SUMUTPOS.CO – Berdasarkan surveillance yang dilakukan, Dinas Kesehatan Kota Medan menemukam seorang Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di wilayah Medan Selayang, suspect Difteri. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita Nasution saat diwawancarai Sumut Pos, Jumat (22/12) siang.
Diakui Usma, saat ini dia telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), khususnya di wilayah penemuan, Medan Selayang dan Medan Tuntungan. ” Kalau sudah ada suspect di Kota Medan, kita Kejadian Luar Biasa (KLB). Karena suspect pun sudah KLB. Jadi ada dua, ini KLB. Satu di Selayang, satu lagi di Tuntungan,” ujar Usma.
Lebih lanjut, meski masih suspect karena menunggu hasil pemeriksaan swab di laboratorium Litbangkes di Jakarta, Usma mengaku melakukan antisipasi. Disebutnya, pihaknya sudah melakukan imunisasi Difteri Tetanus (DT) di sekolah seorang siswa SD yang suspect Difteri dan imunisasi Tetanus Toxoid (TD) di lingkungan tempat tinggal seorang Guru PAUD yang suspect Difteri. “Karena pencegahan difteri itu, memang dengan imunisasi. Orang yang terserang difteri, biasanya karena tidak imunisasi,” sambung Usma.
Sebelum mengakhiri, Usma mengatakan, imunisasi akan terus mereka lakukan. Begitu juga bila kembali ada ditemukan suspect difteri di wilayah baru, maka orang-orang di wilayah tersebut akan diimuniasi ulang. Ditegaskan Usma, hal itu merupakan tugas Puskesmas untuk melihat warga di wilayah kerjanya, lalu melaporkan ke Dinas Kesehatan, untuk membantu penanganan lebih maksimal. “Artinya, Dinkes sudah berbuat fungsi di Puskesmas. Saya sudah sampaikan ke seluruh Kepala Puskesmas jajaran kita, ” tandas Usma.
Menyikapi Medan berstatus KLB difteri, Anggota Komisi B DPRD Medan Herri Zulkarnain menegaskan, hal ini merupakan bentuk kegagalan Dinkes Medan mengantisipasi wabah penyakit yang dapat mematikan tersebut. “Kita perihatin sebenarnya jumlah warga Medan yang terkena difteri di Medan semakin bertambah. Dinkes harusnya sejak dini bisa mengantisipasi hal tersebut, sehingga wabah penyakit ini tidak menjangkit warga Kota Medan,” katanya.
Herri menuturkan, program imunisasi yang diketahui sebagai penangkal atas wabah penyakit ini harus kembali digalakkan Dinkes Kota Medan.
“Dinkes itu maunya sosialisasikan lagilah pentingnya imunisasi kepada masyarakat. Begitu juga di semua puskesmas agar terus menghimbau warga yang punya anak kecil untuk ikut imunisasi. Kita cuma gak mau semakin banyak warga Medan menjadi korban keganasan difteri,” tegasnya.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan ini juga mengatakan, setiap puskesmas dan rumah sakit mulai saat ini harus punya obat-obatan dalam rangka mengantisipasi wabah difteri. “Medan berstatus KLB tentu menjadi pukulan telak bagi kita semua, terutama Dinkes Medan. Kalaulah sejak awal program imunisasi mampu dilakukan tepat sasaran, saya pikir wabah penyakit ini tidak lagi marak terjadi seperti sekarang,” katanya.
Ia pun berpesan kepada seluruh masyarakat Kota Medan untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan, pola makan dan selalu berolahraga agar terhindar dari segala macam penyakit. “Dan kita juga berharap kiranya ibu-ibu peduli dengan imunisasi terhadap anaknya. Sebab imunisasi ini sangat penting untuk antibodi anak-anak terhadap wabah penyakit,” pungkasnya.