25 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

Hari Ini Kloter 2 Asal Deliserdang Berangkat ke Tanah Suci, Dua Jamaah Lansia Minta Pulang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 359 calon jemaah haji (CJH) kloter I asal Kabupaten Mandailingnatal (Madina) telah diterbangkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 3101 menuju Kota Madinah, Arab Saudi, Rabu (24/5) pagi pukul 07.25 WIB. Hari ini, giliran CJH asal Kabupaten Deliserdang yang mengisi Kloter 2 bakal menyusul ke Tanah Suci.

Rombongan jamaah asal Deliserdang, tiba di Asrama Haji Embarkasi Medan pada Rabu (24/5) pagi sekira pukul 08.00 WIB. Kebanyakan mereka diantar langsung oleh keluarganya.

Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan M Yunus mengatakan, seluruh jamaah diterima petugas PPIH di Aula Jabal Nur, untuk dilakukan pengecekan kesehatan dan dokumen haji. “Setelah dilakukan pengecekan kesehatan dan pembagian dokumen di aula penerimaan, dari 360 jamaah tidak ada jamaah yang menunda keberangkatan,” kata Yunus.

Kemudian, kata dia, jamaah akan dilepas oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, dalam hal ini Irjen Faisal. “Menurut rencana, inspektorat yang akan melepas besok, kemudian ada pejabat daerahnya ada Bupati Deliserdang,” sebutnya.

Selanjutnya, kloter 2 akan take off dari bandara Kualanamu sekira pukul 08.00 Wib, meninggalkan tanah air menuju tanah suci. Sementara, CJH kloter 3 asal Kabupaten Asahan dan Karo berjumlah 360 berikut petugas masuk Asrama Haji Embarkasi Medan hari ini. Dimana diketahui, jumlah jamaah Kabupaten Asahan 282 orang dan jamaah Kabupaten Karo 70 orang.

Sementara, kebijakan baru Kementerian Agama (Kemenag), tidak membuka permohonan pendamping lansia, mulai dirasakan dampaknya oleh jamaah. Seperti yang dialami dua calon jamaah haji lansia asal Kabupaten Deliserdang. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dokumen haji, keduanya dipersilakan masuk ke kamar penginapan yang telah disediakan. Namun, keduanya malah ingin keluar asrama dan minta pulang ke rumahnya. “Bapak ingin ikut pulang malam ini. Katanya, besok saat jadwal berangkat ke bandara, baru datang lagi ke sini (asrama haji),” kata Adek, menantu dari jamaah haji yang ingin pulang tersebut kepada Sumut Pos, saat ditemui di lobi penginapan Jamaah Haji Al-Munawarrah.

Secara fisik, kondisi jamaah yang berusia 69 tahun yang beralamat di Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam ini terlihat sehat. Namun, keinginannya untuk pulang muncul karena merasa kesepian lantaran tidak ada keluarga yang mendampingi. Jadi, ketika melihat menantunya datang untuk mengantarkan jaket dan perlengkapan lainnya, ia ingin pulang.

“Harusnya bapak berangkat bersama ibu, karena mereka sudah mendaftar bersama. Tapi Allah berkehendak lain, lebih dulu “memanggil” ibu. Jadi hari ini, bapak pergi sendiri,” jelas Adek.

Menurut Adek, seluruh keluarga kemarin berharap, jatah ibu mereka bisa digantikan dengan anaknya, namun ternyata tidak, dan uang dikembalikan. “Mungkin karena tidak ada yang dikenal bapak, tidak ada juga saudara dalam rombongan yang dikenal, makanya bapak minta pulang untuk malam ini,” ungkapnya. Adek pun terus berupaya meyakinkan mertuanya itu untuk tetap tinggal di Asrama Haji sampai keberangkatan besok. “Ayah semangat sebenarnya untuk berangkat” pungkasnya.

Selain jamaah asal Desa Sekip itu, ada juga Miran (90) jamaah asal Desa Delitua, Kecamatan Delitua, Deliserdang. Ia juga sempat keluar penginapan, bahkan sampai berjalan menuju gerbang Asrama Haji Medan. “Kami tadi dihubungi tetangga, katanya bapak kami sudah mau keluar gerbang. Jadi kami cepat-cepat ke sini, melihat bagaimana bapak,” kata Ruliani, anak dari Miran yang menunggu di depan gedung penginapan jamaah haji.

