26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jelang Mudik Lebaran, Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Bus dan Kapal Laut Jadi Pilihan

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masih tingginya harga tiket pesawat, membuat para pemudik bakal beralih ke angkutan darat dan laut. Karenanya, penumpang bus dan kapal laut diprediksi bakal mengalami lonjakan yang cukup tajam tahun ini.

“Penumpang angkutan laut yang pada tahun lalu menurun, tahun ini diprediksi meningkat karena tumpahan dari angkutan udara. Ternyata tarif batas bawah dan batas atas belum signifikan untuk tiket pesawat. Masih di atas Rp2 jutaan,” kata Koordinator Posko Pemantauan dan Pengawasan Angkutan Lebaran 2019, Agustinus Panjaitan menjawab Sumut Pos, Jumat (24/5) malam.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Lebaran 2019, bersama stakeholder terkait di Polda Sumut kemarin. “Ya, via jalan (darat) dan laut akan meningkat jumlah penumpang. Prediksi kita naik 3-4 persen tahun ini untuk jalan, dan laut sampai 10 persen,” sambungnya.

Secara kapasitas armada selama Lebaran, Dishub menegaskan, tidak ada kendala apapun. Artinya selama arus mudik dan arus balik nanti berlangsung, sangat mencukupi kebutuhan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman. “Contohnya armada, hitungan kita masih sekitar 740-an unit siap melayani penumpang, dengan kapasitas kursi 1,4 juta lebih perhari. Jadi masih sangat memadailah,” katanya.

Bahkan, kata dia, via angkutan laut dari Pelabuhan Belawan ke Batam sudah ada penambahan trip sebanyak tiga trip, baik saat arus mudik maupun arus balik. “Di samping itu, kita sedang persiapan cek kondisi kendaraan pada 29 Mei nanti. Dimana sekaligus dengan tes urine seluruh sopir angkutan darat. Nantinya melibatkan instansi kesehatan, kepolisian, BNN dan lainnya. Lokasinya di Terminal Pinang Baris dan Terminal Amplas,” katanya.

Kabid Evaluasi dan Pengembangan Perkeretaapian Dishub Sumut ini menambahkan, nanti untuk penempatan personil dalam rakor tersebut sudah disepakati masing-masing instansi ada menugaskan petugasnya. “Itu ada titik-titiknya, baik di jalan provinsi ataupun ruas nasional. Kemudian ada pembatasan untuk mobil barang beroperasi, yang dimulai pada 30 selama tiga hari. Dan paska arus mudik juga ada pembatasan selama tiga hari,” terangnya.

Selain itu, Dishub Sumut juga akan melakukan monitoring tarif berdasarkan ketentuan yang lama. Sebab setiap tahun didapati keluhan masyarakat atas penerapan tarif dari pihak perusahaan transportasi. “Ini upaya antisipasi kita atas harga yang sudah ditetapkan. Selain itu kita juga akan melakukan cek kesiapan kapal di Danau Toba. Baik kapal tradisional maupun komersil untuk penyebrangan. Yang terpenting standar keamanan seperti life jaket mesti dipenuhi,” katanya.

KPPU Tetap Selidiki Dugaan Kartel

Terkait masih tingginya tarif tiket pesawat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan melakukan penyeledikan adanya indikasi kartel pada kenaikan harga tiket tersebut. Komisioner KPPU, Guntur Syahputra Saragih berjanji akan menuntaskan kartel kenaikan harga tiket pesawat penerbangan nasional tersebut, sudah masuk di tingkat penyeledikan. Termasuk langkah-langkah penyeledikan terus dilakukan saat ini. “Kasus ini sudah dua kali ekspos oleh investigator kami,” ungkap Guntur kepada wartawan di Medan, Kamis (23/5) kemarin.

Guntur mengungkapkan, dalam waktu dekat investigator KPPU juga akan melakukan ekspos internal untuk ditentukan, apakah sudah bisa masuk pemberkasan atau belum. “Kalau memang dugaan ini terbukti, kami akan secepatnya menggelar persidangan,” sebut Guntur.

