26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Polisi Bungkam, Pengelola Kantin Belum Juga Diperiksa

Terkait Puluhan Buruh di BICT Keracunan Makanan

BELAWAN- Hingga, Sabtu (24/3) siang, kondisi kesehatan puluhan buruh di Belawan Internasional Container Terminal (BICT) yang menjalani perawatan di tiga rumah sakit mulai membaik. Bahkan sejumlah korban yang sempat diopname diduga akibat keracunan makanan mulai meninggalkan rumah sakit. Namun sampai sejauh ini penyidik Polres Pelabuhan Belawan belum memeriksa pihak pengelola kantin di bawah nauangan Koperasi Karyawan Pelabuhan (Kopkarpel) tersebut.

Pantauan Sumut Pos di Mapolres Pelabuhan Belawan, kasus dugaan keracunan makanan puluhan buruh peti kemas di BICT penanganan perkaranya oleh aparat berwajib masih terkesan tertutup. Para petugas penyidik terlihat bungkam saat ditanyai seputar kasus sangkaan keracunan yang terjadi di perusahaan BUMN itu.

“Tanyakan sama komandan (Kasat Reskrim-red) saja, kami dilarang untuk berbicara soal itu,” sebut, seorang petugas berpakaian kemeja putih ini.
Namun begitu, petugas yang tak mau namanya dikorankan ini menyebutkan, kantin yang berada di areal milik PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I tersebut dikelola oleh pihak Kopkarpel.”Itu kantin dikelola Kopkarpel, sedangkan pihak pemasok makanan kepada puluhan buruh belum diperiksa,” tandasnya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam Wahyudi ketika dikonfirmasi Sumut Pos via telepon selularnya tetap enggan memberikan keterangan. Bahkan pertanyaan yang dikirim melalui layanan pesan singkat ke nomor handponenya tak kunjung dijawab.
Hal serupa juga terjadi pada Asisten Menejer Hukum dan Humas BICT, Suratman. Saat dihubungi via selularnya, mantan Asmen Pelabuhan Tanjung Pinang tersebut tidak mengaktifkan telepon selularnya.

Informasi diperoleh Sumut Pos, dampak dari puluhan pekerja di BICT diduga keracunan itu juga turut berimbas pada terganggunya aktivitas jasa bongkar muat peti kemas di pelabuhan terbesar ke tiga di luar Pulau Jawa ini. “Proses bongkar muat hari ini memang sedikit terlambat, kabarnya beberapa pekerja crane dan yang lainnya masuk rumah sakit gara-gara keracunan makanan,” kata, Edi Lubis (35) salah seorang supir trailer pengangkut peti kemas.

Seperti diberitakan, diperkirakan sekitar 80 pekerja di pelabuhan peti kemas berkelas internasional ini mengalami gejala aneh, kondisi kesehatan mereka menurun setelah menyantap nasi bungkus pada, Kamis (22/3) malam sekira pukul 23.45 Wib. (mag-17)

Terkait Puluhan Buruh di BICT Keracunan Makanan

BELAWAN- Hingga, Sabtu (24/3) siang, kondisi kesehatan puluhan buruh di Belawan Internasional Container Terminal (BICT) yang menjalani perawatan di tiga rumah sakit mulai membaik. Bahkan sejumlah korban yang sempat diopname diduga akibat keracunan makanan mulai meninggalkan rumah sakit. Namun sampai sejauh ini penyidik Polres Pelabuhan Belawan belum memeriksa pihak pengelola kantin di bawah nauangan Koperasi Karyawan Pelabuhan (Kopkarpel) tersebut.

Pantauan Sumut Pos di Mapolres Pelabuhan Belawan, kasus dugaan keracunan makanan puluhan buruh peti kemas di BICT penanganan perkaranya oleh aparat berwajib masih terkesan tertutup. Para petugas penyidik terlihat bungkam saat ditanyai seputar kasus sangkaan keracunan yang terjadi di perusahaan BUMN itu.

“Tanyakan sama komandan (Kasat Reskrim-red) saja, kami dilarang untuk berbicara soal itu,” sebut, seorang petugas berpakaian kemeja putih ini.
Namun begitu, petugas yang tak mau namanya dikorankan ini menyebutkan, kantin yang berada di areal milik PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I tersebut dikelola oleh pihak Kopkarpel.”Itu kantin dikelola Kopkarpel, sedangkan pihak pemasok makanan kepada puluhan buruh belum diperiksa,” tandasnya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam Wahyudi ketika dikonfirmasi Sumut Pos via telepon selularnya tetap enggan memberikan keterangan. Bahkan pertanyaan yang dikirim melalui layanan pesan singkat ke nomor handponenya tak kunjung dijawab.
Hal serupa juga terjadi pada Asisten Menejer Hukum dan Humas BICT, Suratman. Saat dihubungi via selularnya, mantan Asmen Pelabuhan Tanjung Pinang tersebut tidak mengaktifkan telepon selularnya.

Informasi diperoleh Sumut Pos, dampak dari puluhan pekerja di BICT diduga keracunan itu juga turut berimbas pada terganggunya aktivitas jasa bongkar muat peti kemas di pelabuhan terbesar ke tiga di luar Pulau Jawa ini. “Proses bongkar muat hari ini memang sedikit terlambat, kabarnya beberapa pekerja crane dan yang lainnya masuk rumah sakit gara-gara keracunan makanan,” kata, Edi Lubis (35) salah seorang supir trailer pengangkut peti kemas.

Seperti diberitakan, diperkirakan sekitar 80 pekerja di pelabuhan peti kemas berkelas internasional ini mengalami gejala aneh, kondisi kesehatan mereka menurun setelah menyantap nasi bungkus pada, Kamis (22/3) malam sekira pukul 23.45 Wib. (mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/