JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tiga pasang Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta periode 2017-2022 bertarung untuk memperebutkan kursi pemimpin ibu kota. Pertarungan ketiganya akan berlangsung sengit, mengingat para kandidatnya memiliki populeritas dan elektabilitas yang baik.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menjadwalkan pendaftaran Cagub-Cawagub untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 dimulai dari tanggal 21 hingga 23 September 2016. Hingga berita ini diterima redaksi, Jumat (23/9) pukul 23.30, KPU telah menerima tiga pasangang kandidat cagub dan cawagub.
Adapun tiga kandidat yang sudah mendaftar, Kamis (22/9), Basuki Tjahaja Purnama ‘Ahok’ dan Djarot Saiful Hidayat diusung PDI-P, Partai Golkar, Hanura dan NasDem sebanyak 52 kursi DPRD DKI Jakarta.
Selanjutnya, Jumat (23/9) sekira pukul 19.50, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendatangi KPU diiringi musik Marawis. Kehadiran putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono guna mendaftar sebagai kandidat cagub dan cawagub.
Berselang sejam berlalu, giliran Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno, mendaftar secara resmi, ke KPU DKI Jakarta di Jalan Salemba. Pasangan tersebut diusung Partai Gerindra dan PKS (26 kursi). Setelah, proses pendaftran rampung, Anies-Sandi bersama tim sukses langsung menuju ke rumah mantan Ketua DPD PDIP DKI, Boy Bernadi Sadikin di Jalan Borobudur No 2, Menteng, Jakarta Selatan.
Bila drama politik PDI-P sudah berakhir dengan memutuskan Ahok-Djarot, maka lebih dramatis dan membuat banyak orang terkejut dengan langkah beranir Agus Harimurti Yudhoyono mendaftarkan diri menjadi kandidat Cagub DKI Jakarta. Di tengah karir Agus di TNI Angkatan Darat (AD) menjadi buah bibir sejumlah kalangan, baik bagi prajurit TNI dan masyarakat umum yang kerap memujinya suami dari Annisa Pohan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku terkejut saat mendengar Mayor TNI (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono dimajukan menjadi bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Padahal, Agus merupakan satu prajurit gemilang di TNI Angkatan Darat. “Saya berat, tapi itu pilihan pribadi, hak pribadi. Saya harus melepaskannya itu,” ujarnya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (23/9).
Gatot menyebutkan, Agus adalah salah satu kader yang disiapkan untuk menjadi pemimpin di TNI. Prestasi Agus mulai dari pendidikan di SMA Taruna hingga Akademi Militer belum terkalahkan. “Saya menyayangkan. Saya sudah siapkan kader, lihat kadernya pilih berpolitik, berat ya,” katanya.
Menurut Gatot, tak hanya Agus yang mengundurkan diri untuk maju dalam kontestasi politik. Ia mendapatkan informasi bahwa ada anggota TNI AD di Jawa Tengah dan Jawa Barat melakukan hal serupa. Namun, ia mengaku belum mendapatkan laporan resmi soal itu.
Mantan kepala staf TNI Angkatan Darat tersebut mengatakan, bahwa Agus tidak akan mendapatkan uang pensiun karena keputusannya itu. Agus mengundurkan diri sebelum menggenapi masa dinas kemiliterannya sebelum 20 tahun. “Dia angkatan 2000. Jadi baru 16 tahun berdinas,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa Agus tidak akan dapat kembali menjadi anggota TNI apabila dirinya kalah dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta nanti. “Saya menjamin dia tidak akan bisa kembali lagi jadi prajurit,” tegasnya.