28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Manajemen Pirngadi Mengaku Salah

Kasus Pasien Meninggal karena Terlambat Ditangani

MEDAN-Kasus meninggalnya Anastasya F Situmeang (7 bulan) di ruang IGD RSU dr Pirngadi Medan, diakui karena kesalahan tim medis RSU dr Pirngadi yang lambat menangani.

“Kami manajemen RSU dr Pirngadi Medan meminta maaf dan kami mengaku salah. Kami minta sudi kiranya keluarga Mualtua Situmeang dan Rini O br Sinaga menerima maaf kami,” kata Wadir Keperawatan RSU dr Pirngadi Medan, dr Amran Lubis didampingi Wadir RSU dr Pirngadi, Yasin, Kabag Keuangan RSU dr Pirngadi Medan, Rustam, Kasubbag Hukum dan Humas RSU dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin SH MKes, di ruang rapat I RSU dr Pirngadi Medan, Selasa (24/4) siang.

Ke depan, katanya, mereka berjanji akan menata ulang semuanya sesuai dengan SOP dari Dirjen Kemenkes.
“Memang dalam hal ini dokter yang bersangkutan tak beretika, karena memakai telepon dalam menangani pasien. Kita juga menekankan agar supervisor dan dokter spesialis lebih mengutamakan pasien terlebih dahulu.

Ke depannya kita juga akan menempatkan dokter dan perawat yang sudah mempunyai sertifikasi,” jelasnya.
Mengenai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang berada di IGD, ke depannya semuanya akan ditemani oleh dokter spesialis dan dokter spesialis tak boleh meninggalkan lokasi.

“Jika ada dokter PPDS dan dokter spesialis serta perawat yang melakukan kesalahan akan kita teliti kesalahannya dan akan kita berikan sanksi, sesuai dengan yang berlaku dan kita juga akan berkoordinasi dengan pihak kampusnya,” bebernya.

Bagaimana dengan investigasi yang dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Arman Lubis menuturkan wajar saja karena itu merupakan lembaga yang mengawasi kinerja dokter.

“Sah-sah saja mereka melakukan investigasi. Namun, untuk investigasi terhadap rumah sakit, IDI tak ada mempunyai wewenang,” ujarnya.
Mengenai lambatnya penanganan yang diberikan oleh rumah sakit, Amran mengaku, ke depannya rumah sakit akan lebih memberikan pelayanan yang lebih bagus lagi.

“Pelayanan akan kita tingkatkan lagi sesuai dengan standart dunia dan akan dilakukan evaluasi sekali sebulan. Tak hanya itu, di depan IGD akan disiagakan satu dokter dengan dua perawat dan satu dokter spesialis lagi agar masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan tak terganggu lagi,” pungkasnya.

Sugiyanto Situmeang, Pengurus Muda-mudi Marga Situmeang se-Sumut dan se-Indonesia yang ditemani Israel Situmeang, Pengurus Marga Situmeang se-Kota Medan, Keluarga Situmeang, Keluarga Sinaga, Mualtua Situmeang dan istrinya, Rini O br Sinaga menerima maaf dari pihak RSU Dr Pirngadi Medan.

“Kita menerima permintaan maaf dari pihak RSU dr Pirngadi Medan dan kita minta dengan tegas agar rumah sakit lebih menghargai manusia dan lebih mengutamakan pelayanan yang lebih bagus lagi ke depannya karena ini merupakan rumah sakit milik semua umum. Kasus ini sampai di sini dan sudah selesai semuanya serta tak akan diperpanjang lagi,” bebernya.

Disambungnya, pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada semua media.
Dijelaskannya, cukup hanya Anastasya saja dan jangan ada Anastasya yang lain. “Cukup hanya anak, cucu kami ini saja yang menjadi korban dan jangan ada Anastasya-Anastasya yang lain lagi,” kata Rini O br Sinaga.

Mengenai uang yang diberikan oleh Wali Kota Medan, Rahudman Harahap di dalam ruangan Sekda Kota Medan, Senin (23/4) kemarin, Sugiyanto mengaku menolaknya.

“Kami sangat berterima kasih dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Wali Kota Medan, Bapak Rahudman Harahap atas uang pemberian dari Pak Wali Kota Medan. Tapi dengan tegas kami menolaknya, bukan karena kami orang kaya atau kami minta uang. Namun, yang kami minta agar pelayanan lebih diterapkan lagi dan lebih ditingkatkan lagi ke depannya. Alangkah lebih baiknya jika uang ini diberikan kepada orang yang lebih membutuhkannya,” kata Sugiyanto sambil menyerahkan uang tersebut kepada manajemen RSU dr Pirngadi Medan yang diterima oleh Wadir Keperawatan RSU dr Pirngadi Medan, Dr Amran Lubis dan disaksikan oleh seluruh pegawai rumah sakit dan marga Situmeang dan marga Sinaga.(jon)

Dirut tak Pernah Hadir

Setiap pertemuan yang dilakukan antara keluarga Anastasya F Situmeang dan pihak RSU dr Pirngadi Medan, Dirut RSU dr Pirngadi Medan, Dewi Syahnan tak pernah hadir.

“Ibu sedang menemani orangtuanya yang sakit di Singapura,” kata Wadir Keperawatan RSU dr Pirngadi Medan, Dr Amran Lubis, di Ruang Rapat I, Selasa (24/4) siang.

