26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Helena Saragi Napitu, Peringkat 2 Terbaik UN se-Indonesia

25-5-13-RASYID-HERLENA SISWA TERBAIK(2)Tak cuma berotak encer, Helena Martha Friska Saragi Napitu adalah anak multitalenta. Selain langganan juara umum sejak duduk di bangku SMP, putri bungsu AM Napitu dan Elis Tambunan ini mahir bermain piano dan bernyanyi di lingkungan gereja.
PRESTASI yang membanggakan masyarakat dan dunia pendidikan Sumatera Utara ini ditorehkan Helena begitu melegakan, di tengah carut-marutnya pelaksanaan UN beserta stigma negatif di dalam praktiknya. Tak terkecuali Helena mengakun
sempat tak punya target muluk-muluk soal hasil UN-nya. “Tak terbayang sebelumnya ini bisa terjadi. Targetnya lulus UN saja,” ucapnya.

Sejak TK hingga SMA Helena bersekolah di  Sekolah Yayasan Methodis 2 Medan di Jalan Thamrin. Dari mulai SMP hingga SMA dirinya terus mendapatkan juara umum. Dan, klimaksnya, akumulasi juara setiap tahun itu berbuah nilai terbaik yakni 9,78. Nilai ini nyaris sempurna, dan sedikit di bawah siswa asal Bali yang meraih peringkat satu UN se-Indonesia.

Bagaimana rasanya menjadi siswa dengan nilai terbaik dua nasional? Gadis 17 tahun ini terus- terang justru mendapatkan kabar mengejutkan itu dari teman-temannya di dunia maya (internet). Teman-temannya itu memberikan tautan (link) dari salah satu media online yang menuliskan nama dan asal sekolahnya sebagai terbaik kedua UN. “Informasi itu saya terima dari teman-teman di jejaring sosial twitter. Ya aku terkejut sekali,” cetusnya.

Awalnya tak ada firasat bila hasil UN-nya akan membanggakan masyarakat Sumut. Seperti teman-teman sekolahnya, Helena mengaku cemas menjelantg pengumuman UN. “Saya kepikiran terus,” akunya.

Bungsu dua bersaudara dari pasangan A.M Napitu dan Elis Tambunan ini berniat mengikuti jejak kakaknya, Nita Mawariska Saragi Napitu yang kini kuliah di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia (UI), Depok. Dengan hasil UN yang diraihnya, dara berwajah oriental ini optimistis bisa terbang ke Jakarta menimba ilmu di salah satu perguruan negeri terbaik di Indonesia.
Helena tengah menyiapkan diri agar bisa menembus Fakultas Kedokteran UI dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) nanti. Selain Fakultas Ekonomi UI jurusan Akuntansi, dia memilih Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai pilihan lain. “Saya ingin jadi dokter yang berguna bagi orang  banyak,” tuturnya.
Sang ayah A.M Napitu, yang ditemui di kediamannya Jumat (24/5) kemarin, menegaskan, dirinya akan mendukung pilihan anaknya. Kendati konsekuensinya, dia dan sang istri, akan jauh dari kedua putri tercintanya. “Tak masalah jauh dari mereka. Yang terpenting mereka sungguh-sungguh meraih cita-cita mereka,” katanya.

Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Simalungun, A.M Napitu mengaku terharu atas prestasi putrinya Helena.  Dia sempat meneteskan air mata saat diberitahu anak bontotnya itu meraih predikat kedua nasional. “Wah, saya terharu sekali,” katanya.
Sang ibu, Elis Tambunan, yang ditanyai soal pola pendidikan bagi kedua putrinya, mengaku   tak punya kiat khusus. Dia hanya mengawasi kegiatan kedua putrinya. “Sebagai orang tua saya cuma bisa mengarahkan,” ucapnya. Semoga dia (Helena) bisa masuk UI, sebagaimana yang telah dicita-citakannya sejak lama,” pungkasnya. (*)

25-5-13-RASYID-HERLENA SISWA TERBAIK(2)Tak cuma berotak encer, Helena Martha Friska Saragi Napitu adalah anak multitalenta. Selain langganan juara umum sejak duduk di bangku SMP, putri bungsu AM Napitu dan Elis Tambunan ini mahir bermain piano dan bernyanyi di lingkungan gereja.
PRESTASI yang membanggakan masyarakat dan dunia pendidikan Sumatera Utara ini ditorehkan Helena begitu melegakan, di tengah carut-marutnya pelaksanaan UN beserta stigma negatif di dalam praktiknya. Tak terkecuali Helena mengakun
sempat tak punya target muluk-muluk soal hasil UN-nya. “Tak terbayang sebelumnya ini bisa terjadi. Targetnya lulus UN saja,” ucapnya.

Sejak TK hingga SMA Helena bersekolah di  Sekolah Yayasan Methodis 2 Medan di Jalan Thamrin. Dari mulai SMP hingga SMA dirinya terus mendapatkan juara umum. Dan, klimaksnya, akumulasi juara setiap tahun itu berbuah nilai terbaik yakni 9,78. Nilai ini nyaris sempurna, dan sedikit di bawah siswa asal Bali yang meraih peringkat satu UN se-Indonesia.

Bagaimana rasanya menjadi siswa dengan nilai terbaik dua nasional? Gadis 17 tahun ini terus- terang justru mendapatkan kabar mengejutkan itu dari teman-temannya di dunia maya (internet). Teman-temannya itu memberikan tautan (link) dari salah satu media online yang menuliskan nama dan asal sekolahnya sebagai terbaik kedua UN. “Informasi itu saya terima dari teman-teman di jejaring sosial twitter. Ya aku terkejut sekali,” cetusnya.

Awalnya tak ada firasat bila hasil UN-nya akan membanggakan masyarakat Sumut. Seperti teman-teman sekolahnya, Helena mengaku cemas menjelantg pengumuman UN. “Saya kepikiran terus,” akunya.

Bungsu dua bersaudara dari pasangan A.M Napitu dan Elis Tambunan ini berniat mengikuti jejak kakaknya, Nita Mawariska Saragi Napitu yang kini kuliah di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia (UI), Depok. Dengan hasil UN yang diraihnya, dara berwajah oriental ini optimistis bisa terbang ke Jakarta menimba ilmu di salah satu perguruan negeri terbaik di Indonesia.
Helena tengah menyiapkan diri agar bisa menembus Fakultas Kedokteran UI dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) nanti. Selain Fakultas Ekonomi UI jurusan Akuntansi, dia memilih Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai pilihan lain. “Saya ingin jadi dokter yang berguna bagi orang  banyak,” tuturnya.
Sang ayah A.M Napitu, yang ditemui di kediamannya Jumat (24/5) kemarin, menegaskan, dirinya akan mendukung pilihan anaknya. Kendati konsekuensinya, dia dan sang istri, akan jauh dari kedua putri tercintanya. “Tak masalah jauh dari mereka. Yang terpenting mereka sungguh-sungguh meraih cita-cita mereka,” katanya.

Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Simalungun, A.M Napitu mengaku terharu atas prestasi putrinya Helena.  Dia sempat meneteskan air mata saat diberitahu anak bontotnya itu meraih predikat kedua nasional. “Wah, saya terharu sekali,” katanya.
Sang ibu, Elis Tambunan, yang ditanyai soal pola pendidikan bagi kedua putrinya, mengaku   tak punya kiat khusus. Dia hanya mengawasi kegiatan kedua putrinya. “Sebagai orang tua saya cuma bisa mengarahkan,” ucapnya. Semoga dia (Helena) bisa masuk UI, sebagaimana yang telah dicita-citakannya sejak lama,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/