26 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Kondisi Danau Toba Belum Dipetakan

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Basarnas menyiapkan helikopter untuk mencari korban KM Sinar Bangun.

Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, jika awan hujan, apalagi tipe kumulonimbus (CB), terbentuk di atas muka perairan, bisa terjadi hujan lebat dan angin kencang dalam waktu singkat. Namun, meskipun singkat, peristiwa alam tersebut sudah cukup untuk memicu gelombang tinggi.

Hary menuturkan, sejak Senin siang atau hari nahas KM Sinar Bangun, kantor BMKG Medan telah mendeteksi pembentukan awan CB di langit bagian selatan Danau Toba. Semakin sore, awan tersebut bergerak menuju utara, melintasi Pulau Samosir. ”Antara pukul 17.20 sampai 17.50 ada angin berembus singkat. Yang awalnya 11 knot meningkat jadi 12 knot,” papar Hary.

Hary menyatakan, saat itu BMKG sudah mengeluarkan dua kali peringatan akan cuaca buruk di sekitar Danau Toba. Namun, menurut dia, masih banyak yang tidak mengindahkan dan cenderung meremehkan peringatan dini tentang cuaca buruk. ”Ya, tugas kami hanya memberikan warning,” jelasnya.

Sementara itu, peneliti di Pusat Penelitian Limnologi LIPI Arianto Budi Santoso membenarkan bahwa penelitian tentang kondisi Danau Toba masih minim. Pada 2017, baru dilakukan survei awal tentang suhu hingga kadar oksigen danau tersebut. ”Beberapa meter dari bibir pantai itu mungkin kedalamannya sudah 20 meter lebih. Agak jauh sedikit sudah 100 meteran lebih, bahkan 200–400 meter, memang dalam sekali,” ulas Arianto kemarin (24/6).

Doktor alumnus The University of Waikato, Selandia Baru, itu mengungkapkan, pada kedalaman 10 hingga 12 meter, danau masih dapat ditembus cahaya matahari. Nilai tersebut adalah hasil pengukuran alat yang dia pakai. ”Hanya 1 persen cahaya matahari di permukaan yang dapat menembus kedalaman tersebut,” ujar dia.

Suhu air danau itu 23 hingga 24 derajat Celsius. Sedangkan suhu di permukaan sekitar 25 derajat Celsius. Menurut dia, kondisi cuaca tersebut umum ditemui pada danau-danau di Indonesia atau wilayah tropis.

Hidrogeolog ITB Lambok Hutasoit menuturkan, saat ini belum ada pemetaan yang benar-benar detail tentang kondisi Danau Toba. Mulai arus laut hingga kondisi angin di sekitar danau. ”Belum rinci diteliti, diselidiki itu. Kemudian, arusnya harusnya diketahui ke mana-mana. Belum banyak diselidiki, anginnya gimana, meteorologi bagaimana di sana,” ujar dia. (jun/syn/tau/c11/ang)

 

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Basarnas menyiapkan helikopter untuk mencari korban KM Sinar Bangun.

Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, jika awan hujan, apalagi tipe kumulonimbus (CB), terbentuk di atas muka perairan, bisa terjadi hujan lebat dan angin kencang dalam waktu singkat. Namun, meskipun singkat, peristiwa alam tersebut sudah cukup untuk memicu gelombang tinggi.

Hary menuturkan, sejak Senin siang atau hari nahas KM Sinar Bangun, kantor BMKG Medan telah mendeteksi pembentukan awan CB di langit bagian selatan Danau Toba. Semakin sore, awan tersebut bergerak menuju utara, melintasi Pulau Samosir. ”Antara pukul 17.20 sampai 17.50 ada angin berembus singkat. Yang awalnya 11 knot meningkat jadi 12 knot,” papar Hary.

Hary menyatakan, saat itu BMKG sudah mengeluarkan dua kali peringatan akan cuaca buruk di sekitar Danau Toba. Namun, menurut dia, masih banyak yang tidak mengindahkan dan cenderung meremehkan peringatan dini tentang cuaca buruk. ”Ya, tugas kami hanya memberikan warning,” jelasnya.

Sementara itu, peneliti di Pusat Penelitian Limnologi LIPI Arianto Budi Santoso membenarkan bahwa penelitian tentang kondisi Danau Toba masih minim. Pada 2017, baru dilakukan survei awal tentang suhu hingga kadar oksigen danau tersebut. ”Beberapa meter dari bibir pantai itu mungkin kedalamannya sudah 20 meter lebih. Agak jauh sedikit sudah 100 meteran lebih, bahkan 200–400 meter, memang dalam sekali,” ulas Arianto kemarin (24/6).

Doktor alumnus The University of Waikato, Selandia Baru, itu mengungkapkan, pada kedalaman 10 hingga 12 meter, danau masih dapat ditembus cahaya matahari. Nilai tersebut adalah hasil pengukuran alat yang dia pakai. ”Hanya 1 persen cahaya matahari di permukaan yang dapat menembus kedalaman tersebut,” ujar dia.

Suhu air danau itu 23 hingga 24 derajat Celsius. Sedangkan suhu di permukaan sekitar 25 derajat Celsius. Menurut dia, kondisi cuaca tersebut umum ditemui pada danau-danau di Indonesia atau wilayah tropis.

Hidrogeolog ITB Lambok Hutasoit menuturkan, saat ini belum ada pemetaan yang benar-benar detail tentang kondisi Danau Toba. Mulai arus laut hingga kondisi angin di sekitar danau. ”Belum rinci diteliti, diselidiki itu. Kemudian, arusnya harusnya diketahui ke mana-mana. Belum banyak diselidiki, anginnya gimana, meteorologi bagaimana di sana,” ujar dia. (jun/syn/tau/c11/ang)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/