26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Alhamdulillah, Hujan Selamatkan Udara Medan

Foto: Riadi/PM Sejumlah pelajar di Kota Medan mengenakan masker untuk melindungi diri dari kualitas udara level bahaya yang melanda Kota Medan, Selasa (27/10/2015).
Foto: Riadi/PM
Sejumlah pelajar di Kota Medan mengenakan masker untuk melindungi diri dari kualitas udara level bahaya yang melanda Kota Medan, Selasa (27/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah bertahan beberapa hari di level berbahaya, hujan deras yang mengguyur Kota Medan akhirnya menurunkan status polusi udara menjadi tidak sehat, Senin (26/10).

Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi mengatakan, turunnya tingkat polusi udara ini dikarenakan hujan deras yang mengguyur Kota Medan hingga beberapa jam. “Polusinya tidak berbahaya lagi, saat ini jadi tidak sehat, karena adanya hujan,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, polusi udara masih tetap ada dan saat ini tingkat polusinya 170 mikrogram per meter kubik. Mengenai titik api atau hotspot, disebutkannya, untuk Riau dan Sumatera Utara (Sumut) sementara ini tidak ada. Sedangkan di Jambi jumlah titik apinya 8 dan di Sumatera Selatan (Sumsel) berjumlah 146 titik api. “Daerah Riau sebagian hujan dan Jambi serta Sumsel belum ada hujan,” jelasnya.

Untuk jarak pandang di Bandara Kuala Namu Internasional, kata Sunardi lagi, kondisinya aman yaitu 2700 meter. “Kalau di bandara Kuala Namu Internasional aman karena sudah diatas titik aman 1200 meter,” katanya. Namun,lanjut Sunardi, mengenai kondisi polusi udara malam hari di Medan,dia mengatakan, kemungkinan masih sama melihat hujan ada atau tidak. “Kondisinya kemungkinan masih sama dan statusnya belum tau,” tukasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Medan, Usma Polita Nasution yang ditemui terpisah mengatakan polusi udara sudah berada di ambang garis normal dari BMKG. Kondisi ini pun sudah dilaporkan kepada Randiman Tarigan. Pihaknya akan terus memantau, jika tetap berada di garis aman, pihaknya akan merekomendasikan sekolah sudah bisa beraktifitas seperti biasa.

Terkait ISPA, sepanjang Oktober diperkirakan mengalami kenaikan 10 persen dibanding bulan sebelumnya. Namun, data pastinya ia belum mendapatkan. “Salinan buat laporan ISPA kita terima tang bulan ini di bulan berikutnya,” ujarnya.

Foto: Riadi/PM Sejumlah pelajar di Kota Medan mengenakan masker untuk melindungi diri dari kualitas udara level bahaya yang melanda Kota Medan, Selasa (27/10/2015).
Foto: Riadi/PM
Sejumlah pelajar di Kota Medan mengenakan masker untuk melindungi diri dari kualitas udara level bahaya yang melanda Kota Medan, Selasa (27/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah bertahan beberapa hari di level berbahaya, hujan deras yang mengguyur Kota Medan akhirnya menurunkan status polusi udara menjadi tidak sehat, Senin (26/10).

Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi mengatakan, turunnya tingkat polusi udara ini dikarenakan hujan deras yang mengguyur Kota Medan hingga beberapa jam. “Polusinya tidak berbahaya lagi, saat ini jadi tidak sehat, karena adanya hujan,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, polusi udara masih tetap ada dan saat ini tingkat polusinya 170 mikrogram per meter kubik. Mengenai titik api atau hotspot, disebutkannya, untuk Riau dan Sumatera Utara (Sumut) sementara ini tidak ada. Sedangkan di Jambi jumlah titik apinya 8 dan di Sumatera Selatan (Sumsel) berjumlah 146 titik api. “Daerah Riau sebagian hujan dan Jambi serta Sumsel belum ada hujan,” jelasnya.

Untuk jarak pandang di Bandara Kuala Namu Internasional, kata Sunardi lagi, kondisinya aman yaitu 2700 meter. “Kalau di bandara Kuala Namu Internasional aman karena sudah diatas titik aman 1200 meter,” katanya. Namun,lanjut Sunardi, mengenai kondisi polusi udara malam hari di Medan,dia mengatakan, kemungkinan masih sama melihat hujan ada atau tidak. “Kondisinya kemungkinan masih sama dan statusnya belum tau,” tukasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Medan, Usma Polita Nasution yang ditemui terpisah mengatakan polusi udara sudah berada di ambang garis normal dari BMKG. Kondisi ini pun sudah dilaporkan kepada Randiman Tarigan. Pihaknya akan terus memantau, jika tetap berada di garis aman, pihaknya akan merekomendasikan sekolah sudah bisa beraktifitas seperti biasa.

Terkait ISPA, sepanjang Oktober diperkirakan mengalami kenaikan 10 persen dibanding bulan sebelumnya. Namun, data pastinya ia belum mendapatkan. “Salinan buat laporan ISPA kita terima tang bulan ini di bulan berikutnya,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/