28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Warga Tamil Dambakan Gus Irawan-Soekirman

Deklarasi di Lapangan, Pedagang Kecil Untung

Sosok Gus Irawan Pasaribu begitu akrab di hati warga Hindu Tamil Sumatera Utara (Sumut). Mantan Direktur Utama (Dirut) Bank Sumut ini dianggap sebagai tokoh muda Sumut yang menjalankan ekonomi kerakyatan, sehingga masyarakat merasakan langsung keberpihakan pemimpin pada rakyatnya.

AKRAB: Gus Irawan Pasaribu mengenakan kalung bunga akrab bersama warga Tamil saat perayaan Deepavali  Jalan Darat Medan,  Sabtu (24/11) malam.//sumut pos
AKRAB: Gus Irawan Pasaribu mengenakan kalung bunga akrab bersama warga Tamil saat perayaan Deepavali di Jalan Darat Medan, Sabtu (24/11) malam.//sumut pos

”Gus Irawan sangat berpihak kepada rakyat kecil, banyak dari kami yang sudah kenal Gus sejak lama, khususnya warga Hindu Tamil. Kami sangat berharap Gus Irawan sebagai Gubernur Sumut berikutnya,” kata tokoh pemuda Hindu Tamil, Bakirat, usai menyambut kedatangan Gus Irawan Pasaribu dalam Perayaan Deepavali, di Jalan Darat Medan, Sabtu (24/11) malam.

Ribuan warga Hindu Tamil berkumpul menyambut kedatangan Gus Irawan, mereka berdesakan untuk menyalami Gus yang datang dengan batik khas oranye putih biru. Gus yang hadir setelah melaksanakan deklarasi Gus-Man di halaman Istana Maimun Medan menyempatkan diri untuk datang ke acara perayaan Depaavali karena menganggap perayaan Deepavali sebagai hari raya masyarakat Hindu Tamil layak mendapat perhatian di Sumut.

“Sampai hari ini Deepavali belum dijadikan sebagai hari libur fakultatif, bisa bayangkan saat kita merayakan hari raya tapi masih bekerja?” ujar Gus Irawan.
Ke depan, lanjutnya, sebagai provinsi dengan kekayaan etnis dan budaya yang melimpah ruah, pemangku kepentingan perlu menyiapkan strategi yang matang sehingga kekayaan etnis dan budaya ini bisa menjadi produk pariwisata Sumut, “Perlu dikemas dengan baik, untuk melihat Asia, tidak perlu lagi kita berkeliling dunia. Cukup datang ke Sumut. Semuanya lengkap, ada di sini. Sumut jadi miniatur Asia,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu Gus Irawan ditantang untuk membawakan lagu India oleh pembawa acara yang langsung disambut riuh tepuk tangan warga yang mengikuti perayaan hari raya Deepavali tersebut. Gus dengan senyum khasnya tampak percaya diri menaiki panggung diiringan penari India. Antusias warga semakin terlihat saat Gus menari dengan lagu Kuch-kuch Hota Hai yang dibawakannya langsung.

Sebelum mengakhiri kunjungan tampak Gus bercengkrama dan menyalami warga satu persatu. Menurut pemuda Tamil asal Langkat yang sengaja hadir di acara itu, Rajesh, hal ini merupakan kelebihan Gus Irawan. Dia merupakan sosok yang mudah berbaur dan sangat ramah. “Sekitar enam tahun lalu saya melihat dia bercengkrama dengan ibu-ibu pelaku usaha kecil di kampung saya Langkat. Saya berpikir, dia memang diinginkan menjadi pemimpin Sumut. Apalagi pasangannya, Pak Kirman yang setahu saya dengan kawan-kawan petani dan nelayan di Langkat,” ujarnya.

Pedagang Kecil Untung
Sementara itu, deklarasi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (Gus-Man) yang digelar di halaman Istana Maimun Medan, Sabtu (24/11) lalu menyisakan cerita dari pedagang kecil yang ada di sekitar Istana Maimun. Ratusan pedagang kecil dengan berbagai macam jajanannya memenuhi halaman tempat bersejarah itu.

Para pedagang kecil ini mengaku sangat senang deklarasi Gus-Man dilaksanakan di tempat terbuka seperti halaman Istana Maimun. Sehingga pedagang kecil bisa ikut berbaur sambil menjajakan dagangan. “Pengunjung kan banyak, jadi otomatis dagangan bisa laku, kalau deklrasi dilaksanakan di hotel mana bisa kita masuk buat berjualan,” ujar Ratna, pedagang sate yang mengaku membawa dagangannya dari Tanjung Morawa ini.

