Evaluasi
Wakil Ketua DPRD Medan Burhanuddin Sitepu mengungkapkan, perlu adanya evaluasi terkait kegiatan Ramadhan Fair ini. Pasalnya ia tidak menampik bila banyak bahasa sumbang yang keluar dalam perjalanan kegiatan Ramadhan Fair. Salah satunya yaitu soal lokasi kegiatan yang dekat dengan Masjid Raya Medan.
“Ramadhan Fair yang kita ketahui merupakan agenda tahunan. Ada bahasa sumbang dalam perjalanannya menjadi negatif. Di mana posisinya dekat Masjid Raya sudah mengganggu orang beribadah. Selain itu jadi ajang pertemuan muda-mudi, alhasil lalai dalam melaksanakan ibadah. Kemudian jadi ajang pemasukan orang-orang yang terlibat bisnis,” katanya.
Pihaknya juga tidak menampik dari informasi yang beredar harga makanan dan minuman di Ramadhan Fair sangat tidak ekonomis. Menurutnya kenapa bisa terjadi hal demikian, karena kegiatannya dijadikan ajang bisnis. “Yang jelas ada negatif dan positifnya. Ini perlu ditinjau ulang keberadaannya. Kalaulah memang berbau ibadah, lebih baik anggaran dijadikan bantuan yang sifatnya apakah peruntukkan untuk masyarakat tidak mampu, kan jelas. Apalagi dalam rangka menghadapi Bulan Suci Ramadan,” ujar politisi Demokrat itu.
Ia menilai dahulu semasa Wali Kota Abdillah, kegiatan tersebut justru melibatkan pihak perusahaan dan tidak dialokasikan dari APBD Kota Medan. “Jangan pula (Ramadhan Fair) dijadikan ajang kepentingan. Kalau mau kita benahi mari duduk bersama. Apakah judulnya diganti atau seperti apa. Harusnya kembali ke hakekatnya jangan diambil dari APBD lagi,” harap dia. (prn/ije)

