Bayek menyebutkan, kalau memang benar pendapatan kotor PD Pasar sebesar Rp42 miliar, maka berarti sebanyak Rp40 miliar telah dihabiskan. Ditambah lagi, anggaran yang diserap dari APBD mencapai Rp40 miliar. “Makanya, nanti kita minta neraca pembayarannya sewaktu finalisasi LKPj. Dari situ akan tahu apakah benar yang disampaikan dia atau sebaliknya,” ketus Bayek.
Diutarakannya, jika nanti terbukti dari LKPj yang disampaikan maka Rusdi telah berbohong. Oleh sebab itu, disarankan kalau seperti ini kondisinya lebih baik diserahkan saja pengelolaan pasar tradisional yang ada di Medan kepada pihak swasta. “Kalau swasta yang kelola sudah pasti untung, karena jelas perhitungannya. Sebab, swasta tidak berani main-main,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, pembahasan LKPj Tahun Anggaran 2017 Senin (23/4) kemarin menguak fakta. PD Pasar Kota Medan menghasilkan kontribusi terhadap PAD sebesar Rp1,47 miliar. Namun, jumlah ini dibilang masih sangat jauh dari harapan, karena setelah dihitung-hitung kontribusinya cuma sebesar Rp70 ribu per hari.
“Jangan bangga dengan PAD yang dihasilkan sebesar Rp1,47 miliar. Sebab, jumlah tersebut sangat jeblok. Coba kita hitung yang dihasilkannya Rp1,47 miliar dibagi jumlah pasar yang ada di Medan sebanyak 54. Lalu, hasilnya dibagi satu tahun (360 hari). Ternyata, hasilnya cuma Rp70 ribu kontribusinya per hari kepada Pemko Medan,” ungkap Bayek.
Ia menuturkan, bisa dibayangkan satu pasar hanya menyumbangkan ke PAD Rp70 ribu. Sementara, untuk Pasar Marelan dikucurkan dana sekitar Rp26 miliar. “Hanya mengharapkan Rp70 ribu satu hari, ini jelas tidak masuk akal dong. Saya tanya ke Dirut PD Pasar berapa banyak total pedagang yang ada di Medan, dibilangnya sekitar 22.000 pedagang. Namun, saya tidak yakin karena jumlahnya bisa lebih dari itu. Lalu berapa dikutip satu pedagang, tentu bervariasi. Sehingga, digenapkan saja satu pedagang dikenakan retribusi Rp4.000 per orang. Hasilnya, Rp88 juta satu hari. Kalau dikalikan setahun atau 360 hari, totalnya mencapai Rp31 miliar lebih,” bebernya.
Jadi, lanjut Bayek, kemana yang Rp30 miliar lagi? Makanya, ini sudah keliru berbangga hati telah memberikan kontribusi kepada PAD. (ris/ila)