Celakanya, Daniel tak sempat memberi kabar pada sejawatnya di maskapai berlogo Singa Merah tersebut. Pasalnya, telepon selulernya tertinggal di kantor.
“Handphone, sedang saya charger di kantor, karena kerusuhan ini saya harus ke lapangan. Saya dibawa penumpang, handphone bunyi terus, tapi saya tidak pegang handphone, banyak yang hubungi saya. Tapi saat itu saya nggak ikut terbangin pesawat,” tambah Daniel.
Drama penyanderaan yang dialami Daniel juga berlangsung sangat lama. Pria bertubuh tambun itu baru dilepaskan setelah seluruh penumpang mendapatkan dana kompensasi.
“Balik lagi jam 2 siang Kamis ke sini (Bandara Soekarno Hatta). Pengalamanlah,” kata Daniel seraya melempar senyum. (chi/jpnn)