26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

JR Saragih Hibahkan Rp640 Juta untuk Rehab Makam

Di sini, kelima makam raja pun dimakamkan secara terpisah yakni Sang Majadi dan Panglima Sibongko dimakamkan di Kampung Melayu yang letaknya tak jauh dari Ihutan Bonor atau yang dikenal dengan Kampung Seberang. Di kampung tersebut, tiga raja lainnya yakni Opung Nabatua, Raja Naisimin Gintar serta Puang Bolon Damanik dimakamkan.

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Simalungun, Amran Sinaga menuturkan, bila Sang Majadi dan Panglima Sibongko dimakamkan di Kampung Melayu karena dari mereka berdualah yang menghidupkan istana di Tanah Jawa meski kini istana tersebut telah diubah menjadi Masjid.

“Di Tanah Jawa ini banyak situs sejarah yang bisa diangkat menjadi destinasi wisata. Termasuk masjid hingga rumah-rumah yang masih orisinil. Pembenahan inilah akan dilakukan hingga akhir 2017. Termasuk biografinya sehingga wisatawan yang datang bisa tahu asal usul kelahiran raja di Tanah Jawa,” bebernya.

Hal serupa diutarakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Resman Saragih. Baginya, perjuangan dari raja-raja di Kabupaten Simalungun harus terus diingat dan dilestarikan. Bahkan, ini menjadi focus salah satu percepatan serta menjadi alat pendukung dalam menghidupkan pesona Danau Toba sebagaimana yang sudah ditetapkan Presiden Jokowi sebagai salah satu destinasi prioritas.

“Hasil perjuangan dari raja-raja di Kabupaten Simalungun harus terus diingat, sejarah keberhasilan mereka tidak boleh luntur. Melalui perjuangan raja-raja ini maka menjadi bagian yang penting dalam pertumbuhan budaya khususnya anak muda yang harus menghargai para leluhur,” tutupnya. (osi/adz)

Di sini, kelima makam raja pun dimakamkan secara terpisah yakni Sang Majadi dan Panglima Sibongko dimakamkan di Kampung Melayu yang letaknya tak jauh dari Ihutan Bonor atau yang dikenal dengan Kampung Seberang. Di kampung tersebut, tiga raja lainnya yakni Opung Nabatua, Raja Naisimin Gintar serta Puang Bolon Damanik dimakamkan.

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Simalungun, Amran Sinaga menuturkan, bila Sang Majadi dan Panglima Sibongko dimakamkan di Kampung Melayu karena dari mereka berdualah yang menghidupkan istana di Tanah Jawa meski kini istana tersebut telah diubah menjadi Masjid.

“Di Tanah Jawa ini banyak situs sejarah yang bisa diangkat menjadi destinasi wisata. Termasuk masjid hingga rumah-rumah yang masih orisinil. Pembenahan inilah akan dilakukan hingga akhir 2017. Termasuk biografinya sehingga wisatawan yang datang bisa tahu asal usul kelahiran raja di Tanah Jawa,” bebernya.

Hal serupa diutarakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Resman Saragih. Baginya, perjuangan dari raja-raja di Kabupaten Simalungun harus terus diingat dan dilestarikan. Bahkan, ini menjadi focus salah satu percepatan serta menjadi alat pendukung dalam menghidupkan pesona Danau Toba sebagaimana yang sudah ditetapkan Presiden Jokowi sebagai salah satu destinasi prioritas.

“Hasil perjuangan dari raja-raja di Kabupaten Simalungun harus terus diingat, sejarah keberhasilan mereka tidak boleh luntur. Melalui perjuangan raja-raja ini maka menjadi bagian yang penting dalam pertumbuhan budaya khususnya anak muda yang harus menghargai para leluhur,” tutupnya. (osi/adz)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/