Bila dibandingkan secara fisik antara Kualanamu International Airport (KNIA) dan Polonia jelas sangat berbeda. Selain tampungan kapasitas yang paling mencolok dari kedua bandara ini adalah bentuk bangunan. Begitu anda melihat atau menginjakkan kaki ke Kualanamu, maka yang pertama kali yang terbersit dalam benak anda adalah, Bandara ini sangat mewah. Ya, bangunan yang mayoritas berwarna putih, arsitektur yang menarik, serta luasnya bandara ini.
Kalau dilihat sekilas, bentuk bangunan yang memiliki cita rasa seni tinggi ini akan mengingatkan kita betapa miripnya bangunan ini dengan bandara internasional. Hal itu tidak perlu diragukan lagi, karena secara harfiah, PT Angkasa Pura (AP) II telah melakukan penandatangan perjanjian kerjasama dengan Incheon International AirportCorporation (IIAC) pada 25 Juni 2012 yang lalu.
IIAC ini merupakan sebuah bandara swasta yang terbesar di Korea selatan, bahkan melalui data survey, bandara ini merupakan yang tersibuk di dunia. Sejak tahun 2005 yang lalu, bandara ini sudah mendapatkan predikat sebagai bandara terbaik secaraberturut-turut sebanyak 5 kali oleh Dewan Bandar Udara Internasional dan menerima peringkat 5 bintang oleh Skytrax, dan ini sebuah pengakuan yang bergengsi untuk sebuah bandara di seluruh dunia.
Predikat yang disandang oleh Incheon ini yang membuat PT AP II mengirimkan beberapa personil dari AP II Polonia Medan untuk melakukan studi banding ke Korea Selatan, dengan harapan, manajemen Kualanamu nanti dapat berjalan selayaknya Incheon, dan bila memungkinkan mendapatkan predikat yang disandang oleh Incheon.
Dalam pelaksanaan sehari-hari juga, Kualanamu akan mencontoh sistem yang digunakan oleh Incheon. Yaitu menggunakan teknologi yang tinggi, sehingga mengurangi tenaga kerja. Contohnya, dalam hal toilet. Kloset yang akan digunakan adalah kloset duduk, dengan harapan, kamar mandi tidak akan banjir atau becek lagi. Dengan kata lain tenaga kerja untuk penjaga kamar mandi dapat dikurangi.
Hal lain yang di adopsi dari Incheon ke Kualanamu adalah penunjukkan jati diri Kualanamu. Saat operasional ada beberapa orang yang khusus menggunakan pakaian adat sesuai dengan etnis yang ada di Sumatera Utara.
Kepala Cabang PT AP II Bandara polonia Medan, Said Ridwan menyatakan saat dirinya melakukan studi banding dinegara tersebut, dirinya merasa kagum dengan adanya penampilan beberapa gadis yang menggunakan baju adat Korea. Setiap harinya berrganti. “Inilah yang akan menjadi jati diri Kualanamu yang terletak di Sumut. Selain menjadi daya tarik, dengan adanya pakaian adat ini juga dapat menarik pariwisata Sumut,” ujarnya. (ram)