28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Dokter Sebut Kekurangan Oksigen

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.

SUMUTPOS.CO – Dokter forensik RS Pirngadi, dr Erianto mengatakan penyebab tewasnya keempat pelaut dikarenakan kekurangan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Tanda-tanda tersebut diketahui dari hasil otopsi luar keempat jenazah.

“Tanda-tanda itu ada 3. Pertama sianosis yakni warna kebiruan di ujung

jari tangan dan jari kaki korban. Kedua, ada bintik-bintik pendarahan di daerah bagian kelopak mata bagian dalam bawah. Dan yang ke 3 ada bui halus yang sukar pecah pada ke 2 lobang hidup korban,” terang dr Erianto.

Hal tersebut ia sebut sebagai asfiksia. Penyebab asfiksia itu sendiri dikarenakan berkurangnya kadar O2 dan meningkatnya kadar CO2 di dalam darah dan jaringan. “Itulah yang menyebabkan timbulnya asfiksia. Dan itulah yang membuat para korban menjadi sesak nafas penumpukan lendir di saluran penafasan,” pungkasnya.

Terkait gas yang disebut muncul dari ikan busuk di dalam palka kapal, dr Erianto tak dapat berkomentar banyak, karena pihak keluarga tak menyetujui dilakukannya otopsi dalam pada jenazah. “Kita sukar mengetahui apa penyebab kematian korban. Soalnya, kita tidak melakukan otopsi,” bebernya. (ind/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah nelayan korban ikan busuk, saat dibawa pulang keluarganya.

SUMUTPOS.CO – Dokter forensik RS Pirngadi, dr Erianto mengatakan penyebab tewasnya keempat pelaut dikarenakan kekurangan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Tanda-tanda tersebut diketahui dari hasil otopsi luar keempat jenazah.

“Tanda-tanda itu ada 3. Pertama sianosis yakni warna kebiruan di ujung

jari tangan dan jari kaki korban. Kedua, ada bintik-bintik pendarahan di daerah bagian kelopak mata bagian dalam bawah. Dan yang ke 3 ada bui halus yang sukar pecah pada ke 2 lobang hidup korban,” terang dr Erianto.

Hal tersebut ia sebut sebagai asfiksia. Penyebab asfiksia itu sendiri dikarenakan berkurangnya kadar O2 dan meningkatnya kadar CO2 di dalam darah dan jaringan. “Itulah yang menyebabkan timbulnya asfiksia. Dan itulah yang membuat para korban menjadi sesak nafas penumpukan lendir di saluran penafasan,” pungkasnya.

Terkait gas yang disebut muncul dari ikan busuk di dalam palka kapal, dr Erianto tak dapat berkomentar banyak, karena pihak keluarga tak menyetujui dilakukannya otopsi dalam pada jenazah. “Kita sukar mengetahui apa penyebab kematian korban. Soalnya, kita tidak melakukan otopsi,” bebernya. (ind/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/