Direktur DirektoratTindak Pidana Narkoba (Dir Dittipid Narkoba) Bareskrim Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, memang ada temuan PCC terakhir itu di Medan dan Ambon. Peredaran PCC itu di dua daerah itu terungkap, walau bos besarnya yang berinisial BP telah tertangkap. ”Maka, semua akan kami telusuri,” jelasnya.
Maka, dugaan adanya pabrik lain yang membuat PCC ini tentu harus dipastikan. Sebab, hingga saat ini belum diketahui dari mana BP ini tercetus untuk membuat PCC. ”Kejahatan itu bisa dari saling meniru,” ujar jenderal berbintang satu tersebut.
Dia memastikan, Bareskrim tidak akan berhenti mendeteksi peredaran PCC.”Kami tentu tidak ingin kejadian di Kendari terulang, anak-anak harus aman dari ancaman obat PCC,” tegas mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya tersebut.
Selanjutnya, penyidik juga akan fokus menguliti distributor dari pabrik yang dimiliki BP. Rencananya, dalam waktu dekat satu tim akan diterjunkan kembali ke Surabaya. Tujuannya, tentu mengetahui dengan pasti siapa saja distributornya. ”Siapa yang bertanggungjawab mengedarkan di setiap daerah, itu kami kejar juga,” jelasnya.
Dia menegaskan, semua yang terlibat harus bertanggungjawab. Serta, polisi juga mengejar jangan-jangan masih ada sisa obat PCC yang berada di tangan distributor. ”Ini yang kami cegah,” ujarnya. (fac/adz)