Menurut Ruliani yang datang bersama kerabatnya, kondisi sang ayah dalam keadaan sehat meskipun usianya sudah terbilang cukup tua. “Kami sebenarnya mendaftar 4 orang, tapi kami anak-anaknya berangkatnya nanti. Karena bapak sudah lansia, jadi diduluankan, dan kami pun tidak bisa ada yang ikut mendampingi. Info sewaktu mendaftar di tahun 2017 bisa ada yang sebagai pendamping bapak, tapi kemarin dapat info kalau pendamping tidak ada,” jelas Ruliani lagi.

Ruliani mengatakan, kalau keberangkatan orang tua merekalah yang mendaftarkannya, sebagai wujud rasa sayang kepada orang tua yang menginginkan pergi melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

Sebelumnya, Ketua Rabithah Haji Indonesia Ade Marfudin mengatakan, dengan kebijakan Kemenag meniadakan pendamping bagi lansia, banyak jamaah lansia dengan kondisi khusus memilih tidak melunasi biaya haji. Sebab, mereka atau pihak keluarga tidak berkenan melepas sendirian untuk menjalankan rukun Islam kelima itu.

Ade menyatakan, Kemenag tidak boleh memberlakukan semua lansia pada kondisi yang sama. Sebaliknya, perlu dipetakan lansia yang membutuhkan pendamping serta lansia yang masih sehat dan bisa berhaji secara mandiri.

Dia menekankan, ada lansia yang memang masih sehat dan mampu beraktivitas sendiri. Tetapi, ada juga yang perlu perhatian khusus. “Misalnya, lansia yang sudah tidak bisa cebok sendiri, minum obat harus diingatkan terus, buang air kecil pakai alat,” katanya kemarin. Pada kondisi seperti itu, pendamping yang ideal adalah dari keluarga inti. Baik suami atau istri, anak-anaknya, maupun saudaranya yang lain. Lansia dengan kondisi seperti itu tidak bisa ditangani petugas yang direkrut Kemenag. Meski, sudah dibekali pelatihan pendampingan lansia. Jika bukan keluarga inti, profesi yang paling memungkinkan adalah perawat lansia.

Untuk itu, Ade menegaskan, kuota pendamping lansia perlu dibuka lagi. Khususnya, untuk lansia dengan kondisi kesehatan yang sudah cukup berat. Apalagi, pendamping lansia itu tidak seketika juga bisa berhaji. Tetapi, minimal sudah mendaftar haji dalam waktu lima tahun.

Jamaah Tertua 92 Tahun,

Termuda 19 Tahun

Sementara itu, dari 360 jamaah asal Kabupaten Deliserdang, diketahui jamaah tertua berusia 92 tahun dan termuda berusia 19 tahun. “Jamaah tertua laki-laki atas nama Rubio umur 92 tahun, tinggal di Kecamatan Galang. Jamaah termuda laki-laki atas nama Alwi Umar, umur 19 tahun tinggal di Kecamatan Percut Seituan,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Deliserdang, Abdul Haris kepada wartawan, Rabu (24/5).

Ditemui di sela-sela penerimaan jamaah haji, Alwi Umar yang menjadi jamaah termuda mengaku, bisa menunaikan ibadah haji tahun ini merupakan salah satu impiannya. Seharusnya, kata Alwi, yang berangkat haji tahun ini adalah ayahnya bersama ibunya, Syafrida. “Namun qodarullah, ayah meninggal tahun lalu. Kemudian langsung diuruskan sama mama, kami ahli warisnya ada kakak empat orang dan satu orang abang,” katanya.

Kemudian, setelah melalui kesepakatan, Alwi yang merupakan mahasiswa semester 4 Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ini mendapat amanah dan kesempatan menggantikan ayahnya, Alm Awam Batubara. Sedianya sebut Alwi, orangtuanya yang mendaftar tahun 2012 ini, menunaikan haji tahun lalu. Karena saat melakukan pendaftaran daftar tunggunya selama 10 tahun. “Perasaan senang. Cuma sedih juga, karena ini mimpinya ayah sama mama. Karena kita flashback tahun lalu, kalau ayah masih hidup insya Allah berangkatlah,” ujarnya. Anak bungsu dari enam bersaudara ini, juga menyebutkan, saat nanti berada di Tanah Suci, ia ingin mengejar ibadah-ibadah sunnah. “Di Madinah rindu dengan Rasullullah, kalau di Makkah dekat dengan dengan Allah, karena banyak doa mustajab disana. Kota Haram, semua indah di sana,” imbuhnya. Alwi juga memiliki harapan, setelah mendapatkan kesempatan menunaikan rukun islam kelima, saudaranya yang lain bisa cepat menyusul. “Harapannya, kalau bisa keluarga bisa cepat nyusul. Kalau ada rezeki umroh keluarga besar,” pungkasnya.

