MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keramaian yang terjadi di Kesawan City Walk (KCW) Medan pada Sabtu (24/4) malam disebut bukan kerumunan, melainkan manusianya banyak. Hal ini disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan.
“Malam Minggu itu semua sudah terpantau, mulai terpantau dengan suhu, cuci tangan. Jika mereka berkumpul langsung diantisipasi oleh petugas yang berjaga di sana, baik Satgas, Dinas Perhubungan, mudah mudahan berjalan baik. Sedangkan hari Minggu sepi karena hujan, tapi begitupun terus kita laksanakan pengawasan,” ujar Mardohar, Senin (26/4).
Dia mengatakan, untuk meyakinkan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat, maka wali kota Medan ikut turun memantau dari ujung ke ujung dan semua berjalan dengan baik tidak ada masalah. “Jadi, keramaian itu bukan kerumunan tapi banyak manusia di situ. Kendatipun, kita berbagai pihak langsung turun ke situ. Siapa yang duluan mendapat informasi dari CCTV akan terjadi kerumunan, siapapun dari kita langsung turun memecahnya,” katanya.
Mardohar kembali menegaskan, bahwa yang ditemukan bukan kerumunan tapi manusianya banyak. Karena itu, pihaknya dan petugas lainnya langsung mengimbau pengunjung untuk menggunakan masker, jangan berkerumun. “Kalau buka masker pas makan saja, tidak ada yang tidak terpantau kok. Kita sangat respon atas pertemuan gubernur dan pak walikota, edukasi terus kita lakukan. Kalau keramaian itu, di mana-mana yang namanya UKM pasti ramai,” sebut dia.
Disinggung keramaian yang terjadi tersebut kenapa tidak dibubarkan karena sudah jelas terjadi kerumunan, menurut dia, bahwa keramaian itu bukan kerumunan. Kalau terjadi kerumunan tentu akan dilakukan pembubaran.”Bagaimana kita membubarkan kalau tidak ada kerumunan. Pembubaran yang kita lakukan jika ada kerumunan di lokasi itu. Kalau di lokasi itu hampir menumpuk orang, langsung kita datangi,” jelasnya.
Ia menuturkan, pandemi Covid-19 ini masih ada meski sudah banyak berbagai kalangan ragu karena banyaknya kerumunan yang tidak teratasi. “Pasti ada, tapi memang seluruh negara belum ada yang bisa menangani atau mengatasi Covid-19 ini. Paling penting di sini adalah masyarakatnya karena pandemi sudah berjalan setahun. Jadi perilaku masyarakat yang penting untuk menurunkan kasus ini, protokol kesehatan itu kalau dilakukan dengan perilaku yang baik pasti bisa,” pungkasnya.
Namun hal berbeda justru dikatakan Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution saat mengikuti rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro bersama Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sumut yang juga Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan, Rabu (21/4)lalu.
Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution mengakui terjadi kerumunan di Kesawan City Walk (KCW) pada Sabtu (17/4) malam lalu. Kerumunan itu terjadi lantaran masyarakat sudah jenuh dengan masa pandemi ini. “Sabtu kemarin, Dinas Kebudayaan Pariwisata membuat pagelaran sederhana di sana. Masyarakat banyak yang hadir. Ini jadi pelajaran untuk tidak buat pagelaran seni lagi di sana,” ungkap Bobby dalam rapat tersebut.
Ia bakal lakukan koreksi terkait insiden tersebut, termasuk dengan mengatur jarak para pelaku UKM di sana, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Karena pagelaran seni yang berlangsung simpel, justru menimbulkan kerumunan. Maka ini akan jadi koreksi dan tidak diadakan lagi. Dan jarak antar satu pelaku UMKM kita perjauh lagi, hampir 10 meter. Di Ahmad Yani yang tidak digunakan, kita gunakan lagi, biar mengurai,” ujarnya.
Terkait jam operasional, Bobby mengaku sedikit melonggarkan dibandingkan dari kebijakan PPKM Mikro yang telah ditetapkan Gubsu. Pihaknya telah menyiagakan beberapa petugas yang dilengkapi dengan sejumlah peralatan pendukung, untuk mengingatkan para pengunjung agar selalu mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, seluruh pedagang telah menjalani vaksinasi. Dan ada 10 titik akses keluar masuk menuju KCW agar masyarakat yang datang tidak menumpuk pada satu titik. “Karena daerah Kesawan itu kita buat khusus, kita perketat. Aparat kita di sana banyak yang turun, mulai dari kesehatan, Satpol PP, pariwisata itu turun semua di situ. Tadi seperti yang disampaikan pak gubernur, nasional itu jam 9, kita di Sumut diperpanjang satu jam karena jam kita berbuka puasa dan Salat Tarawih berbeda dibandingkan di Jawa. Sama di Pemko Medan, saya perpanjang sedikit lagi dari Pak Gubernur karena kontrolnya di Kesawan kita masifkan. Bahkan infrastrukturnya kita lengkapi, ada sepeda, skuter bahkan pengeras suara untuk mengingatkan masyarakat agar tidak berkerumun,” pungkasnya. (ris/ila)