Pierre Pomet, kepala medis Louis XIV merekomendasikan beberapa tetes minyak ladaโsebagai obat gosok seperlunyaโdioleskan pada bagian perineum (daerah antara pangkal paha) tiga hingga empat kali untuk memicu kembali ereksi.
Marcel Rouet yang menulis Le Paradis sexuel des aphrodisiaques, menyatakan mengonsumsi rempah walau sedikit akan memberi hasil yang spektakuler dalam bercinta.
Dalam dunia literasi, karya ini pun disebut-sebut istimewa. Karena bukunya itu pula-lah Rouet dijuluki ahli perangsang.
Menurut Rouet, seorang pria muda berusia 20 tahun, yang organ-organnya, terutama ginjal, tidak bermasalah, dapat mengonsumsi rempah berdosis tinggi satu atau dua kali seminggu sebelum pesta erotis semalam suntuk.
Merujuk Kama Sutera, dia juga menjelaskan bahwa lada tumbuk dapat digunakan secara langsung pada penis sebelum berhubungan seksual.
Khasiatnya, lawan main akan sepenuhnya tunduk kepada keperkasaan pemilik penis berlada. Rouet mengembangkan resep ini menggunakan lada dalam bentuk minyak.
Keistimewaan dan kemewahan rempah-rempah sebagai bumbu bercinta adalah fakta yang tak dapat disangkal oleh ilmuwan Abad Pertengahan. Ia didukung sederet nama pelopor tradisi rasional di bidang ilmiah dan medis. Mulai dari Aristoteles, Hippokrates, Gale dan Avisena.
Yang disebut terakhir nama aslinya Ibnu Sina (980-1037), seorang ilmuwan dan filusuf paling terkenal dari dunia Islam. Menurut Jack, ajaran-ajaran Ibnu Sina yang memaparkan garis besar ilmu pengobatan seksual, telah diadopsi bangsa Eropa.
Erotisnya rempah-rempah menjadi satu di antara beberapa faktor penyebab bangsa Eropa menjajah bangsa ini tempo hari. Masih ingat waktu SD guru sejarah mengajarkan; Belanda menjajah Indonesia ribuan tahun karena rempah-rempah. (wow/jpnn)