Ratna berharap, pedagang kecil seperti dirinya harus dapat perhatian. Dia senang sekali Gus dan Kirman mau buat acara di tempat seperti ini. “Dan saya tahu Gus itu orangnya ramah. Dulu waktu penyerahan bantuan modal di Tanjung Morawa dia turun langsung. Dari modal bantuan itu saya bisa berjualan bantu ekonomi keluarga,” ujar perempuan 44 tahun ini.

Sementara Alian Napiah, warga jalan Turi SM Raja Medan juga mengaku senang karena Gus Irawan mau memakan sate kerang dagangannya. Napiah menceritakan, banyak pejabat yang kadang memborong dagangannya, tapi tidak memakan. Dagangan itu hanya untuk dibagi-bagikan kepada massa pendukungnya. “Saya sempat terdiam saat Gus memakan sate kerang saya. Beliau mau makan dagangan yang dimasak oleh pedagang kecil seperti saya, biasanya pejabat kan memandang kami jorok, tidak seperti masakan di restoran-restoran,” cerita pria yang baru saja kehilangan istrinya karena menderita penyakit jantung.

Sementara itu Soekirman,  yang tengah asyik berbincang dengan warga menjelaskan kalau dia dan Gus Irawan jauh hari telah sepakat untuk menggelar kegiatan sosialisasi pencalonan pasangan Gus-Man di tempat-tempat terbuka dan dekat dengan rakyat, “Saya dan Gus ini kan wong des. Untuk apa buat acara di hotel berbintang kalau masyarakatnya menunggu di depan pagar. Sudah tak jamannya lagi pemimpin dan rakyat harus dibatas-batasin, biar dekat agar tambah sayang,” ujar Wakil Bupati Serdang Bedagai ini.

Pria humoris ini juga memaparkan, sebagai orang yang lama berkecimpung di dunia LSM, dirinya  terbiasa untuk menjelaskan persoalan rakyat seperti kemiskinan, pendidikan dan kesehatan berdasarkan fakta. “Sebelum buat program kita harus tahu dulu fakta di lapangan, seperti apa sesungguhnya kehidupan masyarakat, biar program tersebut tepat sasaran, pemerintahan berjalan harus atas kehendak rakyat, bukan kehendak elit dan pejabat,” ujarnya. (mea)

Deklarasi di Lapangan, Pedagang Kecil Untung

Sosok Gus Irawan Pasaribu begitu akrab di hati warga Hindu Tamil Sumatera Utara (Sumut). Mantan Direktur Utama (Dirut) Bank Sumut ini dianggap sebagai tokoh muda Sumut yang menjalankan ekonomi kerakyatan, sehingga masyarakat merasakan langsung keberpihakan pemimpin pada rakyatnya.

AKRAB: Gus Irawan Pasaribu mengenakan kalung bunga akrab bersama warga Tamil saat perayaan Deepavali  Jalan Darat Medan,  Sabtu (24/11) malam.//sumut pos
AKRAB: Gus Irawan Pasaribu mengenakan kalung bunga akrab bersama warga Tamil saat perayaan Deepavali di Jalan Darat Medan, Sabtu (24/11) malam.//sumut pos

”Gus Irawan sangat berpihak kepada rakyat kecil, banyak dari kami yang sudah kenal Gus sejak lama, khususnya warga Hindu Tamil. Kami sangat berharap Gus Irawan sebagai Gubernur Sumut berikutnya,” kata tokoh pemuda Hindu Tamil, Bakirat, usai menyambut kedatangan Gus Irawan Pasaribu dalam Perayaan Deepavali, di Jalan Darat Medan, Sabtu (24/11) malam.

Ribuan warga Hindu Tamil berkumpul menyambut kedatangan Gus Irawan, mereka berdesakan untuk menyalami Gus yang datang dengan batik khas oranye putih biru. Gus yang hadir setelah melaksanakan deklarasi Gus-Man di halaman Istana Maimun Medan menyempatkan diri untuk datang ke acara perayaan Depaavali karena menganggap perayaan Deepavali sebagai hari raya masyarakat Hindu Tamil layak mendapat perhatian di Sumut.

