28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Jalan Gatot Subroto Kembali Dua Arah

MEDAN-Pemko Medan akan melakukan rekayasa lalulintas dengan mengubah jalur Jalan Gatot Subroto dari satu jalur menjadi dua jalur. Alasannya, karena ada kejanggalan.

“Intinya Jalan Gatot Subroto itu akan kita kembalikan dua jalur karena selama ini kita melihat ada kejanggalan, seperti di depan Medan Fair Plaza dengan jalan sepanjang itu kok bisa jadi satu arah, saya tidak tahu itu kepentingan siapa, makanya akan kita kembalikan menjadi dua arah untuk kepentingan masyarakat,” tegas Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, di sela-sela melakukan penanaman pohon di acara Go Green PT Mandiri dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit di kantor PPKS.

Rahudman juga mengatakan untuk beberapa jalan yang selama ini satu arah juga akan dievalusi kembali.
“Kita akan evaluasi kembali apakah kalau dikembalikan menjadi dua arah akan menguntungkan dan bisa mengatasi kemacetan, kalau hasil evaluasinya menguntungkan akan kita kembalikan lagi menjadi dua arah,” terang Rahudman.

Ditanya kapan perubahan arus di Jalan Gatot Subroto itu akan direalisasikan Pemko Medan, Rahudman mengatakan dalam waktu dekat ini kita akan menggelar rapat forum lalulintas. “Nantilah, setelah kita gelar rapat forum lalulintas dulu,” kata Rahudman.

Sementara, pengamat transportasi dan tata ruang, Ir Filiyanti Bangun menjelaskan, rekayasa lalulintas dengan mengubah jalur Jalan Gatot Subroto dari satu jalur menjadi dua jalur akan berdampak positif dan akan mendapatkan tiga manfaat.

Pertama, kata Filliyanti, perubahan arus Jalan Gatot Subroto ini akan meminimalisir dampak bottleneck (leher botol). “Selama ini arah Medan Plaza menuju ke arah barat ke Jalan Binjai, selama ini kan sering terjadi penyempitan arus, sehingga kalau nanti Jalan Gatot Subroto ini diubah menjadi dua arus, maka ini bisa memnimalisir bottleneck, dari Medan Plaza ke arah barat yakni ke Jalan Binjai arus lalu lintasnya akan menjadi tidak begitu padat,” ucap Filiyanti.

Namun, lanjutnya, ada persyaratan yang tetap harus dilakukan Pemko Medan, di mana Pemko Medan harus membangun kanalisasi untuk angkutan kota yang ngetem, begitu juga dari arah Jalan Guru Patimpus juga harus dibangun kanalisasi sehingga angkutan kota yang ngetem di depan Medan Fair Plaza tidak akan menjadi sumber kemacetan.

“Pemko Medan juga perlu membuat kanalisasi untuk pengguna sepeda motor, sebab pengguna sepeda motor tidak bisa disamakan jalurnya dengan bus atau mobil pribadi, oleh karenanyalah harus ada kanalisasi ini sehingga arus di Jalan Gatot Subroto itu tidak macet,” terang Filliyanti.
Manfaat kedua terang Filliyanti, perubahan arus bisa mengurangi kemacetan di jalan protokol di inti kota.

“Selama ini karena satu jalur, maka warga biasanya tetap harus memutar arah dan senantiasa melintasi inti kota seperti dari Jalan Iskandar Muda masuk ke Jalan Gajah Mada lalu ke S Parman dan masuk ke Jalan Raden Saleh, sehingga membuat kepadatan di inti kota. Tentunya, kalau jalan Gatot Subroto ini sudah dua jalur, maka masyarakat tidak perlu memutar lagi dari inti kota tapi bisa langsung ke Jalan Guru Patimpus,” jelas Filliyanti.
Dan manfaat ketiga, kata Filliyanti, jika nantinya Pemko Medan akan mengimplementasikan busway Trans Medan maka arus dua jalur di Jalan Gatot Subroto ini akan sangat menguntungkan.

