25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Minta Taksi Gelap Ditertibkan di Bandara Kualanamu

MEDAN-Ratusan supir taksi resmi Bandara Kualanamu menggeruduk Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Pangeran Diponegoro, Senin (23/6) sekira pukul 12.00 WIB. Dalam tuntutannya massa meminta penertiban taksi gelap yang sampai kini masih beroperasi.

Aksi unjuk rasa tersebut diikuti beberapa perusahaan taksi seperti Matra, Nirmala Ceria, Bluebird, Buskopau, Naistrans dan Karsa. Dalam aksinya,  massa memblokir Jalan Diponegoro dengan memarkirkan ratusan armada mereka sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. Alhasil petugas Satlantas harus mengalihkan arus ke jalan lain.

Putra, salah seorang supir taksi mengungkapkan, aksi yang mereka lakukan bertujuan meminta Gubsu agar menghapuskan taksi berplat hitam alias taksi gelap dari Bandara Internasional Kualanamu. Menurut dia, masih beroperasinya mobil berplat hitam di bandara, menyebabkan pihaknya mengalami kerugian.

“Kami menuntut pemerintah (Gubsu, Red) menertibkan bahkan menghapuskan keberadaan taksi gelap dari Bandara Kualanamu. Mereka dengan bebasnya mengambil penumpang dari segala penjuru sehingga omset kami menurun,” katanya kepada wartawan di sela-sela aksi tersebut.

Lebih lanjut, pria berperawakan sawo matang itu menerangkan, bahwa di dalam bandara saat ini sudah terdapat counter di mana taksi gelap tersebut sudah diberi izin operasi. “Mereka dengan sesukanya mengangkut penumpang, sementara kami pengemudi resmi malah diabaikan,” akunya.

Dia mengaku sejak bandara beroperasi pada tahun lalu, pihaknya dikenakan pungutan Rp10.000 oleh PT RBM (Rodespa Barata Mandiri) untuk sekali trip. Karenanya, mereka menuntut agar PT RBM yg dinilai tidak mampu mengakomodir keluhan para supir taksi dibubarkan.

Pantauan wartawan di lokasi, aksi demo do depan Kantor Gubsu kemarin ricuh karena masih adanya perusahaan taksi yang tetap beroperasi bahkan tak sungkan melintas di Jalan Diponegoro, di saat ratusan sopir taksi lainnya menggelar demo.

Menanggapi aksi demo yang dilakukan sopir taksi tadi, Kepala Bidang Darat Dinas Perhubungan Provinsi Sumut, Darwin Purba mengaku jika masalah taksi berplat hitam yang mengakut penumpang di Bandara Kualanamu merupakan otoritas pihak Angkasa Pura. Untuk itu kata dia, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan pihak Angkasa Pura terkait tuntutan pedemo tersebut. “Jumat besok kita akan berkoordinasi dengan Angkasa Pura. Tetapi massa terlihat keberatan dengan alasan waktu terlalu lama,” ungkapnya.

Terkait izin operasi, diakui Darwin bahwa pihaknya yang mengeluarkan. Namun untuk mobil berplat hitam yang juga mengangkut penumpang di bandara, masih akan ditindaklanjuti di lapangan. “Mana kita tahu mobil berplat hitam di bandara juga mengangkut penumpang. Makanya setelah kita rapat dengan Angkasa Pura, kita akan cek lokasi,” kilahnya.

Disinggung mengenai masih lemahnya pengawasan Dishub di area Bandara Kualanamu terhadap beroperasinya taksi gelap, Darwin tak menampiknya. “Ya, bagaimana kita bisa mengawasinya sampai ke dalam bandara,” katanya.

Kendati begitu, Darwin mengatakan bahwa pihaknya akan bertindak tegas jika nantinya ada mobil berplat hitam yang mengangkut penumpang dari Bandara Kualanamu. “Yang pasti kita akan menindak tegas oknum-oknum yang tidak memiliki izin namun beroperasi di area bandara,” pungkasnya seraya menyebut taksi resmi berdasarkan data Dishub sebanyak 334 dari jumlah plafond 380 unit. (mag-6/ije)

MEDAN-Ratusan supir taksi resmi Bandara Kualanamu menggeruduk Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Pangeran Diponegoro, Senin (23/6) sekira pukul 12.00 WIB. Dalam tuntutannya massa meminta penertiban taksi gelap yang sampai kini masih beroperasi.

