26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pria Ini Terpilih sebagai Guru Penggerak Olahraga Indonesia

Foto: Idris/Sumut Pos  Drs Sapri Moesa MM, guru ini terpilih sebagai Guru Penggerak Olahraga Indonesia.
Foto: Idris/Sumut Pos
Drs Sapri Moesa MM, guru ini terpilih sebagai Guru Penggerak Olahraga Indonesia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Senang berolahraga, dan menularkan semangat berolahraga menjadi satu motivasinya memilih hidup menjadi guru olahraga. Kesenangannya berolahraga, menjadi satu modalnya untuk mengukir prestasi lokal maupun nasional.

Dia, Drs Sapri Moesa MM. Guru bidang studi olahraga SMA Negeri 1 Medan. Guru yang biasa disapa David ternyata memiliki talenta olahraga semasa kecilnya. Mulai menjadikan olahraga sebagai permainan saat kecil, dan menjadi atlet saat di bangku perguruan tinggi.

“Sejak kecil saya senang dengan bidang olahraga, dari situ muncul pemikiran supaya olahraga ini dapat mengembangkan kehidupan di masa depan dan menjadi lebih baik. Saya pilih kuliah jurusan olahraga di Unimed tahun 1989. Sewaktu masa kuliah, saya pernah menjadi atlet beberapa cabang olahraga. Seperti, atlet panahan, softball dan hokkie. Selanjutnya, memperdalam dunia senam hingga akhirnya menjadi guru olahraga di SMA Negeri 1 Medan,” kata David yang aktif di berbagai organisasi olahraga tingkat Kota Medan dan Provinsi Sumut.

Dengan kecintaannya dunia olahraga, akhirnya memilih menjadi guru olahraga. Setelah berada di lingkungan pendidikan, maka saat itulah dimulainya prestasi diraih. Satu prestasi tingkat nasional yang diraihnya pada tahun 2009.

Ia menerima prestasi di bidang olahraga dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. David memperoleh prestasi penggerak olahraga. “Saya mendapatkan prestasi, guru penggerak olahraga Indonesia. Saya ikuti kompetisi ini melalui proses di tingkat Kota Medan, propinsi dan selanjutnya ke Pemerintah Pusat. Akhirnya saya peroleh penghargaan sebagai guru penggerak olahraga Indonesia,” katanya ditemui di sekolahnya belum lama ini.

Dia mengemukakan, karya ilmiah yang dibawanya saat mengikuti kompetisi guru penggerak olahraga Indonesia, tentang bagaimana mengajak masyarakat gemar melakukan olahraga. Metode yang diterapkan, adalah olahraga bersifat massal yang mudah diikuti atau dilakukan dengan biaya rendah. Sebagai contoh, senam aerobik.

Selain itu, penghargaan yang diraih lainnya pada tahun 2007. David memperoleh Rekor Muri karena menggelar senam terbanyak di Indonesia dengan peserta dari 2.500 sekolah. Penghargaan ini didapat sewaktu kegiatan HUT Provinsi Sumut di Lapangan Benteng pada tahun 2007.

David menambahkan, pada Hari Guru dirinya berpesan agar para guru menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang ada terus diasah dan diperbaharui sesuai perkembangan zaman. Kemudian, potensi ini diterapkan dalam pembelajaran kepada siswa sehingga menghasilkan generasi yang memiliki daya saing. Selain itu, akan menghasilkan juga terobosan baru dari generasi penerus tersebut.