Pelepasan CJH Deliserdang Haru

Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan melepas keberangkatan 112 jamaah calon haji asal Deliserdang yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 2, Rabu (24/5) pagi. Pelepasan yang dilakukan di Masjid Agung Sultan Thaf Sinar Basarsyah tersebut berlangsung penuh haru dan bahagia. Suasana semakin khusyuk manakala kalimat talbiyah dan lantunan azan saling bersautan mengiringi pelepasan para jamaah calon haji menuju Asrama Haji Medan (Ahmed).

Menurut jadwal, Kamis (25/5/2023), pukul 06.00 WIB, Kloter 2 akan diberangkatkan dari Embarkasi Asrama Haji Medan menuju Bandara Kualanamu dan pukul 08.00 WIB terbang menuju Madinah, Arab Saudi. Sementara itu, Bupati mengucapkan syukur atas pelepasan dan keberangkatan jamaah calon haji asal Deliserdang. “Kami berharap, semoga pelaksanaan ibadah haji Bapak dan Ibu berjalan lancar yang insya Allah menjadi haji yang mabrur dan mabruroh. Dan mari berdoa, kiranya Allah SWT memberi kemudahan kepada jemaah calon haji yang berangkat agar lancar dalam beraktivitas, beribadah di tanah suci dan InsyaAllah kembali ke tanah air bertemu keluarga dalam keadaan selamat,” sambung Bupati.

Kepada para jemaah calon haji, Bupati berpesan untuk menjaga kesehatan, kebersamaan, serta kekompakan. Karena, di tanah suci nantinya akan ada suasana berbeda jika dibandingkan dengan di tanah air, seperti cuaca dan iklim. “Segeralah menemui petugas medis di lapangan bila merasa ada sesuatu yang tidak biasa, banyak-banyak minum air agar terhindar dari dehidrasi dan yang paling penting dari semuanya menjaga niat yang tulus beribadah semata-mata karena Allah SWT,” pesan Bupati.

Bupati juga menitip doa kepada jamaah untuk mendoakan Deliserdang terhindar dari berbagai bencana dan semua hal buruk. “Selamat jalan, doa kami menyertai bapak dan ibu,” pungkasnya. (man/ika/adz)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 359 calon jemaah haji (CJH) kloter I asal Kabupaten Mandailingnatal (Madina) telah diterbangkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 3101 menuju Kota Madinah, Arab Saudi, Rabu (24/5) pagi pukul 07.25 WIB. Hari ini, giliran CJH asal Kabupaten Deliserdang yang mengisi Kloter 2 bakal menyusul ke Tanah Suci.

Rombongan jamaah asal Deliserdang, tiba di Asrama Haji Embarkasi Medan pada Rabu (24/5) pagi sekira pukul 08.00 WIB. Kebanyakan mereka diantar langsung oleh keluarganya.

Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan M Yunus mengatakan, seluruh jamaah diterima petugas PPIH di Aula Jabal Nur, untuk dilakukan pengecekan kesehatan dan dokumen haji. “Setelah dilakukan pengecekan kesehatan dan pembagian dokumen di aula penerimaan, dari 360 jamaah tidak ada jamaah yang menunda keberangkatan,” kata Yunus.

Kemudian, kata dia, jamaah akan dilepas oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, dalam hal ini Irjen Faisal. “Menurut rencana, inspektorat yang akan melepas besok, kemudian ada pejabat daerahnya ada Bupati Deliserdang,” sebutnya.

Selanjutnya, kloter 2 akan take off dari bandara Kualanamu sekira pukul 08.00 Wib, meninggalkan tanah air menuju tanah suci. Sementara, CJH kloter 3 asal Kabupaten Asahan dan Karo berjumlah 360 berikut petugas masuk Asrama Haji Embarkasi Medan hari ini. Dimana diketahui, jumlah jamaah Kabupaten Asahan 282 orang dan jamaah Kabupaten Karo 70 orang.

Sementara, kebijakan baru Kementerian Agama (Kemenag), tidak membuka permohonan pendamping lansia, mulai dirasakan dampaknya oleh jamaah. Seperti yang dialami dua calon jamaah haji lansia asal Kabupaten Deliserdang. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dokumen haji, keduanya dipersilakan masuk ke kamar penginapan yang telah disediakan. Namun, keduanya malah ingin keluar asrama dan minta pulang ke rumahnya. “Bapak ingin ikut pulang malam ini. Katanya, besok saat jadwal berangkat ke bandara, baru datang lagi ke sini (asrama haji),” kata Adek, menantu dari jamaah haji yang ingin pulang tersebut kepada Sumut Pos, saat ditemui di lobi penginapan Jamaah Haji Al-Munawarrah.

