30 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Guru Honorer Datangi Gubsu

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO_Sejumlah guru honorer melakukan aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol Medan, Rabu (25/10). Mereka menuntut pemerintah memperhatikan kesejahteraan para guru honorer yang kebanyakan memperoleh upah hanya Rp. 200 ribu per bulan, serta meminta agar segera diangkat menjadi PNS.

“Jadi yang tersisa ini mayoritas adalah guru honorer yang berusia di atas 35 tahun dan telah lama bertugas. Karena itu atas ketidakadilan ini, kami minta agar Gubernur Sumut memperhatikan nasib kami yang sudah mengabdi untuk negara ini,” katanya di depan kantor Gubsu.

Dia menyebutkan, di Kota Medan ada sebanyak 431 guru honor yang belum jelas statusnya, padahal sudah mengabdi belasan tahun. Sedangkan di kabupaten/kota Sumut lainnya, rata-rata berjumlah di atas 300 ribu.

Sedangkan, salah seorang guru honorer asal Langkat M Syarifuddin mengaku, selama 10 bulan mengajar belum menerima gaji. Terhitung, sejak Januari hingga Oktober 2017.

“Kami meminta keadilan kepada anggota dewan yang merupakan wakil rakyat. Sebab, selama 10 bulan kami tak digaji,” ujarnya.

Diutarakan dia, tak hanya persoalan haknya, gaji yang belum diberikan jumlahnya sangat jauh di bawah standar UMK. Padahal, guru merupakan orang-orang yang mencerdaskan anak bangsa tetapi nasibnya sangat miris soal kesejahteraan.

“Gaji kami hanya berkisar Rp400 ribu sampai Rp150 ribu per bulannya, itu pun tak juga diberikan. Jadi, kami memohon kepada anggota dewan dan gubernur agar segera memerintahkan kepala daerah untuk mencairkan hak kami,” ungkap guru honor yang mengajar di salah satu SD Negeri kawasan Sicanggang, Kabupaten Langkat.

Dia menyebutkan, para guru honor punya keluarga dan anak yang butuh dinafkahi atau diberi makan. Bisa dibayangkan apabila tak menerima gaji, bagaimana dampaknya.

“Guru di Langkat untuk honorer K2 berjumlah 394 orang. Sedangkan khusus guru honor yang bertugas di instansi pemerintah, mulai dari SD sampai SMP berjumlah lebih kurang 2.544 orang. Semuanya, rata-rata belum menerima gaji,” beber Syarifuddin yang sudah 13 tahun menjadi guru honorer. (dik/bal/ris)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO_Sejumlah guru honorer melakukan aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol Medan, Rabu (25/10). Mereka menuntut pemerintah memperhatikan kesejahteraan para guru honorer yang kebanyakan memperoleh upah hanya Rp. 200 ribu per bulan, serta meminta agar segera diangkat menjadi PNS.

“Jadi yang tersisa ini mayoritas adalah guru honorer yang berusia di atas 35 tahun dan telah lama bertugas. Karena itu atas ketidakadilan ini, kami minta agar Gubernur Sumut memperhatikan nasib kami yang sudah mengabdi untuk negara ini,” katanya di depan kantor Gubsu.

Dia menyebutkan, di Kota Medan ada sebanyak 431 guru honor yang belum jelas statusnya, padahal sudah mengabdi belasan tahun. Sedangkan di kabupaten/kota Sumut lainnya, rata-rata berjumlah di atas 300 ribu.

Sedangkan, salah seorang guru honorer asal Langkat M Syarifuddin mengaku, selama 10 bulan mengajar belum menerima gaji. Terhitung, sejak Januari hingga Oktober 2017.

“Kami meminta keadilan kepada anggota dewan yang merupakan wakil rakyat. Sebab, selama 10 bulan kami tak digaji,” ujarnya.

Diutarakan dia, tak hanya persoalan haknya, gaji yang belum diberikan jumlahnya sangat jauh di bawah standar UMK. Padahal, guru merupakan orang-orang yang mencerdaskan anak bangsa tetapi nasibnya sangat miris soal kesejahteraan.

“Gaji kami hanya berkisar Rp400 ribu sampai Rp150 ribu per bulannya, itu pun tak juga diberikan. Jadi, kami memohon kepada anggota dewan dan gubernur agar segera memerintahkan kepala daerah untuk mencairkan hak kami,” ungkap guru honor yang mengajar di salah satu SD Negeri kawasan Sicanggang, Kabupaten Langkat.

Dia menyebutkan, para guru honor punya keluarga dan anak yang butuh dinafkahi atau diberi makan. Bisa dibayangkan apabila tak menerima gaji, bagaimana dampaknya.

“Guru di Langkat untuk honorer K2 berjumlah 394 orang. Sedangkan khusus guru honor yang bertugas di instansi pemerintah, mulai dari SD sampai SMP berjumlah lebih kurang 2.544 orang. Semuanya, rata-rata belum menerima gaji,” beber Syarifuddin yang sudah 13 tahun menjadi guru honorer. (dik/bal/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/