Menurutnya, sanksi sudah diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 berupa denda sebesar Rp 25 miliar bagi pihak yang melakukan kartel. “Secara aturan, pelaku usaha bersama dengan pelaku usaha yang bersaingan dilarang menetapkan harga. Kesepakatan terhadap harga termasuk pelanggaran,” pungkasnya.

52.910 Tiket KA Ludes

Sementara, sepekan menjelang mudik lebaran, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumut mencatat, tiket yang sudah terjual sebanyak 52.910 kursi atau 35 persen dari total 152.152 seat, yang siapkan pada pelaksanaan angkutan arus mudik Lebaran 2019. Manager Humas PT KAI Divre I Sumut, M Ilud Siregar kepada Sumut Pos mengatakan, diperkirakan lonjakan penumpang akan terjadi pada 31 Mei 2019 atau H-5 Lebaran. Mengingat sudah memasuki cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.

“Pemesanan tiket kereta api Lebaran Sumut 2019 terus naik hingga arus mudik nantinya. Untuk itu, gunakan secepatnya dengan pemesan untuk tiket kereta yang masih tersisa ini,” tutur Ilud, Jumat (24/5).

Ilud menjelaskan, puluhan ribu tiket yang ludes terjual itu untuk kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi berbagai jurus di Sumut. Namun, penjualan tiket sudah dilakukan PT KAI lebih awal sejak 25 Febuari 2019, lalu. Sedangkan, untuk KA Siantar Ekspres baru bisa dipesan H-30 dan KA Sri Lelawangsa atau go show. “Manajemen KAI berharap, calon penumpang bisa memesan jauh hari tiket keberangkatan mudik maupun balik di Lebaran agar segera mendapatkan kepastian tiket atau tempat duduk kereta api,” jelas Ilud.

Ia mengungkapkan, untuk puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada Minggu, 9 Juni 2019 atau H+3 Lebaran. Untuk memberikan pelayanan terbaik pada arus mudik lebaran ini, PT KAI akan menyiapkan petugasnya selama 24 jam. “Kemudian, KAI Divre I Sumut menyediakan kurang lebih 17.728 tempat duduk untuk KA jarak jauh dan KA lokal setiap harinya,” jelas Ilud.

Dia menegaskan, menghadapi peningkatan jumlah pengunjung channel penjualan tiket, KAI Divre I Sumut telah melakukan langkah antisipasi berupa tuning dan optimalisasi database sistim ticketing.

Kemudian, menambah ‘application server’ dan ‘bandwidth’ internet sebanyak dua kali lipat dari hari biasa. Menurut Ilud, Langkah itu bertujuan agar proses pemesanan tiket dapat berjalan dengan lancar.

Ilud berharap masyarakat dapat menjadikan kereta api sebagai moda transportasi pilihannya pada angkutan Lebaran tahun ini. Dengan kenyamanan dan keamanan yang diberikan. “Kami memberikan pelayanan terbaik dan maksimal selama angkutan lebaran,” pungkasnya.

Ada 74 Titik Rawan Macet di Sumut

Sementara dari Rakor Lintas Sektoral Ops Ketupat Toba 2019 dalam agenda Kesiapan Pengamanan Idul fitri 1440 H di Sumut yang bertempat di Aula Catur Prasetya Mapolda Sumut, terungkap ada 74 titik rawan macet di Sumut. Diantaranya berada di Kota Binjai, Medan dan Pelabuhan Belawan.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, dari paparan yang didapat titik rawan macet seperti di Binjai ada 3 lokasi, Pelabuhan Belawan 5 lokasi dan Kota Medan 17 Lokasi. “Total ada 74 Lokasi kerawanan macet di Sumut,” sebut Tatan, Jumat (24/5).