“Kebetulan saya juga tenaga ahli untuk pengkajian bus way Mebidangro koridor 1, jadi kalau nanti penerapan bus way ini jadi tentu arus dua jalur di Jalan Gatot Subroto ini akan berdampak baik, bahkan dari Pinang Baris bisa langsung ke Kuala Namu,” jelasnya.

Menurutnya, dari kajian busway Mebidangro koridor 1, sebelumnya jalurnya dari Pinang Baris (TB Simatupang)-Jalan Gatot Subroto- Jalan Iskandar Muda- Jalan Gajah Mada-Jalan S Parman-Jalan Gatot Subroto-Jalan kapten Maulana Lubis-Jalan Raden Saleh-Jalan Putri Hijau-Jalan Perintis Kemerdekaan- ke Kualanamu melalui stasiun KA (diperkirakan 22 Km).

Namun, dengan adanya perubahan arus di Jalan Gatot Subroto nantinya, maka dari Jalan TB Simatupang- Jalan Gatot Subroto- Jalan Guru Patimpus-Jalan Perintis Kemerdekaan- ke Kualanamu melalui stasiun KA.

“Sehingga jalur bus way ini juga tidak akan melalui inti kota, sehingga tidak akan menjadi kemacetan di inti kota,” terang Fillianty.
Begitupun, tambah Fillianty, kalau Jalan Gatot Subroto ini diubah menjadi dua jalur, maka Pemko Medan juga harus melakukan evaluasi untuk mengubah arus di tujuh titik lainnya. Seperti di jalan Perintis Kemerdekaan yang selama ini satu jalur sebaiknya juga diubah kembali menjadi dua jalur.
“Makanya, Pemko Medan harus mengkajinya secara menyeluruh tidak bisa hanya melakukan by spot, perlu dilakukan evaluasi di tujuh titik yang sebelumnya dari dua jalur diubah sekarang ke satu jalur ini perlu dievaluasi,” jelas Fillianty. (adl)

MEDAN-Pemko Medan akan melakukan rekayasa lalulintas dengan mengubah jalur Jalan Gatot Subroto dari satu jalur menjadi dua jalur. Alasannya, karena ada kejanggalan.

“Intinya Jalan Gatot Subroto itu akan kita kembalikan dua jalur karena selama ini kita melihat ada kejanggalan, seperti di depan Medan Fair Plaza dengan jalan sepanjang itu kok bisa jadi satu arah, saya tidak tahu itu kepentingan siapa, makanya akan kita kembalikan menjadi dua arah untuk kepentingan masyarakat,” tegas Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, di sela-sela melakukan penanaman pohon di acara Go Green PT Mandiri dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit di kantor PPKS.

Rahudman juga mengatakan untuk beberapa jalan yang selama ini satu arah juga akan dievalusi kembali.
“Kita akan evaluasi kembali apakah kalau dikembalikan menjadi dua arah akan menguntungkan dan bisa mengatasi kemacetan, kalau hasil evaluasinya menguntungkan akan kita kembalikan lagi menjadi dua arah,” terang Rahudman.

Ditanya kapan perubahan arus di Jalan Gatot Subroto itu akan direalisasikan Pemko Medan, Rahudman mengatakan dalam waktu dekat ini kita akan menggelar rapat forum lalulintas. “Nantilah, setelah kita gelar rapat forum lalulintas dulu,” kata Rahudman.

Sementara, pengamat transportasi dan tata ruang, Ir Filiyanti Bangun menjelaskan, rekayasa lalulintas dengan mengubah jalur Jalan Gatot Subroto dari satu jalur menjadi dua jalur akan berdampak positif dan akan mendapatkan tiga manfaat.