“Dunia olahraga memiliki banyak peluang dan prestasi yang bisa diraih. Oleh sebab itu, olahraga buka hanya sekedar rutinitas biasa. Di Eropa, olahraga memiliki waktu jam belajar yang cukup banyak sehingga bisa memunculkan bakat atau talenta yang dimiliki siswa. Maka dari itu, pola pembelajaran tersebut saya terapkan di SMA Negeri 1 Medan, satu kelas unggulan bernama O2SN yaitu di bidang olahraga dan seni. Maka setiap hari Sabtu pagi dilaksanakan senam aerobik,” pungkasnya. (ris)

Foto: Idris/Sumut Pos  Drs Sapri Moesa MM, guru ini terpilih sebagai Guru Penggerak Olahraga Indonesia.
Foto: Idris/Sumut Pos
Drs Sapri Moesa MM, guru ini terpilih sebagai Guru Penggerak Olahraga Indonesia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Senang berolahraga, dan menularkan semangat berolahraga menjadi satu motivasinya memilih hidup menjadi guru olahraga. Kesenangannya berolahraga, menjadi satu modalnya untuk mengukir prestasi lokal maupun nasional.

Dia, Drs Sapri Moesa MM. Guru bidang studi olahraga SMA Negeri 1 Medan. Guru yang biasa disapa David ternyata memiliki talenta olahraga semasa kecilnya. Mulai menjadikan olahraga sebagai permainan saat kecil, dan menjadi atlet saat di bangku perguruan tinggi.

“Sejak kecil saya senang dengan bidang olahraga, dari situ muncul pemikiran supaya olahraga ini dapat mengembangkan kehidupan di masa depan dan menjadi lebih baik. Saya pilih kuliah jurusan olahraga di Unimed tahun 1989. Sewaktu masa kuliah, saya pernah menjadi atlet beberapa cabang olahraga. Seperti, atlet panahan, softball dan hokkie. Selanjutnya, memperdalam dunia senam hingga akhirnya menjadi guru olahraga di SMA Negeri 1 Medan,” kata David yang aktif di berbagai organisasi olahraga tingkat Kota Medan dan Provinsi Sumut.

Dengan kecintaannya dunia olahraga, akhirnya memilih menjadi guru olahraga. Setelah berada di lingkungan pendidikan, maka saat itulah dimulainya prestasi diraih. Satu prestasi tingkat nasional yang diraihnya pada tahun 2009.

Ia menerima prestasi di bidang olahraga dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. David memperoleh prestasi penggerak olahraga. “Saya mendapatkan prestasi, guru penggerak olahraga Indonesia. Saya ikuti kompetisi ini melalui proses di tingkat Kota Medan, propinsi dan selanjutnya ke Pemerintah Pusat. Akhirnya saya peroleh penghargaan sebagai guru penggerak olahraga Indonesia,” katanya ditemui di sekolahnya belum lama ini.

Dia mengemukakan, karya ilmiah yang dibawanya saat mengikuti kompetisi guru penggerak olahraga Indonesia, tentang bagaimana mengajak masyarakat gemar melakukan olahraga. Metode yang diterapkan, adalah olahraga bersifat massal yang mudah diikuti atau dilakukan dengan biaya rendah. Sebagai contoh, senam aerobik.

Selain itu, penghargaan yang diraih lainnya pada tahun 2007. David memperoleh Rekor Muri karena menggelar senam terbanyak di Indonesia dengan peserta dari 2.500 sekolah. Penghargaan ini didapat sewaktu kegiatan HUT Provinsi Sumut di Lapangan Benteng pada tahun 2007.

David menambahkan, pada Hari Guru dirinya berpesan agar para guru menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang ada terus diasah dan diperbaharui sesuai perkembangan zaman. Kemudian, potensi ini diterapkan dalam pembelajaran kepada siswa sehingga menghasilkan generasi yang memiliki daya saing. Selain itu, akan menghasilkan juga terobosan baru dari generasi penerus tersebut.

“Dunia olahraga memiliki banyak peluang dan prestasi yang bisa diraih. Oleh sebab itu, olahraga buka hanya sekedar rutinitas biasa. Di Eropa, olahraga memiliki waktu jam belajar yang cukup banyak sehingga bisa memunculkan bakat atau talenta yang dimiliki siswa. Maka dari itu, pola pembelajaran tersebut saya terapkan di SMA Negeri 1 Medan, satu kelas unggulan bernama O2SN yaitu di bidang olahraga dan seni. Maka setiap hari Sabtu pagi dilaksanakan senam aerobik,” pungkasnya. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/