Aksi unjuk rasa tersebut diikuti beberapa perusahaan taksi seperti Matra, Nirmala Ceria, Bluebird, Buskopau, Naistrans dan Karsa. Dalam aksinya,  massa memblokir Jalan Diponegoro dengan memarkirkan ratusan armada mereka sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. Alhasil petugas Satlantas harus mengalihkan arus ke jalan lain.

Putra, salah seorang supir taksi mengungkapkan, aksi yang mereka lakukan bertujuan meminta Gubsu agar menghapuskan taksi berplat hitam alias taksi gelap dari Bandara Internasional Kualanamu. Menurut dia, masih beroperasinya mobil berplat hitam di bandara, menyebabkan pihaknya mengalami kerugian.

“Kami menuntut pemerintah (Gubsu, Red) menertibkan bahkan menghapuskan keberadaan taksi gelap dari Bandara Kualanamu. Mereka dengan bebasnya mengambil penumpang dari segala penjuru sehingga omset kami menurun,” katanya kepada wartawan di sela-sela aksi tersebut.

Lebih lanjut, pria berperawakan sawo matang itu menerangkan, bahwa di dalam bandara saat ini sudah terdapat counter di mana taksi gelap tersebut sudah diberi izin operasi. “Mereka dengan sesukanya mengangkut penumpang, sementara kami pengemudi resmi malah diabaikan,” akunya.

Dia mengaku sejak bandara beroperasi pada tahun lalu, pihaknya dikenakan pungutan Rp10.000 oleh PT RBM (Rodespa Barata Mandiri) untuk sekali trip. Karenanya, mereka menuntut agar PT RBM yg dinilai tidak mampu mengakomodir keluhan para supir taksi dibubarkan.

Pantauan wartawan di lokasi, aksi demo do depan Kantor Gubsu kemarin ricuh karena masih adanya perusahaan taksi yang tetap beroperasi bahkan tak sungkan melintas di Jalan Diponegoro, di saat ratusan sopir taksi lainnya menggelar demo.

Menanggapi aksi demo yang dilakukan sopir taksi tadi, Kepala Bidang Darat Dinas Perhubungan Provinsi Sumut, Darwin Purba mengaku jika masalah taksi berplat hitam yang mengakut penumpang di Bandara Kualanamu merupakan otoritas pihak Angkasa Pura. Untuk itu kata dia, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan pihak Angkasa Pura terkait tuntutan pedemo tersebut. “Jumat besok kita akan berkoordinasi dengan Angkasa Pura. Tetapi massa terlihat keberatan dengan alasan waktu terlalu lama,” ungkapnya.

Terkait izin operasi, diakui Darwin bahwa pihaknya yang mengeluarkan. Namun untuk mobil berplat hitam yang juga mengangkut penumpang di bandara, masih akan ditindaklanjuti di lapangan. “Mana kita tahu mobil berplat hitam di bandara juga mengangkut penumpang. Makanya setelah kita rapat dengan Angkasa Pura, kita akan cek lokasi,” kilahnya.

Disinggung mengenai masih lemahnya pengawasan Dishub di area Bandara Kualanamu terhadap beroperasinya taksi gelap, Darwin tak menampiknya. “Ya, bagaimana kita bisa mengawasinya sampai ke dalam bandara,” katanya.

Kendati begitu, Darwin mengatakan bahwa pihaknya akan bertindak tegas jika nantinya ada mobil berplat hitam yang mengangkut penumpang dari Bandara Kualanamu. “Yang pasti kita akan menindak tegas oknum-oknum yang tidak memiliki izin namun beroperasi di area bandara,” pungkasnya seraya menyebut taksi resmi berdasarkan data Dishub sebanyak 334 dari jumlah plafond 380 unit. (mag-6/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/