25.6 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Supir Dituding tak Ada Otak

Kecelakaan Bus ALS

Kecelakaan maut di Aek Latong Tapanuli Selatan yang menimbulkan 14 korban jiwa ternyata lebih buruk dari dugaan. Pasalnya, saat kejadian sekira pukul 03.00 WIB Minggu (26/6) dini hari, ternyata ada satu unit bus ALS dari Bukit Tinggi menuju Medan yang juga melintas di TKP. Namun, supir tersebut tancap gas saja, bukannya memberikan pertolongan.

Seorang penumpang bus ALS jurusan Bukit Tinggi-Medan yang tak mau namanya dikorankan, menjelaskan, ia sempat melihat ada banyak penumpang di jalan dekat TKP sekira pukul 05.00 WIB.

“Awalnya kami tak tahu apa yang terjadi. Ternyata di jurang, bagian belakang bus terlihat. Saya yakin supir kami juga melihat hal itu, tapi supir ini tancap gas saja. Seperti tak punya hati dan pikiran supir itu,” tegasnya.

Penumpang tersebut menduga, bila mereka singgah dan mencoba memberi pertolongan, ada kemungkinan beberapa korban terselamatkan.

Humas PT ALS, Alwi, membantah keterangan penumpang bus ALS tersebut. Alwi mengatakan, tak ada informasi adanya bus ALS jurusan Bukit Tinggi-Medan yang melintas di TKP. “Kalau ada kejadian seperti itu jangankan kecelakaan, bus mogok saja pasti supir kami akan berhenti, berkoordinasi dengan supir bus lain yang mengalami kerusakan mesin. Begitu prosedurnya,” jelas Alwi.

Telepon Ibu, Diangkat Perawat

Seorang keluarga korban, Reza (36) menjelaskan, ia mendatangi stasiun ALS pukul 16.30 WIB Minggu (26/6). Yang menjadi korban pada kecelakaan tersebut adalah sang ibu Risna (58). Pada jam tersebut Reza mencoba menghubungi telepon seluler sang ibu dan diangkat seorang perawat. “Saya bertanya dari mana mendapat HP ini? Kata perawat perempuan itu dari kantong pakaian ibu. Dan ia mengatakan, ibu sudah meninggal. Namun, hingga saat ini saya belum mendapatkan konfirmasi dari pihak ALS,” katanya.

Sedikitnya ia menghubungi nomor HP ibunya sebanyak empat kali sejak pukul 16.30 WIB. “Saya berharap, jasad ibu bisa dibawa pulang ke rumah. Tadi orang ALS bilang sejam lagi sampai di Medan. Tapi belum sampai juga hingga saat ini (sekira pukul 17.30 WIB),” jelas Reza,.

Reza juga menyayangkan, supir jurusan Bukit Tinggi-Medan tersebut sama sekali tak berhenti untuk menolong bus yang ditumapngi ibunya pada saat kejadian.

Jadi, hingga wawancara sekira pukul 17.00 WIB Minggu (26/6) bus ALS tersebut belum bisa diangkat dari jurang. Alhasil, masih ada lima korban jiwa yang jasadnya belum ditemukan. Sementara itu, mayat 14 korban telah dievakuasi di RS Sidimpuan. Sedangkan penumpang selamat telah dipulangkan ke rumah-masing-masing. Dan yang menjadi supir bus tersebut belum tau keberadaannya dan telepon selulernya juga belum bisa dihubungi.(saz)

Baca juga:

Kecelakaan Bus ALS

Kecelakaan maut di Aek Latong Tapanuli Selatan yang menimbulkan 14 korban jiwa ternyata lebih buruk dari dugaan. Pasalnya, saat kejadian sekira pukul 03.00 WIB Minggu (26/6) dini hari, ternyata ada satu unit bus ALS dari Bukit Tinggi menuju Medan yang juga melintas di TKP. Namun, supir tersebut tancap gas saja, bukannya memberikan pertolongan.

Seorang penumpang bus ALS jurusan Bukit Tinggi-Medan yang tak mau namanya dikorankan, menjelaskan, ia sempat melihat ada banyak penumpang di jalan dekat TKP sekira pukul 05.00 WIB.

“Awalnya kami tak tahu apa yang terjadi. Ternyata di jurang, bagian belakang bus terlihat. Saya yakin supir kami juga melihat hal itu, tapi supir ini tancap gas saja. Seperti tak punya hati dan pikiran supir itu,” tegasnya.

Penumpang tersebut menduga, bila mereka singgah dan mencoba memberi pertolongan, ada kemungkinan beberapa korban terselamatkan.

Humas PT ALS, Alwi, membantah keterangan penumpang bus ALS tersebut. Alwi mengatakan, tak ada informasi adanya bus ALS jurusan Bukit Tinggi-Medan yang melintas di TKP. “Kalau ada kejadian seperti itu jangankan kecelakaan, bus mogok saja pasti supir kami akan berhenti, berkoordinasi dengan supir bus lain yang mengalami kerusakan mesin. Begitu prosedurnya,” jelas Alwi.

Telepon Ibu, Diangkat Perawat

Seorang keluarga korban, Reza (36) menjelaskan, ia mendatangi stasiun ALS pukul 16.30 WIB Minggu (26/6). Yang menjadi korban pada kecelakaan tersebut adalah sang ibu Risna (58). Pada jam tersebut Reza mencoba menghubungi telepon seluler sang ibu dan diangkat seorang perawat. “Saya bertanya dari mana mendapat HP ini? Kata perawat perempuan itu dari kantong pakaian ibu. Dan ia mengatakan, ibu sudah meninggal. Namun, hingga saat ini saya belum mendapatkan konfirmasi dari pihak ALS,” katanya.

Sedikitnya ia menghubungi nomor HP ibunya sebanyak empat kali sejak pukul 16.30 WIB. “Saya berharap, jasad ibu bisa dibawa pulang ke rumah. Tadi orang ALS bilang sejam lagi sampai di Medan. Tapi belum sampai juga hingga saat ini (sekira pukul 17.30 WIB),” jelas Reza,.

Reza juga menyayangkan, supir jurusan Bukit Tinggi-Medan tersebut sama sekali tak berhenti untuk menolong bus yang ditumapngi ibunya pada saat kejadian.

Jadi, hingga wawancara sekira pukul 17.00 WIB Minggu (26/6) bus ALS tersebut belum bisa diangkat dari jurang. Alhasil, masih ada lima korban jiwa yang jasadnya belum ditemukan. Sementara itu, mayat 14 korban telah dievakuasi di RS Sidimpuan. Sedangkan penumpang selamat telah dipulangkan ke rumah-masing-masing. Dan yang menjadi supir bus tersebut belum tau keberadaannya dan telepon selulernya juga belum bisa dihubungi.(saz)

Baca juga:

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/