28.9 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Anak Kurang Mampu Harus Bisa Baca, Wibi Nugraha Dirikan Rumah Baca di Danau Siombak

fachril/sumut pos
GEMBIRA: Anak-anak asal Medan Marelan, terlihat gembira saat difoto di depan Rumah Baca Merah Putih yang berdiri di pinggir Danau Siombak, Paya Pasir, Medan Marelan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Baca Merah Putih merupakan karya dari Wibi Nugraha telah berdiri di pinggir Danau Siombak, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan.

Kehadiran rumah berukuran 8 X 4 meter berdindingkan tepas merupakan inspirasi dari Wibi Nugraha untuk memfasilitasi anak- anak kurang mampu untuk bisa membaca. “Rumah Baca ini saya bangun pada Bulan Februari lalu. Ini saya buat agat anak kurang mampu yang tinggal di sekitar Danau Siombak harus pintat,” ucap Wibi, Minggu (23/6).

Aktivis Lingkungan ini mengaku, sejak tahun 2006 ia telah menjadikan Danau Siombak bagian dari kawasan wisata mangrove. Sejak itulah, pria berusia 40 tahun ini membuat gagasan – gagasan baru di Danau Siombak untuk dijadikan sebagai destinasi wisata diperkenalkan secara umum.

Kini, ide yang menjadi tergetnya membangun Rumah Baca Merah Putih sudah rampung, berdiri di tepi danau dipadu pemandangan yang indah, Rumah Baca karyanya memiliki 8 rak masih kekurangan dokumentasi buku bagi anak – anak yang akan membaca di Rumah Buku tersebut.

“Sejak Apri lalu, Rumah Baca ini rampung. Untuk saat ini masih ada 300 buku yang terpajang. Saya sangat berharap ada swadaya atau sukarelawan untuk menyumbangkan buku di Rumah Baca yang sudah dibangunnya,” pinta Wibi.

Dengan berdirinya Rumah Baca itu, kata bapak anak dua ini, anak – anak yang tinggal di sekitar Danau Siombak dapat menikmati aktivitas membaca di Rumah Baca. Bahkan, anak – anak sudah bisa mengenal apa yang belum mereka ketahui dengan adanya Rumah Baca tersebut.

“Di sini, ada yang sekolah dan ada yang tidak sekolah. Tapi saya bersyukur dengan ada Rumah Baca ini, anak – anak di sini sudah punya tempat untuk persinggahan mereka membaca. Saya bangun ini, agar anak – anak bisa pintar dan bebas dari pergaulan bebas serta narkoba. Anak kurang mampu harus pintar membaca meski tak sekolah,” kata Wibi.

Dengan adanya Rumah Baca ini, ia membuka pintu lebar – lebar kepada masyarakat untuk datang menyumbangkan buku. Bahkan, ia siap memfasilitasi masyarakat menikmati panorama keindahan Danau Siombak dengan berkeliling danau. Sehingga, masyarakat dapat mengenai lebih dalam tentang sejarah Danau Siombak.

“Banyak yang tidak tahu, Danau Siombak ini punya nilai sejarah. Di sini dapat kita lihat keindahan gunung sampah, mangrove, penelusuran sungai dan kerambah kepiting serta jus nipah hasil karya kami di Danau Siombak,” cetus Wibi.

Diungkapkan Wibi, kehadirannya di Danau Siombak adalah bentuk kepeduliannya terhadap potensi mangrove di danau tersebut. Ia mampu membangun perubahan Danau Siombak berkat hasil keringat sendiri yang sehari – hari. Ia bertani mangrove untuk mendapatkan uang yang digunakannya untuk keluarga dan lingkungan.