Secara fisik, kondisi jamaah yang berusia 69 tahun yang beralamat di Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam ini terlihat sehat. Namun, keinginannya untuk pulang muncul karena merasa kesepian lantaran tidak ada keluarga yang mendampingi. Jadi, ketika melihat menantunya datang untuk mengantarkan jaket dan perlengkapan lainnya, ia ingin pulang.

“Harusnya bapak berangkat bersama ibu, karena mereka sudah mendaftar bersama. Tapi Allah berkehendak lain, lebih dulu “memanggil” ibu. Jadi hari ini, bapak pergi sendiri,” jelas Adek.

Menurut Adek, seluruh keluarga kemarin berharap, jatah ibu mereka bisa digantikan dengan anaknya, namun ternyata tidak, dan uang dikembalikan. “Mungkin karena tidak ada yang dikenal bapak, tidak ada juga saudara dalam rombongan yang dikenal, makanya bapak minta pulang untuk malam ini,” ungkapnya. Adek pun terus berupaya meyakinkan mertuanya itu untuk tetap tinggal di Asrama Haji sampai keberangkatan besok. “Ayah semangat sebenarnya untuk berangkat” pungkasnya.

Selain jamaah asal Desa Sekip itu, ada juga Miran (90) jamaah asal Desa Delitua, Kecamatan Delitua, Deliserdang. Ia juga sempat keluar penginapan, bahkan sampai berjalan menuju gerbang Asrama Haji Medan. “Kami tadi dihubungi tetangga, katanya bapak kami sudah mau keluar gerbang. Jadi kami cepat-cepat ke sini, melihat bagaimana bapak,” kata Ruliani, anak dari Miran yang menunggu di depan gedung penginapan jamaah haji.

Menurut Ruliani yang datang bersama kerabatnya, kondisi sang ayah dalam keadaan sehat meskipun usianya sudah terbilang cukup tua. “Kami sebenarnya mendaftar 4 orang, tapi kami anak-anaknya berangkatnya nanti. Karena bapak sudah lansia, jadi diduluankan, dan kami pun tidak bisa ada yang ikut mendampingi. Info sewaktu mendaftar di tahun 2017 bisa ada yang sebagai pendamping bapak, tapi kemarin dapat info kalau pendamping tidak ada,” jelas Ruliani lagi.

Ruliani mengatakan, kalau keberangkatan orang tua merekalah yang mendaftarkannya, sebagai wujud rasa sayang kepada orang tua yang menginginkan pergi melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

Sebelumnya, Ketua Rabithah Haji Indonesia Ade Marfudin mengatakan, dengan kebijakan Kemenag meniadakan pendamping bagi lansia, banyak jamaah lansia dengan kondisi khusus memilih tidak melunasi biaya haji. Sebab, mereka atau pihak keluarga tidak berkenan melepas sendirian untuk menjalankan rukun Islam kelima itu.

Ade menyatakan, Kemenag tidak boleh memberlakukan semua lansia pada kondisi yang sama. Sebaliknya, perlu dipetakan lansia yang membutuhkan pendamping serta lansia yang masih sehat dan bisa berhaji secara mandiri.

Dia menekankan, ada lansia yang memang masih sehat dan mampu beraktivitas sendiri. Tetapi, ada juga yang perlu perhatian khusus. “Misalnya, lansia yang sudah tidak bisa cebok sendiri, minum obat harus diingatkan terus, buang air kecil pakai alat,” katanya kemarin. Pada kondisi seperti itu, pendamping yang ideal adalah dari keluarga inti. Baik suami atau istri, anak-anaknya, maupun saudaranya yang lain. Lansia dengan kondisi seperti itu tidak bisa ditangani petugas yang direkrut Kemenag. Meski, sudah dibekali pelatihan pendampingan lansia. Jika bukan keluarga inti, profesi yang paling memungkinkan adalah perawat lansia.

Untuk itu, Ade menegaskan, kuota pendamping lansia perlu dibuka lagi. Khususnya, untuk lansia dengan kondisi kesehatan yang sudah cukup berat. Apalagi, pendamping lansia itu tidak seketika juga bisa berhaji. Tetapi, minimal sudah mendaftar haji dalam waktu lima tahun.