Sementara itu, untuk titik-titik pasar tumpah terdata ada sebanyak 103 lokasi di seluruh provinsi Sumut. “Sementara itu untuk masjid dengan kapasitas 400-1000 jamaah terdata ada sebanyak 2.199 lokasi yang harus di antisipasi mulai dari keamanan dan potensi kemacetan yang terjadi,” ungkapnya.

Sedangkan untuk aksi kriminalitas, masih menjadi perhatian Polisi di Kota Medan. Gangguan keamanan yang berpotensi terjadinya diantaranya pencurian pemberatan (Curat), curanmor, dan narkoba. “Untuk ukurannya se-Sumut adalah di Kota Medan, karena apa yang terjadi di kewilayahan hulunya itu Kota Medan,” sebutnya.

Dalam rapat koordinasi itu, ancaman bencana alam masih akan terjadi di wilayah Pantai Barat. Masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati dengan resiko bencana alam yang bisa saja terjadi. “Kemudian juga tidak slow respon terhadap ancaman teror dan penyebaran radikalisme di wilayah Sumut,” sebutnya.

Ia mengatakan, dalam pengamanan Hari Raya Idul Fitri ini Polri mengerahkan 7.760 personel yang tersebar diseluruh jajaran, serta beberapa instansi terkait yang akan ikut membantu seperti TNI, Satpol-PP, Pemadam kebakaran, SAR, Serta pramuka juga akan turut didalamnya.

Tak cuma itu, masalah lain yang dihadapi dalam Hari Raya Idul Fitri kali ini diantaranya beberapa ruas jalan yang masih rusak untuk dilewati kendaraan bermotor. “Kemudian ancaman gangguan terorisme setiap saat yang perlu diwaspadai oleh semua pihak,” sebut Tatan.

Sementara dari data intelijen yang dikumpulkan Polda Sumut ada beberapa poin yang menjadi perhatian diantaranya aksi teror, bencana alam dan aksi unjuk rasa serta demo yang menjulur ke anarkis. “Ini yang kita antisipasi agar nantinya tidak terjadi dan menganggu kenyamanan perayaan Hari Raya Idul Fitri nantinya,” pungkas Tatan. (prn/gus/dvs)

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masih tingginya harga tiket pesawat, membuat para pemudik bakal beralih ke angkutan darat dan laut. Karenanya, penumpang bus dan kapal laut diprediksi bakal mengalami lonjakan yang cukup tajam tahun ini.

“Penumpang angkutan laut yang pada tahun lalu menurun, tahun ini diprediksi meningkat karena tumpahan dari angkutan udara. Ternyata tarif batas bawah dan batas atas belum signifikan untuk tiket pesawat. Masih di atas Rp2 jutaan,” kata Koordinator Posko Pemantauan dan Pengawasan Angkutan Lebaran 2019, Agustinus Panjaitan menjawab Sumut Pos, Jumat (24/5) malam.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Lebaran 2019, bersama stakeholder terkait di Polda Sumut kemarin. “Ya, via jalan (darat) dan laut akan meningkat jumlah penumpang. Prediksi kita naik 3-4 persen tahun ini untuk jalan, dan laut sampai 10 persen,” sambungnya.

Secara kapasitas armada selama Lebaran, Dishub menegaskan, tidak ada kendala apapun. Artinya selama arus mudik dan arus balik nanti berlangsung, sangat mencukupi kebutuhan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman. “Contohnya armada, hitungan kita masih sekitar 740-an unit siap melayani penumpang, dengan kapasitas kursi 1,4 juta lebih perhari. Jadi masih sangat memadailah,” katanya.

Bahkan, kata dia, via angkutan laut dari Pelabuhan Belawan ke Batam sudah ada penambahan trip sebanyak tiga trip, baik saat arus mudik maupun arus balik. “Di samping itu, kita sedang persiapan cek kondisi kendaraan pada 29 Mei nanti. Dimana sekaligus dengan tes urine seluruh sopir angkutan darat. Nantinya melibatkan instansi kesehatan, kepolisian, BNN dan lainnya. Lokasinya di Terminal Pinang Baris dan Terminal Amplas,” katanya.

