31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Gambara Photo Award 2012

MEDAN-Komunitas budaya visual dan fotografer nasional Gambara kembali mengadakan Photo Award dengan tema Flores Bangkit.

Pulau Flores yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur  sangat terkenal dengan pulau komodonya. Selain itu masyarakat Flores yang terdiri dari berbagai etnis dengan perbedaan budaya dan bahasa yang beragam sangat rentan dengan konflik, tetapi pada kenyataannya masyarakatnya tenang dan damai dengan memegang teguh prinsip Bhinneka Tunggal Ika. “Perbedaan ini merupakan realitas hidup yang jauh dari gambaran kita, mereka sangat ramah, dan saling menghargai, inilah yang ingin kita beritahukan ke masyarakat melalui foto,” ungkap Project Director Gambara Award, Trisakti Simorangkir, yang didampingi oleh Oscar Matuloh (Dewan juri) dan Riza Marlon (Dewan juri) dalam acara Konferensi Pers Gambara Photo Award 2012 dan Peluncuran Buku Gambara Nias.

Gambara Award 2012, diharapkan adapat mendulang sukses pada Gambara Award 2011 yang mengangkat tema Solidaritas Untuk Nias 6 Tahun Pasca Tsunami yang diikuti oleh ribuan pecinta fotografi yang ada di Indonesia. Bahkan, melalui program ini, banyak terekam sejarah yang selama ini tidak diketahui.

“Seperti situs sejarah atau artefak yang saat ini tidak diketahui keberadaaanya, kita bisa merekam ini, dan berbagai kebiasaan sosial dari masyarakat Nias yang tidak diketahui oleh masyarakat pada umumnya,” tambah Trisakti.

Sebagai kota pertama dalam peluncuran Gambara Photo Award 2012 dan buku Gambara Nias, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam ajang ini.

“Ini bukan ajang kompetisi, tetapi juga untuk menyentuh kepekaan, karena itu diharapkan perasn serta masyarakat terutama fotografer jurnalis dapat berperan serta,” ungkap salah satu dewan juri, Oscar Motulah.

Selain peraihan award, Gambara Roadshow di Medan ini juga merupakan acara yang istimewa, karena akan ada diadakan talkshow mengenai artefak Sumatera Utara yang saat ini berada di luar negeri.

“Yang menjadi pembicara langsung dari Indonesia dan Sumut, pada 25 Maret mendatang di Swissbell medan,” ungkap Riza Marlon yang juga anggota Dewan juri Flores Bangkit.

Selain Talkshow tentang artefak, kehadiran mereka juga untuk peluncuran buku Gambara Nias, presentasi dari galeri foto jurnalistik mengenai pembuatan buku Batak: Perjalanan ke Tanah Leluhur.

Dalam project ini, setiap fotografer diharapkan dapat mengupload foto ke www.gambara.co.id hingga 8 Juli 2012, dengan tema kehidupan disekitar kita (yang tidak harus berasal dari Flores). Setiap peserta mengupload foto maksimal 5 buah dengan kategori Landscape, People, Arsitektur, Human Interest, dan Budaya. Dalam seleksi, akan terpilih 20 finalis untuk dibawa ke Flores pada 22 September hingga 1 Oktober 2012 mendatang, sehingga dapat mengabadikan kehidupan sosial masyarakat setempat. (ram)

MEDAN-Komunitas budaya visual dan fotografer nasional Gambara kembali mengadakan Photo Award dengan tema Flores Bangkit.

Pulau Flores yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur  sangat terkenal dengan pulau komodonya. Selain itu masyarakat Flores yang terdiri dari berbagai etnis dengan perbedaan budaya dan bahasa yang beragam sangat rentan dengan konflik, tetapi pada kenyataannya masyarakatnya tenang dan damai dengan memegang teguh prinsip Bhinneka Tunggal Ika. “Perbedaan ini merupakan realitas hidup yang jauh dari gambaran kita, mereka sangat ramah, dan saling menghargai, inilah yang ingin kita beritahukan ke masyarakat melalui foto,” ungkap Project Director Gambara Award, Trisakti Simorangkir, yang didampingi oleh Oscar Matuloh (Dewan juri) dan Riza Marlon (Dewan juri) dalam acara Konferensi Pers Gambara Photo Award 2012 dan Peluncuran Buku Gambara Nias.

Gambara Award 2012, diharapkan adapat mendulang sukses pada Gambara Award 2011 yang mengangkat tema Solidaritas Untuk Nias 6 Tahun Pasca Tsunami yang diikuti oleh ribuan pecinta fotografi yang ada di Indonesia. Bahkan, melalui program ini, banyak terekam sejarah yang selama ini tidak diketahui.

“Seperti situs sejarah atau artefak yang saat ini tidak diketahui keberadaaanya, kita bisa merekam ini, dan berbagai kebiasaan sosial dari masyarakat Nias yang tidak diketahui oleh masyarakat pada umumnya,” tambah Trisakti.

Sebagai kota pertama dalam peluncuran Gambara Photo Award 2012 dan buku Gambara Nias, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam ajang ini.

“Ini bukan ajang kompetisi, tetapi juga untuk menyentuh kepekaan, karena itu diharapkan perasn serta masyarakat terutama fotografer jurnalis dapat berperan serta,” ungkap salah satu dewan juri, Oscar Motulah.

Selain peraihan award, Gambara Roadshow di Medan ini juga merupakan acara yang istimewa, karena akan ada diadakan talkshow mengenai artefak Sumatera Utara yang saat ini berada di luar negeri.

“Yang menjadi pembicara langsung dari Indonesia dan Sumut, pada 25 Maret mendatang di Swissbell medan,” ungkap Riza Marlon yang juga anggota Dewan juri Flores Bangkit.

Selain Talkshow tentang artefak, kehadiran mereka juga untuk peluncuran buku Gambara Nias, presentasi dari galeri foto jurnalistik mengenai pembuatan buku Batak: Perjalanan ke Tanah Leluhur.

Dalam project ini, setiap fotografer diharapkan dapat mengupload foto ke www.gambara.co.id hingga 8 Juli 2012, dengan tema kehidupan disekitar kita (yang tidak harus berasal dari Flores). Setiap peserta mengupload foto maksimal 5 buah dengan kategori Landscape, People, Arsitektur, Human Interest, dan Budaya. Dalam seleksi, akan terpilih 20 finalis untuk dibawa ke Flores pada 22 September hingga 1 Oktober 2012 mendatang, sehingga dapat mengabadikan kehidupan sosial masyarakat setempat. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/