32.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Fenomena La Nina: BMKG Imbau Warga Tetap Waspada

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, bahwa saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate). Hàl itu dikatakan Deputi Bidang Meteorologi Guswanto melalui Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Defri Mandoza kepada Sumut Pos di Medan, Jumat (23/10).

MENDUNG: Cuaca mendung dilihat dari salah satu sudut Kota Medan. Dalam tiga hari ke depan, Kota Medan dilanda cuaca ekstrem.
MENDUNG: Cuaca mendung dilihat dari salah satu sudut Kota Medan.

Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.

“Bagi Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri,” ujarnya.

Ia menjelaskan, selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.

Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini, tambahnya, menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan berpotensi hujan.

“Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Berdasarkan kondisi ini, kata Defri, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan Intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Adapun, untuk periode 18-24 Oktober 2020 dampak MJO berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah di Indònesia, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

“Masyarakat Indonesia, terutama Sumut juga diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” pungkasnya. (mag-1/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, bahwa saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate). Hàl itu dikatakan Deputi Bidang Meteorologi Guswanto melalui Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Defri Mandoza kepada Sumut Pos di Medan, Jumat (23/10).

MENDUNG: Cuaca mendung dilihat dari salah satu sudut Kota Medan. Dalam tiga hari ke depan, Kota Medan dilanda cuaca ekstrem.
MENDUNG: Cuaca mendung dilihat dari salah satu sudut Kota Medan.

Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.

“Bagi Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri,” ujarnya.

Ia menjelaskan, selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.

Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini, tambahnya, menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan berpotensi hujan.

“Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Berdasarkan kondisi ini, kata Defri, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan Intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Adapun, untuk periode 18-24 Oktober 2020 dampak MJO berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah di Indònesia, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

“Masyarakat Indonesia, terutama Sumut juga diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” pungkasnya. (mag-1/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/