“Sampai hari ini Deepavali belum dijadikan sebagai hari libur fakultatif, bisa bayangkan saat kita merayakan hari raya tapi masih bekerja?” ujar Gus Irawan.
Ke depan, lanjutnya, sebagai provinsi dengan kekayaan etnis dan budaya yang melimpah ruah, pemangku kepentingan perlu menyiapkan strategi yang matang sehingga kekayaan etnis dan budaya ini bisa menjadi produk pariwisata Sumut, “Perlu dikemas dengan baik, untuk melihat Asia, tidak perlu lagi kita berkeliling dunia. Cukup datang ke Sumut. Semuanya lengkap, ada di sini. Sumut jadi miniatur Asia,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu Gus Irawan ditantang untuk membawakan lagu India oleh pembawa acara yang langsung disambut riuh tepuk tangan warga yang mengikuti perayaan hari raya Deepavali tersebut. Gus dengan senyum khasnya tampak percaya diri menaiki panggung diiringan penari India. Antusias warga semakin terlihat saat Gus menari dengan lagu Kuch-kuch Hota Hai yang dibawakannya langsung.

Sebelum mengakhiri kunjungan tampak Gus bercengkrama dan menyalami warga satu persatu. Menurut pemuda Tamil asal Langkat yang sengaja hadir di acara itu, Rajesh, hal ini merupakan kelebihan Gus Irawan. Dia merupakan sosok yang mudah berbaur dan sangat ramah. “Sekitar enam tahun lalu saya melihat dia bercengkrama dengan ibu-ibu pelaku usaha kecil di kampung saya Langkat. Saya berpikir, dia memang diinginkan menjadi pemimpin Sumut. Apalagi pasangannya, Pak Kirman yang setahu saya dengan kawan-kawan petani dan nelayan di Langkat,” ujarnya.

Pedagang Kecil Untung
Sementara itu, deklarasi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (Gus-Man) yang digelar di halaman Istana Maimun Medan, Sabtu (24/11) lalu menyisakan cerita dari pedagang kecil yang ada di sekitar Istana Maimun. Ratusan pedagang kecil dengan berbagai macam jajanannya memenuhi halaman tempat bersejarah itu.

Para pedagang kecil ini mengaku sangat senang deklarasi Gus-Man dilaksanakan di tempat terbuka seperti halaman Istana Maimun. Sehingga pedagang kecil bisa ikut berbaur sambil menjajakan dagangan. “Pengunjung kan banyak, jadi otomatis dagangan bisa laku, kalau deklrasi dilaksanakan di hotel mana bisa kita masuk buat berjualan,” ujar Ratna, pedagang sate yang mengaku membawa dagangannya dari Tanjung Morawa ini.

Ratna berharap, pedagang kecil seperti dirinya harus dapat perhatian. Dia senang sekali Gus dan Kirman mau buat acara di tempat seperti ini. “Dan saya tahu Gus itu orangnya ramah. Dulu waktu penyerahan bantuan modal di Tanjung Morawa dia turun langsung. Dari modal bantuan itu saya bisa berjualan bantu ekonomi keluarga,” ujar perempuan 44 tahun ini.

Sementara Alian Napiah, warga jalan Turi SM Raja Medan juga mengaku senang karena Gus Irawan mau memakan sate kerang dagangannya. Napiah menceritakan, banyak pejabat yang kadang memborong dagangannya, tapi tidak memakan. Dagangan itu hanya untuk dibagi-bagikan kepada massa pendukungnya. “Saya sempat terdiam saat Gus memakan sate kerang saya. Beliau mau makan dagangan yang dimasak oleh pedagang kecil seperti saya, biasanya pejabat kan memandang kami jorok, tidak seperti masakan di restoran-restoran,” cerita pria yang baru saja kehilangan istrinya karena menderita penyakit jantung.

Sementara itu Soekirman,  yang tengah asyik berbincang dengan warga menjelaskan kalau dia dan Gus Irawan jauh hari telah sepakat untuk menggelar kegiatan sosialisasi pencalonan pasangan Gus-Man di tempat-tempat terbuka dan dekat dengan rakyat, “Saya dan Gus ini kan wong des. Untuk apa buat acara di hotel berbintang kalau masyarakatnya menunggu di depan pagar. Sudah tak jamannya lagi pemimpin dan rakyat harus dibatas-batasin, biar dekat agar tambah sayang,” ujar Wakil Bupati Serdang Bedagai ini.

Pria humoris ini juga memaparkan, sebagai orang yang lama berkecimpung di dunia LSM, dirinya  terbiasa untuk menjelaskan persoalan rakyat seperti kemiskinan, pendidikan dan kesehatan berdasarkan fakta. “Sebelum buat program kita harus tahu dulu fakta di lapangan, seperti apa sesungguhnya kehidupan masyarakat, biar program tersebut tepat sasaran, pemerintahan berjalan harus atas kehendak rakyat, bukan kehendak elit dan pejabat,” ujarnya. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/