Pertama, kata Filliyanti, perubahan arus Jalan Gatot Subroto ini akan meminimalisir dampak bottleneck (leher botol). “Selama ini arah Medan Plaza menuju ke arah barat ke Jalan Binjai, selama ini kan sering terjadi penyempitan arus, sehingga kalau nanti Jalan Gatot Subroto ini diubah menjadi dua arus, maka ini bisa memnimalisir bottleneck, dari Medan Plaza ke arah barat yakni ke Jalan Binjai arus lalu lintasnya akan menjadi tidak begitu padat,” ucap Filiyanti.

Namun, lanjutnya, ada persyaratan yang tetap harus dilakukan Pemko Medan, di mana Pemko Medan harus membangun kanalisasi untuk angkutan kota yang ngetem, begitu juga dari arah Jalan Guru Patimpus juga harus dibangun kanalisasi sehingga angkutan kota yang ngetem di depan Medan Fair Plaza tidak akan menjadi sumber kemacetan.

“Pemko Medan juga perlu membuat kanalisasi untuk pengguna sepeda motor, sebab pengguna sepeda motor tidak bisa disamakan jalurnya dengan bus atau mobil pribadi, oleh karenanyalah harus ada kanalisasi ini sehingga arus di Jalan Gatot Subroto itu tidak macet,” terang Filliyanti.
Manfaat kedua terang Filliyanti, perubahan arus bisa mengurangi kemacetan di jalan protokol di inti kota.

“Selama ini karena satu jalur, maka warga biasanya tetap harus memutar arah dan senantiasa melintasi inti kota seperti dari Jalan Iskandar Muda masuk ke Jalan Gajah Mada lalu ke S Parman dan masuk ke Jalan Raden Saleh, sehingga membuat kepadatan di inti kota. Tentunya, kalau jalan Gatot Subroto ini sudah dua jalur, maka masyarakat tidak perlu memutar lagi dari inti kota tapi bisa langsung ke Jalan Guru Patimpus,” jelas Filliyanti.
Dan manfaat ketiga, kata Filliyanti, jika nantinya Pemko Medan akan mengimplementasikan busway Trans Medan maka arus dua jalur di Jalan Gatot Subroto ini akan sangat menguntungkan.

“Kebetulan saya juga tenaga ahli untuk pengkajian bus way Mebidangro koridor 1, jadi kalau nanti penerapan bus way ini jadi tentu arus dua jalur di Jalan Gatot Subroto ini akan berdampak baik, bahkan dari Pinang Baris bisa langsung ke Kuala Namu,” jelasnya.

Menurutnya, dari kajian busway Mebidangro koridor 1, sebelumnya jalurnya dari Pinang Baris (TB Simatupang)-Jalan Gatot Subroto- Jalan Iskandar Muda- Jalan Gajah Mada-Jalan S Parman-Jalan Gatot Subroto-Jalan kapten Maulana Lubis-Jalan Raden Saleh-Jalan Putri Hijau-Jalan Perintis Kemerdekaan- ke Kualanamu melalui stasiun KA (diperkirakan 22 Km).

Namun, dengan adanya perubahan arus di Jalan Gatot Subroto nantinya, maka dari Jalan TB Simatupang- Jalan Gatot Subroto- Jalan Guru Patimpus-Jalan Perintis Kemerdekaan- ke Kualanamu melalui stasiun KA.

“Sehingga jalur bus way ini juga tidak akan melalui inti kota, sehingga tidak akan menjadi kemacetan di inti kota,” terang Fillianty.
Begitupun, tambah Fillianty, kalau Jalan Gatot Subroto ini diubah menjadi dua jalur, maka Pemko Medan juga harus melakukan evaluasi untuk mengubah arus di tujuh titik lainnya. Seperti di jalan Perintis Kemerdekaan yang selama ini satu jalur sebaiknya juga diubah kembali menjadi dua jalur.
“Makanya, Pemko Medan harus mengkajinya secara menyeluruh tidak bisa hanya melakukan by spot, perlu dilakukan evaluasi di tujuh titik yang sebelumnya dari dua jalur diubah sekarang ke satu jalur ini perlu dievaluasi,” jelas Fillianty. (adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/