30.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Warga Pinggir Rel Ngaku Bayar PBB

Ratusan warga pinggiran rel KA di kawasan Jalan Timah berkumpul menyaksikan tim eksekusi yang akan membingkar rumah mereka, Selasa (25/11/2014).
Ratusan warga pinggiran rel KA di kawasan Jalan Timah berkumpul menghalau tim eksekusi yang akan membongkar rumah mereka, Selasa (25/11/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Rencana PT KAI melakukan eksekusi terhadap 60 kepala keluarga (KK) tidak berjalan dengan mudah. Pasalnya, ratusan warga yang menempati rumah di pinggir rel itu terus menghalangi-halangi alat berat yang akan dipergunakan untuk melakukan eksekusi, Selasa (25/11/2014) sekira pukul 10.00 WIB.

Karena kekecewaan tersebut, salah seorang warga yang sempat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan salah satu bait lagunya dipelintirkan.

“Indonesia Raya merdeka-merdeka, Indonesia punya orang kaya,“ katanya.

Selama ini, warga menilai seluruh kewajibannya sudah dipenuhi termasuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), listrik dan pajak-pajak lainnya.

Dalam ekskusi itu sejumlah warga tidak dapat menutupi kesedihan kekecewaan yang mereka rasakan melihat rumahnya bakal dihancurkan.

”Pak tolonglah, jangan pakai alat berat membongkar rumah kami. Tidak ada lagi uang kami,” kata seorang ibu sambil meronta-ronta.

Wanita paruh baya itu meminta kebijakan dari pemerintah atas rencana eksekusi ini. “Kami mau pindah asalkan ada pengganti tempat tinggal kami,” teriaknya histeris.

Karena terus mendapat perlawanan dari warga, akhirnya truk yang membawa alat berat muncur beberapa meter.

Seperti diketahui, eksekusi rumah warga di pinggiran rel KA ini berhubungan dengan rencana Kemneterian Perhubungan ingin membangun jalur ganda (double track) Medan-Kualanamu pada 2015 mendatang.Sebelumnya, PT KAI telah memberikan imbauan dan uang bongkar kepada warga untuk membongkar sendiri bangunan rumahnya, namun tidak diindahkan.(dik/adz)

Ratusan warga pinggiran rel KA di kawasan Jalan Timah berkumpul menyaksikan tim eksekusi yang akan membingkar rumah mereka, Selasa (25/11/2014).
Ratusan warga pinggiran rel KA di kawasan Jalan Timah berkumpul menghalau tim eksekusi yang akan membongkar rumah mereka, Selasa (25/11/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Rencana PT KAI melakukan eksekusi terhadap 60 kepala keluarga (KK) tidak berjalan dengan mudah. Pasalnya, ratusan warga yang menempati rumah di pinggir rel itu terus menghalangi-halangi alat berat yang akan dipergunakan untuk melakukan eksekusi, Selasa (25/11/2014) sekira pukul 10.00 WIB.

Karena kekecewaan tersebut, salah seorang warga yang sempat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan salah satu bait lagunya dipelintirkan.

“Indonesia Raya merdeka-merdeka, Indonesia punya orang kaya,“ katanya.

Selama ini, warga menilai seluruh kewajibannya sudah dipenuhi termasuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), listrik dan pajak-pajak lainnya.

Dalam ekskusi itu sejumlah warga tidak dapat menutupi kesedihan kekecewaan yang mereka rasakan melihat rumahnya bakal dihancurkan.

”Pak tolonglah, jangan pakai alat berat membongkar rumah kami. Tidak ada lagi uang kami,” kata seorang ibu sambil meronta-ronta.

Wanita paruh baya itu meminta kebijakan dari pemerintah atas rencana eksekusi ini. “Kami mau pindah asalkan ada pengganti tempat tinggal kami,” teriaknya histeris.

Karena terus mendapat perlawanan dari warga, akhirnya truk yang membawa alat berat muncur beberapa meter.

Seperti diketahui, eksekusi rumah warga di pinggiran rel KA ini berhubungan dengan rencana Kemneterian Perhubungan ingin membangun jalur ganda (double track) Medan-Kualanamu pada 2015 mendatang.Sebelumnya, PT KAI telah memberikan imbauan dan uang bongkar kepada warga untuk membongkar sendiri bangunan rumahnya, namun tidak diindahkan.(dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/