32.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Gandeng Goethe Jerman, FAI UMSU Gelar Kuliah Umum

Berikan Wawasan Global dan Pengalaman Kepada Dosen

UMUM: FAI UMSU menggelar kuliah umum secara online dengan narasumber Prof Arndt Graf, dari Departmen Asia Tenggara, Universitas Goethe – Frankfurt, Jerman.

MEDAN, SUMUTPOS.CO– Fakultas Agama Islam (FAI) Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar kuliah umum, baru-baru ini. Kegiatan ini bertajuk ‘Revolusi Industri ke 4, dan Studi tentang Indonesia dan Malaysia’. Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu Prof Arndt Graf, dari Departmen Asia Tenggara, Universitas Goethe – Frankfurt, Jerman.

Kuliah umum yang dilaksanakan secara daring dibuka langsung oleh Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP. Sebagai dosen pembanding, hadir Dekan FAI, Dr Muhammad Qorib, MA dan Wakil Dekan 1, Zailani, MA.

Rektor UMSU, Agussani menjelaskan acara kuliah umum yang menghadirkan para pakar dari universitas internasional ternama sebagai bentuk komitmen untuk menjawab visi UMSU 2033.

“Kegiatan ini juga sebagai upaya UMSU untuk lebih memberikan wawasan global dan pengalaman kepada para dosen untuk berbicara terkait persoalan yang dihadapi dunia internasional,” ungkap Agussani.

Agussani mengapresiasi kepada FAI yang cukup respon dalam menjawab perkembangan dan tantangan untuk terlibat dan aktif menjawab persoalan yang tidak hanya di lingkup lokal dan nasional, tapi juga persoalan global.

Kemudian, Agussani menilai sudah seharusnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat melahirkan inovasi dan semangat untuk membangun kolaborasi dengan universitas di lingkup internasional.

“Kegiatan ini  juga jadi bukti kerjasama UMSU dan Goethe, Jerman bukan hanya di atas kertas. Banyak peluang kerjasama yang bisa ditindaklanjuti sebagaimana dilakukan Fakultas Agama Islam  yang bisa bertukar wawasan dan pengalaman dalam hal ini tentang Indonesia dan Malaysia dilihat dari perspektif Barat,” katanya.

Dijelaskan, kehadiran Prof Arndt Graf sebagai pembicara dalam kuliah umum yang digelar FAI memberikan informasi terkini mengenai Melayu dan Revolusi Industri ke 4 dalam konteks Asia Tenggara. Informasi ini menarik karena UMSU sejak setahun lalu juga telah mendirikan Pusat Kajian Budaya Melayu.

“Kegiatan kuliah umum yang menghadirkan pakar internasional, dalam hal ini Goethe, Jerman sekaligus membantu UMSU untuk  menyambung silaturahim serta dialog yang diharapkan bisa terua dikembangkan dengan kilaborasi penelitian dan penerbitan jurnal ilmiah,” katanya.

Sementara itu, Dekan FAI, Dr. Muhammad Qorib yang juga dikenal sebagai aktifis perdamaian dan  pernah menjadi salah satu anggota delegasi  Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban di  Roma, Italia ini mengatakan, acara yang menghadirkan pakar internasional membuka kesempatan untuk membangun dialog tentang perdamaian.

“Kegiatan ini sekaligus untuk pengembangan dialog perdamaian dan tanpa kekerasan antara Timur dan Barat,” katanya.

Acara kuliah daring yang menghadirkan pakar internasional ini cukup menyedot perhatian. Ada 300 peserta yang hadir terdiri dari mahasiswa, dosen dan pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Di Indonesia. (gus/ram)

Berikan Wawasan Global dan Pengalaman Kepada Dosen

UMUM: FAI UMSU menggelar kuliah umum secara online dengan narasumber Prof Arndt Graf, dari Departmen Asia Tenggara, Universitas Goethe – Frankfurt, Jerman.

MEDAN, SUMUTPOS.CO– Fakultas Agama Islam (FAI) Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar kuliah umum, baru-baru ini. Kegiatan ini bertajuk ‘Revolusi Industri ke 4, dan Studi tentang Indonesia dan Malaysia’. Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu Prof Arndt Graf, dari Departmen Asia Tenggara, Universitas Goethe – Frankfurt, Jerman.

Kuliah umum yang dilaksanakan secara daring dibuka langsung oleh Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP. Sebagai dosen pembanding, hadir Dekan FAI, Dr Muhammad Qorib, MA dan Wakil Dekan 1, Zailani, MA.

Rektor UMSU, Agussani menjelaskan acara kuliah umum yang menghadirkan para pakar dari universitas internasional ternama sebagai bentuk komitmen untuk menjawab visi UMSU 2033.

“Kegiatan ini juga sebagai upaya UMSU untuk lebih memberikan wawasan global dan pengalaman kepada para dosen untuk berbicara terkait persoalan yang dihadapi dunia internasional,” ungkap Agussani.

Agussani mengapresiasi kepada FAI yang cukup respon dalam menjawab perkembangan dan tantangan untuk terlibat dan aktif menjawab persoalan yang tidak hanya di lingkup lokal dan nasional, tapi juga persoalan global.

Kemudian, Agussani menilai sudah seharusnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat melahirkan inovasi dan semangat untuk membangun kolaborasi dengan universitas di lingkup internasional.

“Kegiatan ini  juga jadi bukti kerjasama UMSU dan Goethe, Jerman bukan hanya di atas kertas. Banyak peluang kerjasama yang bisa ditindaklanjuti sebagaimana dilakukan Fakultas Agama Islam  yang bisa bertukar wawasan dan pengalaman dalam hal ini tentang Indonesia dan Malaysia dilihat dari perspektif Barat,” katanya.

Dijelaskan, kehadiran Prof Arndt Graf sebagai pembicara dalam kuliah umum yang digelar FAI memberikan informasi terkini mengenai Melayu dan Revolusi Industri ke 4 dalam konteks Asia Tenggara. Informasi ini menarik karena UMSU sejak setahun lalu juga telah mendirikan Pusat Kajian Budaya Melayu.

“Kegiatan kuliah umum yang menghadirkan pakar internasional, dalam hal ini Goethe, Jerman sekaligus membantu UMSU untuk  menyambung silaturahim serta dialog yang diharapkan bisa terua dikembangkan dengan kilaborasi penelitian dan penerbitan jurnal ilmiah,” katanya.

Sementara itu, Dekan FAI, Dr. Muhammad Qorib yang juga dikenal sebagai aktifis perdamaian dan  pernah menjadi salah satu anggota delegasi  Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban di  Roma, Italia ini mengatakan, acara yang menghadirkan pakar internasional membuka kesempatan untuk membangun dialog tentang perdamaian.

“Kegiatan ini sekaligus untuk pengembangan dialog perdamaian dan tanpa kekerasan antara Timur dan Barat,” katanya.

Acara kuliah daring yang menghadirkan pakar internasional ini cukup menyedot perhatian. Ada 300 peserta yang hadir terdiri dari mahasiswa, dosen dan pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Di Indonesia. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/