Kabid Evaluasi dan Pengembangan Perkeretaapian Dishub Sumut ini menambahkan, nanti untuk penempatan personil dalam rakor tersebut sudah disepakati masing-masing instansi ada menugaskan petugasnya. “Itu ada titik-titiknya, baik di jalan provinsi ataupun ruas nasional. Kemudian ada pembatasan untuk mobil barang beroperasi, yang dimulai pada 30 selama tiga hari. Dan paska arus mudik juga ada pembatasan selama tiga hari,” terangnya.

Selain itu, Dishub Sumut juga akan melakukan monitoring tarif berdasarkan ketentuan yang lama. Sebab setiap tahun didapati keluhan masyarakat atas penerapan tarif dari pihak perusahaan transportasi. “Ini upaya antisipasi kita atas harga yang sudah ditetapkan. Selain itu kita juga akan melakukan cek kesiapan kapal di Danau Toba. Baik kapal tradisional maupun komersil untuk penyebrangan. Yang terpenting standar keamanan seperti life jaket mesti dipenuhi,” katanya.

KPPU Tetap Selidiki Dugaan Kartel

Terkait masih tingginya tarif tiket pesawat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan melakukan penyeledikan adanya indikasi kartel pada kenaikan harga tiket tersebut. Komisioner KPPU, Guntur Syahputra Saragih berjanji akan menuntaskan kartel kenaikan harga tiket pesawat penerbangan nasional tersebut, sudah masuk di tingkat penyeledikan. Termasuk langkah-langkah penyeledikan terus dilakukan saat ini. “Kasus ini sudah dua kali ekspos oleh investigator kami,” ungkap Guntur kepada wartawan di Medan, Kamis (23/5) kemarin.

Guntur mengungkapkan, dalam waktu dekat investigator KPPU juga akan melakukan ekspos internal untuk ditentukan, apakah sudah bisa masuk pemberkasan atau belum. “Kalau memang dugaan ini terbukti, kami akan secepatnya menggelar persidangan,” sebut Guntur.

Menurutnya, sanksi sudah diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 berupa denda sebesar Rp 25 miliar bagi pihak yang melakukan kartel. “Secara aturan, pelaku usaha bersama dengan pelaku usaha yang bersaingan dilarang menetapkan harga. Kesepakatan terhadap harga termasuk pelanggaran,” pungkasnya.

52.910 Tiket KA Ludes

Sementara, sepekan menjelang mudik lebaran, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumut mencatat, tiket yang sudah terjual sebanyak 52.910 kursi atau 35 persen dari total 152.152 seat, yang siapkan pada pelaksanaan angkutan arus mudik Lebaran 2019. Manager Humas PT KAI Divre I Sumut, M Ilud Siregar kepada Sumut Pos mengatakan, diperkirakan lonjakan penumpang akan terjadi pada 31 Mei 2019 atau H-5 Lebaran. Mengingat sudah memasuki cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.

“Pemesanan tiket kereta api Lebaran Sumut 2019 terus naik hingga arus mudik nantinya. Untuk itu, gunakan secepatnya dengan pemesan untuk tiket kereta yang masih tersisa ini,” tutur Ilud, Jumat (24/5).

Ilud menjelaskan, puluhan ribu tiket yang ludes terjual itu untuk kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi berbagai jurus di Sumut. Namun, penjualan tiket sudah dilakukan PT KAI lebih awal sejak 25 Febuari 2019, lalu. Sedangkan, untuk KA Siantar Ekspres baru bisa dipesan H-30 dan KA Sri Lelawangsa atau go show. “Manajemen KAI berharap, calon penumpang bisa memesan jauh hari tiket keberangkatan mudik maupun balik di Lebaran agar segera mendapatkan kepastian tiket atau tempat duduk kereta api,” jelas Ilud.