“Ini semua saya perbuat dari diri saya, memang ada sebahagian teman – teman yang peduli. Tapi, sampai saat ini saya berjuang tanpa ada perhatian dari pemerintah. Saya yakin, kedepannya Danau Siombak ini akan menjadi icon wisata terbesar di Kota Medan,” tutur Wibi. (fac/ila)

fachril/sumut pos
GEMBIRA: Anak-anak asal Medan Marelan, terlihat gembira saat difoto di depan Rumah Baca Merah Putih yang berdiri di pinggir Danau Siombak, Paya Pasir, Medan Marelan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Baca Merah Putih merupakan karya dari Wibi Nugraha telah berdiri di pinggir Danau Siombak, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan.

Kehadiran rumah berukuran 8 X 4 meter berdindingkan tepas merupakan inspirasi dari Wibi Nugraha untuk memfasilitasi anak- anak kurang mampu untuk bisa membaca. “Rumah Baca ini saya bangun pada Bulan Februari lalu. Ini saya buat agat anak kurang mampu yang tinggal di sekitar Danau Siombak harus pintat,” ucap Wibi, Minggu (23/6).

Aktivis Lingkungan ini mengaku, sejak tahun 2006 ia telah menjadikan Danau Siombak bagian dari kawasan wisata mangrove. Sejak itulah, pria berusia 40 tahun ini membuat gagasan – gagasan baru di Danau Siombak untuk dijadikan sebagai destinasi wisata diperkenalkan secara umum.

Kini, ide yang menjadi tergetnya membangun Rumah Baca Merah Putih sudah rampung, berdiri di tepi danau dipadu pemandangan yang indah, Rumah Baca karyanya memiliki 8 rak masih kekurangan dokumentasi buku bagi anak – anak yang akan membaca di Rumah Buku tersebut.

“Sejak Apri lalu, Rumah Baca ini rampung. Untuk saat ini masih ada 300 buku yang terpajang. Saya sangat berharap ada swadaya atau sukarelawan untuk menyumbangkan buku di Rumah Baca yang sudah dibangunnya,” pinta Wibi.

Dengan berdirinya Rumah Baca itu, kata bapak anak dua ini, anak – anak yang tinggal di sekitar Danau Siombak dapat menikmati aktivitas membaca di Rumah Baca. Bahkan, anak – anak sudah bisa mengenal apa yang belum mereka ketahui dengan adanya Rumah Baca tersebut.

“Di sini, ada yang sekolah dan ada yang tidak sekolah. Tapi saya bersyukur dengan ada Rumah Baca ini, anak – anak di sini sudah punya tempat untuk persinggahan mereka membaca. Saya bangun ini, agar anak – anak bisa pintar dan bebas dari pergaulan bebas serta narkoba. Anak kurang mampu harus pintar membaca meski tak sekolah,” kata Wibi.

Dengan adanya Rumah Baca ini, ia membuka pintu lebar – lebar kepada masyarakat untuk datang menyumbangkan buku. Bahkan, ia siap memfasilitasi masyarakat menikmati panorama keindahan Danau Siombak dengan berkeliling danau. Sehingga, masyarakat dapat mengenai lebih dalam tentang sejarah Danau Siombak.

“Banyak yang tidak tahu, Danau Siombak ini punya nilai sejarah. Di sini dapat kita lihat keindahan gunung sampah, mangrove, penelusuran sungai dan kerambah kepiting serta jus nipah hasil karya kami di Danau Siombak,” cetus Wibi.

Diungkapkan Wibi, kehadirannya di Danau Siombak adalah bentuk kepeduliannya terhadap potensi mangrove di danau tersebut. Ia mampu membangun perubahan Danau Siombak berkat hasil keringat sendiri yang sehari – hari. Ia bertani mangrove untuk mendapatkan uang yang digunakannya untuk keluarga dan lingkungan.

“Ini semua saya perbuat dari diri saya, memang ada sebahagian teman – teman yang peduli. Tapi, sampai saat ini saya berjuang tanpa ada perhatian dari pemerintah. Saya yakin, kedepannya Danau Siombak ini akan menjadi icon wisata terbesar di Kota Medan,” tutur Wibi. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/