunya membangun usaha sendiri. Setelah 6,5 tahun bekerja, 2003 akhir saya berhenti,” ucapnya.

Dia sadar, menjadi seorang pebisnis yang berhasil tentunya tak semudah yang dibayangkan. Awal merintis usaha, Djohan selalu mencoba-mencoba sesuatu usaha. Salah satunya bekerja sama dengan temannya menjadai agen property. Ternyata usaha mereka gagal dan merugi. “Setelah rugi itu saya tak punya modal lagi dan menjadi pengangguran selama setengah tahun dengan kerja mocok-mocok saja,” katanya.

Pelan-pelan Djohan pun melakukan sesuatu yang lain. Ia bertemu dengan usaha filter air. Dari pengamatannya, berbisnis filter air sangat menjanjikan karena dan sangat dibutuhkan dan bermanfaat buat orang lain. “Saat itu saya coba dan akhirya berhasil sampai sekarang,” ucapnya.
Bahkan usaha filter air berkembang ke usaha-usaha lain.

Apa kiat sukses Djohan? Sederhana, katanya menjawab hanya bermodal mimpi. “Karena jika Anda sudah memiliki mimpi, pasti Anda akan berusahan keras mencari jalan. Ya saya berawal dengan belajar menjadi pegawai, kemudian mencari lokasi yang strategis serta mempersiapkan dan menyiapkan dengan cara yang sederhana pula,” jelasnya.

Djohan menambahkan, ia memang sengaja menginvestasikan dirinya untuk memperoleh pengetahuan, dan berkerja tanpa adanya pegawai. “Dulunya saya jalani sendiri. Tapi saat ini sudah saya serahkan sama tim saya. Saya hanya memantau dan mengawasi. Yang penting bisnis jalan, pemiliknya bisa jalan-jalan,” katanya sembari tertawa.

Saat ini Djohan juga sedang berusaha mengembangkan usaha kopinya dengan menjadikannya sebagai usaha waralaba di daerah-daerah. Di setiap gerai kopinya, Djohan selalu berusaha membuat suasana yang berbeda. Misalnya saja di Republik Kopi di Jalan Setiabudi Medan yang kental dengan gaya kolonial.

Selain itu, Djohan juga berusaha dengan membuat citra rasa kopi terbaik dengan memadukan biji kopi yang terkenal dari Sumatera mulai dari Gayo dan juga Sidikalang. Semua ini dilakukannya untuk menciptakan bisnis yang lebih kreatif dan inovatif.

Djohan memberi pesan untuk membuat usaha jalani dulu agar biar tau bisnis tersebut, dan suatu hal yang penting harus pandai memutar uang tersebut. “Dan seorang pebisnis harus bertanggung jawab dan bisa menjual sesuatu untuk mendapatkan laba,” katanya. (*)

Djohan Sulaiman Wang, Tinggalkan Posisi Manager untuk Jadi Pengusaha

Berani memecat diri sendiri. Itulah titik awal Djohan Sulaiman Wang meniti sukses di bisnis sendiri. Seperti apa?

M Sahbainy Nasution, Medan

USAHAWAN: Djohan Sulaiman Wang  salah satu gerasi usahanya.
USAHAWAN: Djohan Sulaiman Wang di salah satu gerasi usahanya.

Punya jabatan mentereng dan gaji serta tunjangan lebih dari cukup, belum cukup bagi Djohan. Dengan niat kuat dan merasa sudah cukup menjadi seorang karyawan Djohan beralih jadi seorang pebisnis.

Kini, dia memiliki tujuh gerai bisnis seperti Djohan Art Frame, Djohan Living, Djohan Water Filter, Kopi Tiam Ong, Republik Kopi, Kopi Ong, dan pabrik kopi dengan mempunyai 27 karyawan.

Saat di temui disalah satu usahanya di Kopi Tiam Jalan dr Mansyur, Djohan kembali mengisahkan perjalanan panjangnya hingga meninggalkan posisi regional manager produk minuman ternama. Tak tanggung-tanggung, ketika itu Djohan membawahi unit kerja di Jakarta Bogor Depok Tanggrang  Bekasi (Jabodetabek).

Pria yang gemar berpetualang dengan kendaraan beroda dua tersebut mengaku banyak mempelajari kehidupan serta mengumpulkan informasi dengan turun langsung ke lapangan. “Saya suka memperhatikan, mendengar dan suka meniru dan kemudian saya lakukan sesuai versi saya,” katanya.
Itulah pengalaman yang dijadikannya bekal hingga mencapai posisi penting. “Awalnya saya bekerja sebagai traning sampai jadi manager se Jabodetabek dari 2000 sampai 2002. Tentu saja ada kebanggaan tersendiri menjadi manager di perusahaan,” kata Djohan.

Tak lama kemudian, di pindahkan ke Medan untuk menjadi bagian dari distribusi dan pemasaran di sebuah produk mie instan. “Saya merasa sudah waktunya membangun usaha sendiri. Setelah 6,5 tahun bekerja, 2003 akhir saya berhenti,” ucapnya.

Dia sadar, menjadi seorang pebisnis yang berhasil tentunya tak semudah yang dibayangkan. Awal merintis usaha, Djohan selalu mencoba-mencoba sesuatu usaha. Salah satunya bekerja sama dengan temannya menjadai agen property. Ternyata usaha mereka gagal dan merugi. “Setelah rugi itu saya tak punya modal lagi dan menjadi pengangguran selama setengah tahun dengan kerja mocok-mocok saja,” katanya.

Pelan-pelan Djohan pun melakukan sesuatu yang lain. Ia bertemu dengan usaha filter air. Dari pengamatannya, berbisnis filter air sangat menjanjikan karena dan sangat dibutuhkan dan bermanfaat buat orang lain. “Saat itu saya coba dan akhirya berhasil sampai sekarang,” ucapnya.
Bahkan usaha filter air berkembang ke usaha-usaha lain.

Apa kiat sukses Djohan? Sederhana, katanya menjawab hanya bermodal mimpi. “Karena jika Anda sudah memiliki mimpi, pasti Anda akan berusahan keras mencari jalan. Ya saya berawal dengan belajar menjadi pegawai, kemudian mencari lokasi yang strategis serta mempersiapkan dan menyiapkan dengan cara yang sederhana pula,” jelasnya.

Djohan menambahkan, ia memang sengaja menginvestasikan dirinya untuk memperoleh pengetahuan, dan berkerja tanpa adanya pegawai. “Dulunya saya jalani sendiri. Tapi saat ini sudah saya serahkan sama tim saya. Saya hanya memantau dan mengawasi. Yang penting bisnis jalan, pemiliknya bisa jalan-jalan,” katanya sembari tertawa.

Saat ini Djohan juga sedang berusaha mengembangkan usaha kopinya dengan menjadikannya sebagai usaha waralaba di daerah-daerah. Di setiap gerai kopinya, Djohan selalu berusaha membuat suasana yang berbeda. Misalnya saja di Republik Kopi di Jalan Setiabudi Medan yang kental dengan gaya kolonial.

Selain itu, Djohan juga berusaha dengan membuat citra rasa kopi terbaik dengan memadukan biji kopi yang terkenal dari Sumatera mulai dari Gayo dan juga Sidikalang. Semua ini dilakukannya untuk menciptakan bisnis yang lebih kreatif dan inovatif.

Djohan memberi pesan untuk membuat usaha jalani dulu agar biar tau bisnis tersebut, dan suatu hal yang penting harus pandai memutar uang tersebut. “Dan seorang pebisnis harus bertanggung jawab dan bisa menjual sesuatu untuk mendapatkan laba,” katanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/