Ia mengungkapkan, untuk puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada Minggu, 9 Juni 2019 atau H+3 Lebaran. Untuk memberikan pelayanan terbaik pada arus mudik lebaran ini, PT KAI akan menyiapkan petugasnya selama 24 jam. “Kemudian, KAI Divre I Sumut menyediakan kurang lebih 17.728 tempat duduk untuk KA jarak jauh dan KA lokal setiap harinya,” jelas Ilud.

Dia menegaskan, menghadapi peningkatan jumlah pengunjung channel penjualan tiket, KAI Divre I Sumut telah melakukan langkah antisipasi berupa tuning dan optimalisasi database sistim ticketing.

Kemudian, menambah ‘application server’ dan ‘bandwidth’ internet sebanyak dua kali lipat dari hari biasa. Menurut Ilud, Langkah itu bertujuan agar proses pemesanan tiket dapat berjalan dengan lancar.

Ilud berharap masyarakat dapat menjadikan kereta api sebagai moda transportasi pilihannya pada angkutan Lebaran tahun ini. Dengan kenyamanan dan keamanan yang diberikan. “Kami memberikan pelayanan terbaik dan maksimal selama angkutan lebaran,” pungkasnya.

Ada 74 Titik Rawan Macet di Sumut

Sementara dari Rakor Lintas Sektoral Ops Ketupat Toba 2019 dalam agenda Kesiapan Pengamanan Idul fitri 1440 H di Sumut yang bertempat di Aula Catur Prasetya Mapolda Sumut, terungkap ada 74 titik rawan macet di Sumut. Diantaranya berada di Kota Binjai, Medan dan Pelabuhan Belawan.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, dari paparan yang didapat titik rawan macet seperti di Binjai ada 3 lokasi, Pelabuhan Belawan 5 lokasi dan Kota Medan 17 Lokasi. “Total ada 74 Lokasi kerawanan macet di Sumut,” sebut Tatan, Jumat (24/5).

Sementara itu, untuk titik-titik pasar tumpah terdata ada sebanyak 103 lokasi di seluruh provinsi Sumut. “Sementara itu untuk masjid dengan kapasitas 400-1000 jamaah terdata ada sebanyak 2.199 lokasi yang harus di antisipasi mulai dari keamanan dan potensi kemacetan yang terjadi,” ungkapnya.

Sedangkan untuk aksi kriminalitas, masih menjadi perhatian Polisi di Kota Medan. Gangguan keamanan yang berpotensi terjadinya diantaranya pencurian pemberatan (Curat), curanmor, dan narkoba. “Untuk ukurannya se-Sumut adalah di Kota Medan, karena apa yang terjadi di kewilayahan hulunya itu Kota Medan,” sebutnya.

Dalam rapat koordinasi itu, ancaman bencana alam masih akan terjadi di wilayah Pantai Barat. Masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati dengan resiko bencana alam yang bisa saja terjadi. “Kemudian juga tidak slow respon terhadap ancaman teror dan penyebaran radikalisme di wilayah Sumut,” sebutnya.

Ia mengatakan, dalam pengamanan Hari Raya Idul Fitri ini Polri mengerahkan 7.760 personel yang tersebar diseluruh jajaran, serta beberapa instansi terkait yang akan ikut membantu seperti TNI, Satpol-PP, Pemadam kebakaran, SAR, Serta pramuka juga akan turut didalamnya.

Tak cuma itu, masalah lain yang dihadapi dalam Hari Raya Idul Fitri kali ini diantaranya beberapa ruas jalan yang masih rusak untuk dilewati kendaraan bermotor. “Kemudian ancaman gangguan terorisme setiap saat yang perlu diwaspadai oleh semua pihak,” sebut Tatan.

Sementara dari data intelijen yang dikumpulkan Polda Sumut ada beberapa poin yang menjadi perhatian diantaranya aksi teror, bencana alam dan aksi unjuk rasa serta demo yang menjulur ke anarkis. “Ini yang kita antisipasi agar nantinya tidak terjadi dan menganggu kenyamanan perayaan Hari Raya Idul Fitri nantinya,” pungkas Tatan. (prn/gus/dvs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/