Menurutnya, dirut sudah mengetahui hal ini namun tak bisa hadir setiap pertemuan.
“Keluarga Ibu Dirut yakni orangtuanya sakit dan masih dirawat di Singapura. Jadi kami dipercayakan untuk melakukan pertemuan,” jelasnya.(jon)

Kasus Pasien Meninggal karena Terlambat Ditangani

MEDAN-Kasus meninggalnya Anastasya F Situmeang (7 bulan) di ruang IGD RSU dr Pirngadi Medan, diakui karena kesalahan tim medis RSU dr Pirngadi yang lambat menangani.

“Kami manajemen RSU dr Pirngadi Medan meminta maaf dan kami mengaku salah. Kami minta sudi kiranya keluarga Mualtua Situmeang dan Rini O br Sinaga menerima maaf kami,” kata Wadir Keperawatan RSU dr Pirngadi Medan, dr Amran Lubis didampingi Wadir RSU dr Pirngadi, Yasin, Kabag Keuangan RSU dr Pirngadi Medan, Rustam, Kasubbag Hukum dan Humas RSU dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin SH MKes, di ruang rapat I RSU dr Pirngadi Medan, Selasa (24/4) siang.

Ke depan, katanya, mereka berjanji akan menata ulang semuanya sesuai dengan SOP dari Dirjen Kemenkes.
“Memang dalam hal ini dokter yang bersangkutan tak beretika, karena memakai telepon dalam menangani pasien. Kita juga menekankan agar supervisor dan dokter spesialis lebih mengutamakan pasien terlebih dahulu.

Ke depannya kita juga akan menempatkan dokter dan perawat yang sudah mempunyai sertifikasi,” jelasnya.
Mengenai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang berada di IGD, ke depannya semuanya akan ditemani oleh dokter spesialis dan dokter spesialis tak boleh meninggalkan lokasi.

“Jika ada dokter PPDS dan dokter spesialis serta perawat yang melakukan kesalahan akan kita teliti kesalahannya dan akan kita berikan sanksi, sesuai dengan yang berlaku dan kita juga akan berkoordinasi dengan pihak kampusnya,” bebernya.

Bagaimana dengan investigasi yang dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Arman Lubis menuturkan wajar saja karena itu merupakan lembaga yang mengawasi kinerja dokter.

“Sah-sah saja mereka melakukan investigasi. Namun, untuk investigasi terhadap rumah sakit, IDI tak ada mempunyai wewenang,” ujarnya.
Mengenai lambatnya penanganan yang diberikan oleh rumah sakit, Amran mengaku, ke depannya rumah sakit akan lebih memberikan pelayanan yang lebih bagus lagi.

“Pelayanan akan kita tingkatkan lagi sesuai dengan standart dunia dan akan dilakukan evaluasi sekali sebulan. Tak hanya itu, di depan IGD akan disiagakan satu dokter dengan dua perawat dan satu dokter spesialis lagi agar masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan tak terganggu lagi,” pungkasnya.

Sugiyanto Situmeang, Pengurus Muda-mudi Marga Situmeang se-Sumut dan se-Indonesia yang ditemani Israel Situmeang, Pengurus Marga Situmeang se-Kota Medan, Keluarga Situmeang, Keluarga Sinaga, Mualtua Situmeang dan istrinya, Rini O br Sinaga menerima maaf dari pihak RSU Dr Pirngadi Medan.

“Kita menerima permintaan maaf dari pihak RSU dr Pirngadi Medan dan kita minta dengan tegas agar rumah sakit lebih menghargai manusia dan lebih mengutamakan pelayanan yang lebih bagus lagi ke depannya karena ini merupakan rumah sakit milik semua umum. Kasus ini sampai di sini dan sudah selesai semuanya serta tak akan diperpanjang lagi,” bebernya.

Disambungnya, pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada semua media.
Dijelaskannya, cukup hanya Anastasya saja dan jangan ada Anastasya yang lain. “Cukup hanya anak, cucu kami ini saja yang menjadi korban dan jangan ada Anastasya-Anastasya yang lain lagi,” kata Rini O br Sinaga.

Mengenai uang yang diberikan oleh Wali Kota Medan, Rahudman Harahap di dalam ruangan Sekda Kota Medan, Senin (23/4) kemarin, Sugiyanto mengaku menolaknya.

“Kami sangat berterima kasih dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Wali Kota Medan, Bapak Rahudman Harahap atas uang pemberian dari Pak Wali Kota Medan. Tapi dengan tegas kami menolaknya, bukan karena kami orang kaya atau kami minta uang. Namun, yang kami minta agar pelayanan lebih diterapkan lagi dan lebih ditingkatkan lagi ke depannya. Alangkah lebih baiknya jika uang ini diberikan kepada orang yang lebih membutuhkannya,” kata Sugiyanto sambil menyerahkan uang tersebut kepada manajemen RSU dr Pirngadi Medan yang diterima oleh Wadir Keperawatan RSU dr Pirngadi Medan, Dr Amran Lubis dan disaksikan oleh seluruh pegawai rumah sakit dan marga Situmeang dan marga Sinaga.(jon)

Dirut tak Pernah Hadir

Setiap pertemuan yang dilakukan antara keluarga Anastasya F Situmeang dan pihak RSU dr Pirngadi Medan, Dirut RSU dr Pirngadi Medan, Dewi Syahnan tak pernah hadir.

“Ibu sedang menemani orangtuanya yang sakit di Singapura,” kata Wadir Keperawatan RSU dr Pirngadi Medan, Dr Amran Lubis, di Ruang Rapat I, Selasa (24/4) siang.

Menurutnya, dirut sudah mengetahui hal ini namun tak bisa hadir setiap pertemuan.
“Keluarga Ibu Dirut yakni orangtuanya sakit dan masih dirawat di Singapura. Jadi kami dipercayakan untuk melakukan pertemuan,” jelasnya.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/