Jamaah Tertua 92 Tahun,

Termuda 19 Tahun

Sementara itu, dari 360 jamaah asal Kabupaten Deliserdang, diketahui jamaah tertua berusia 92 tahun dan termuda berusia 19 tahun. “Jamaah tertua laki-laki atas nama Rubio umur 92 tahun, tinggal di Kecamatan Galang. Jamaah termuda laki-laki atas nama Alwi Umar, umur 19 tahun tinggal di Kecamatan Percut Seituan,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Deliserdang, Abdul Haris kepada wartawan, Rabu (24/5).

Ditemui di sela-sela penerimaan jamaah haji, Alwi Umar yang menjadi jamaah termuda mengaku, bisa menunaikan ibadah haji tahun ini merupakan salah satu impiannya. Seharusnya, kata Alwi, yang berangkat haji tahun ini adalah ayahnya bersama ibunya, Syafrida. “Namun qodarullah, ayah meninggal tahun lalu. Kemudian langsung diuruskan sama mama, kami ahli warisnya ada kakak empat orang dan satu orang abang,” katanya.

Kemudian, setelah melalui kesepakatan, Alwi yang merupakan mahasiswa semester 4 Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ini mendapat amanah dan kesempatan menggantikan ayahnya, Alm Awam Batubara. Sedianya sebut Alwi, orangtuanya yang mendaftar tahun 2012 ini, menunaikan haji tahun lalu. Karena saat melakukan pendaftaran daftar tunggunya selama 10 tahun. “Perasaan senang. Cuma sedih juga, karena ini mimpinya ayah sama mama. Karena kita flashback tahun lalu, kalau ayah masih hidup insya Allah berangkatlah,” ujarnya. Anak bungsu dari enam bersaudara ini, juga menyebutkan, saat nanti berada di Tanah Suci, ia ingin mengejar ibadah-ibadah sunnah. “Di Madinah rindu dengan Rasullullah, kalau di Makkah dekat dengan dengan Allah, karena banyak doa mustajab disana. Kota Haram, semua indah di sana,” imbuhnya. Alwi juga memiliki harapan, setelah mendapatkan kesempatan menunaikan rukun islam kelima, saudaranya yang lain bisa cepat menyusul. “Harapannya, kalau bisa keluarga bisa cepat nyusul. Kalau ada rezeki umroh keluarga besar,” pungkasnya.

Pelepasan CJH Deliserdang Haru

Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan melepas keberangkatan 112 jamaah calon haji asal Deliserdang yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 2, Rabu (24/5) pagi. Pelepasan yang dilakukan di Masjid Agung Sultan Thaf Sinar Basarsyah tersebut berlangsung penuh haru dan bahagia. Suasana semakin khusyuk manakala kalimat talbiyah dan lantunan azan saling bersautan mengiringi pelepasan para jamaah calon haji menuju Asrama Haji Medan (Ahmed).

Menurut jadwal, Kamis (25/5/2023), pukul 06.00 WIB, Kloter 2 akan diberangkatkan dari Embarkasi Asrama Haji Medan menuju Bandara Kualanamu dan pukul 08.00 WIB terbang menuju Madinah, Arab Saudi. Sementara itu, Bupati mengucapkan syukur atas pelepasan dan keberangkatan jamaah calon haji asal Deliserdang. “Kami berharap, semoga pelaksanaan ibadah haji Bapak dan Ibu berjalan lancar yang insya Allah menjadi haji yang mabrur dan mabruroh. Dan mari berdoa, kiranya Allah SWT memberi kemudahan kepada jemaah calon haji yang berangkat agar lancar dalam beraktivitas, beribadah di tanah suci dan InsyaAllah kembali ke tanah air bertemu keluarga dalam keadaan selamat,” sambung Bupati.

Kepada para jemaah calon haji, Bupati berpesan untuk menjaga kesehatan, kebersamaan, serta kekompakan. Karena, di tanah suci nantinya akan ada suasana berbeda jika dibandingkan dengan di tanah air, seperti cuaca dan iklim. “Segeralah menemui petugas medis di lapangan bila merasa ada sesuatu yang tidak biasa, banyak-banyak minum air agar terhindar dari dehidrasi dan yang paling penting dari semuanya menjaga niat yang tulus beribadah semata-mata karena Allah SWT,” pesan Bupati.

Bupati juga menitip doa kepada jamaah untuk mendoakan Deliserdang terhindar dari berbagai bencana dan semua hal buruk. “Selamat jalan, doa kami menyertai bapak dan ibu,” pungkasnya. (man/ika/adz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/