Tahun demi tahun epidemi AIDS cenderung terus mengancam kehidupan sosial masyarakat. Padahal upaya penanggulangan telah dilakukan dengan memaksimalkan sumber daya yang tersedia melalui berbagai strategi dan program secara terpadu.
“Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Medan, dari Januari 2006 sampai Juli 2013, jumlah penderita HIV/AIDS yang terdata adalah 3.369 orang. IUDS merupakan penyumbang terbesar kedua dengan 979 kasus atau 26.51 persen,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Medan diwakili Asisten Kesejahteraan Masyarakat Drs Erwin Lubis ketika membuka Pelatihan Petugas Outreach Harm Education untuk Program Pencegahan HIV/AIDS di Kota Medan tahun 2013 di Hotel Grand Antares Medan, Kamis (24/10).
Berdasarkan data itulah, maka Pemko Medan merasa perlu melakukan intervensi perubahan perilaku terhadap pemakai narkoba suntik sehingga para pengguna minimal peduli dengan kesehatan dirinya dan orang di sekitarnya.
“Kita semua tentunya merasa prihatin terhadap masalah HIV/AIDS yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan paling menonjol, sebab tingkat kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya masih tinggi,” kata Erwin.
Menurut Erwin, penderita HIV/AIDS di Kota Medan banyak ditemukan pada pemakai narkoba suntik. Untuk itulah diperlukan langkah strategis penanggulangan infeksi HIV/AIDS dengan melibatkan semua komponen masyarakat guna melakukan upaya nyata, rasional, sinergis dan sinkron guna memutuskan mata rantai pernularan.
“Strategi utama dalam program pengurangan dampak buruk bagi pemakai narkoba adalah dengan Harm Reduction (HR) atau pengurangan dampak buruk yakni adanya perubahan perilaku yanglebih baik. Konsepnya adalah pencegahan atau pengurangan dampak negative terhadap kesehatan yang berhubungan dengan tingkah laku,” ungkapnya.
Oleh karenanya, tambahnya, petugas outreach dikenali sebagai ujung tombak dalam merubah perilaku pengguna jarum suntik. (rel)