33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Pocong Ajak Masyarakat Jangan Golput

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
SOSIALISASI_Sejumlah masyarakat berpakaian pocong dan membawa spanduk muncul di Jalan Sudirman, Medan, Senin (25/6). mereka menyosialiasikan Pilgub Sumut yang akan berlangsung 27 Juni 2018 dan mengajak warga agar tidak golput.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada-ada saja cara komunitas anak muda di Kota Medan untuk menyerukan masyarakat agar tidak golput saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018.

Mereka berdandan seperti pocong dan beraksi di bundaran Jalan Jendral Sudirman, Medan, Senin (25/6).

Alhasil, aksi itu membuat para pengendara yang melintas kaget dan heran. Apalagi pocong-pocong itu mendatangi para pengendara setiap kali lampu merah menyala sambil membawa poster berisi tulisan mengajak masyarakat untuk tidak golput.

“Pocong aja nyoblos masa klen nggak. Jangan ngaku syantik kalau golput,” demikian beberapa tulisan pada poster yang mereka pampangkan kepada pengguna jalan.

Aksi ini digagas kalangan profesional muda yang menamakan diri Komunitas Masyarakat Anti Golput.

Koordinator aksi Andreansyah mengatakan, aksi ini mereka lakukan agar masyarakat di Sumut antusias mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 Juni 2018.

“Pilgubsu 2018 inikan ajang kita dalam menentukan pemimpin Sumut ke depan. Jadi seluruh masyarakat kita ajak agar memberikan suaranya untuk memilih pemimpin yang mereka inginkan,” ujarnya.

Pihaknya berharap, lewat aksi ini masyarakat Sumut akan semakin tergugah untuk memberikan suaranya. Sehingga tingkat partisipasi pemilih meningkat tidak seperti edisi Pilgubsu 2013.

“Kami prihatin dalam pemilu-pemilu sebelumnya angka golput sangat tinggi. Ya semoga dengan aksi kami ini, angka golput bisa ditekan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Mangaraja H Harahap, menyoroti maraknya kampanye hitam di Pilgubsu 2018. Cara-cara seperti itu menurutnya tidak terpuji dan justru mencoreng pelaksanan pilkada di Sumut.

“Ini adalah Pilgubsu ketiga yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Tapi dalam prosesnya, banyak pelanggaran berupa black campaign yang diduga dilakukan kandidat ataupun tim suksesnya. Padahal, black campaign bukanlah indikator keberhasilan pembangunan untuk menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.

Mangaraja melihat, kampanye hitam yang diduga dilakukan timses paslon kandidat merupakan bagian ingin memecah belah persatuan masyarakat Sumut.

Sehingga hal tersebut merusak kondusivitas yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Informasi tersebut didapatnya dari Dirintelkam Polda Sumut Kombespol Dedi Kusumabakti pada acara dialog dan buka bersama kelompok Cipayung Plus Sumut, Rabu (13/6) lalu di Hotel Grand Antares.

Dirinya melihat, laporan tersebut hendaknya dijadikan peringatan bagi seluruh warga Sumut untuk saling menjaga kondusifitas.

“Berdasarkan hasil laporan yang disampaikan oleh Mas Dedi (Dirintelkam, Red) tersebut, merupakan suatu peringatan bagi kita warga Sumut agar menjadikan rujukan utama pada momentum Pilgubsu untuk saling menjaga kondusivitas,” tuturnya.

“Prilaku black campaign yang muncul dari para kandidat dan tim sukses seyogianya kita hindari dan kita abaikan. Agar kebencian dihati kita sebagai rakyat hilang,” pungkasnya.(prn/ala)

 

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
SOSIALISASI_Sejumlah masyarakat berpakaian pocong dan membawa spanduk muncul di Jalan Sudirman, Medan, Senin (25/6). mereka menyosialiasikan Pilgub Sumut yang akan berlangsung 27 Juni 2018 dan mengajak warga agar tidak golput.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada-ada saja cara komunitas anak muda di Kota Medan untuk menyerukan masyarakat agar tidak golput saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018.

Mereka berdandan seperti pocong dan beraksi di bundaran Jalan Jendral Sudirman, Medan, Senin (25/6).

Alhasil, aksi itu membuat para pengendara yang melintas kaget dan heran. Apalagi pocong-pocong itu mendatangi para pengendara setiap kali lampu merah menyala sambil membawa poster berisi tulisan mengajak masyarakat untuk tidak golput.

“Pocong aja nyoblos masa klen nggak. Jangan ngaku syantik kalau golput,” demikian beberapa tulisan pada poster yang mereka pampangkan kepada pengguna jalan.

Aksi ini digagas kalangan profesional muda yang menamakan diri Komunitas Masyarakat Anti Golput.

Koordinator aksi Andreansyah mengatakan, aksi ini mereka lakukan agar masyarakat di Sumut antusias mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 Juni 2018.

“Pilgubsu 2018 inikan ajang kita dalam menentukan pemimpin Sumut ke depan. Jadi seluruh masyarakat kita ajak agar memberikan suaranya untuk memilih pemimpin yang mereka inginkan,” ujarnya.

Pihaknya berharap, lewat aksi ini masyarakat Sumut akan semakin tergugah untuk memberikan suaranya. Sehingga tingkat partisipasi pemilih meningkat tidak seperti edisi Pilgubsu 2013.

“Kami prihatin dalam pemilu-pemilu sebelumnya angka golput sangat tinggi. Ya semoga dengan aksi kami ini, angka golput bisa ditekan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Mangaraja H Harahap, menyoroti maraknya kampanye hitam di Pilgubsu 2018. Cara-cara seperti itu menurutnya tidak terpuji dan justru mencoreng pelaksanan pilkada di Sumut.

“Ini adalah Pilgubsu ketiga yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Tapi dalam prosesnya, banyak pelanggaran berupa black campaign yang diduga dilakukan kandidat ataupun tim suksesnya. Padahal, black campaign bukanlah indikator keberhasilan pembangunan untuk menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.

Mangaraja melihat, kampanye hitam yang diduga dilakukan timses paslon kandidat merupakan bagian ingin memecah belah persatuan masyarakat Sumut.

Sehingga hal tersebut merusak kondusivitas yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Informasi tersebut didapatnya dari Dirintelkam Polda Sumut Kombespol Dedi Kusumabakti pada acara dialog dan buka bersama kelompok Cipayung Plus Sumut, Rabu (13/6) lalu di Hotel Grand Antares.

Dirinya melihat, laporan tersebut hendaknya dijadikan peringatan bagi seluruh warga Sumut untuk saling menjaga kondusifitas.

“Berdasarkan hasil laporan yang disampaikan oleh Mas Dedi (Dirintelkam, Red) tersebut, merupakan suatu peringatan bagi kita warga Sumut agar menjadikan rujukan utama pada momentum Pilgubsu untuk saling menjaga kondusivitas,” tuturnya.

“Prilaku black campaign yang muncul dari para kandidat dan tim sukses seyogianya kita hindari dan kita abaikan. Agar kebencian dihati kita sebagai rakyat hilang,” pungkasnya.(prn/ala)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/