30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Alhamdulillah, Hari Ini Yeni Dioperasi

Foto: Wiwin/PM Pasien batu ginjal, Yeni Mariani, yang pingsan setelah kateter tinggal di perutnya.
Foto: Wiwin/PM
Pasien batu ginjal, Yeni Mariani, yang pingsan setelah kateter tinggal di perutnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Yeni Mariani (43) akhirnya dapat bernafas lega. Pasalnya RSUD Pirngadi Medan bersedia melakukan operasi pengangkatan selang kateter yang 7 bulan bersarang di tubuhnya, hari ini.

Keputusan ini diambil setelah Yeni bertemu langsung dengan dokter bedah yang menanganinya, dr.Marahakim Lumbang Tobing, Humas RSUD Pirngadi, Edison Perangin-angin di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Kamis (26/11) siang. Yeni datang ditemani staf komisi B DPRD Medan, Syamsir. “Senang kalilah. Alhamdulillah. Jam 8 pagi akan diambil selangnya,” ujarnya.

Namun sebenarnya pertemuan itu bukanlah inisiatif pihak RSUD Pirngadi, melainkan rekomendasi dari Komisi B DPRD Medan. Kamis (26/11) pagi kisah benda berwujud selang yang dikeluhkan Yeni sudah terbang didengar Ketua Komisi B DPRD Medan, Surianto. Setelah mendengar duduk permasalahan, ia pun langsung menghubungi Dirut RSUD Pirngadi Medan, Edwin Effendi Lubis. Seketika itulah Yeni bergegas ke RSUD Pirngadi ditemani staf Komisi B DPRD Medan, Syamsir.

Surianto mengatakan pihaknya tetap akan memanggil pihak RSUD Pirngadi Medan pasca operasi dilakukan. Dirinya ingin mendengar langsung permasalahan yang sebenarnya dari kedua belah pihak. “Kita tetap akan panggil pihak rumah sakit. Kita kau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan karena pasien BPJS itu enggak dilayani dengan baik. Harus merata itu pelayanannya,”ujarnya. Di tempat terpisah, anggota komisi B, Irsal Fikri mengecam apa yang dialami Yeni. Katanya itu membuktikan kecerobohan seorang tenaga medis.

“Kenapa selang bisa di perutnya begitu lama di perut pasien? Kalau memang sengaja dipasang di sana kenapa tidak diberi tahu ke pasien? Okelah pasiennya lalai atau lupa. Kenapa dokter tidak ingatkan? Tugasnya kan sebagai dokter belum selesai. Jadi masih tanggungjawab dia. Apalagi katanya mau lewat jalur belakang operasinya. Apa maksudnya?” tanyanya sembari meminta pihak rumah sakit tidak menganaktirikan pasien BPJS.

Sebelum pertemuan itu, Humas RSUD Pirngadi Edison Perangin-angin sempat menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan audit medis terkait hal itu. Audit medis yang dilakukan berwujud rapat internal dengan menghadirkan dokter yang bersangkutan. Disanalah akan dianalisis mengenai benar atau tidaknya prosedur operasi yang dilakukan kepada pasien. “Akan kita ajukan rapat internal audit medis. Nanti disitu akan dibahas prosedur pelaksana tindakan. Kita akan mengetahui itu sesuai dengan prosedur apa enggak,”ujarnya.

Jika terbukti adanya kelalaian dokter, apa sanksinya? Edison enggan menjawabnya. Dia hanya menjelaskan audit medis dilakukan apabila ada keluhan dari pasien atau pemberitaan media. “Belum bisa saya jawab. Rapatnya aja belum. Sepanjang ada suratnya kita baca dulu. Lagipun harusnya pasien melapor saja dibagian pengaduan kita,”ujarnya sembari menunjukkan kliping koran yang memberitakan soal keluhan Yeni.

Namun, akibat operasi akan dilaksanakan esok hari, maka rapat internal audit medis itu batal dilaksanakan. Edison mengatakan rapat tersebut dibatalkan karena pasien tidak mengeluh lagi dan menerima tindakan operasi. Edison menjelaskan operasi yang dilakukan nantinya merupakan operasi elektif alias tidak emergency. Sehingga pihaknya akan mendahulukan operasi yang bersifat emergency. “Pasiennya kan udah enggak mengeluh lagi. Jadi rapatnya enggak jadi. Operasi sudah dijadwalkan. Tapi kalau besok ada operasi emergency, ini bisa diundur. Itu nama selangnya DJ Stent memang sengaja dipasang untuk mengeluarkan darah kotor dan nanah,”ujarnya.

Foto: Wiwin/PM Pasien batu ginjal, Yeni Mariani, yang pingsan setelah kateter tinggal di perutnya.
Foto: Wiwin/PM
Pasien batu ginjal, Yeni Mariani, yang pingsan setelah kateter tinggal di perutnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Yeni Mariani (43) akhirnya dapat bernafas lega. Pasalnya RSUD Pirngadi Medan bersedia melakukan operasi pengangkatan selang kateter yang 7 bulan bersarang di tubuhnya, hari ini.

Keputusan ini diambil setelah Yeni bertemu langsung dengan dokter bedah yang menanganinya, dr.Marahakim Lumbang Tobing, Humas RSUD Pirngadi, Edison Perangin-angin di rumah sakit milik Pemko Medan itu, Kamis (26/11) siang. Yeni datang ditemani staf komisi B DPRD Medan, Syamsir. “Senang kalilah. Alhamdulillah. Jam 8 pagi akan diambil selangnya,” ujarnya.

Namun sebenarnya pertemuan itu bukanlah inisiatif pihak RSUD Pirngadi, melainkan rekomendasi dari Komisi B DPRD Medan. Kamis (26/11) pagi kisah benda berwujud selang yang dikeluhkan Yeni sudah terbang didengar Ketua Komisi B DPRD Medan, Surianto. Setelah mendengar duduk permasalahan, ia pun langsung menghubungi Dirut RSUD Pirngadi Medan, Edwin Effendi Lubis. Seketika itulah Yeni bergegas ke RSUD Pirngadi ditemani staf Komisi B DPRD Medan, Syamsir.

Surianto mengatakan pihaknya tetap akan memanggil pihak RSUD Pirngadi Medan pasca operasi dilakukan. Dirinya ingin mendengar langsung permasalahan yang sebenarnya dari kedua belah pihak. “Kita tetap akan panggil pihak rumah sakit. Kita kau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan karena pasien BPJS itu enggak dilayani dengan baik. Harus merata itu pelayanannya,”ujarnya. Di tempat terpisah, anggota komisi B, Irsal Fikri mengecam apa yang dialami Yeni. Katanya itu membuktikan kecerobohan seorang tenaga medis.

“Kenapa selang bisa di perutnya begitu lama di perut pasien? Kalau memang sengaja dipasang di sana kenapa tidak diberi tahu ke pasien? Okelah pasiennya lalai atau lupa. Kenapa dokter tidak ingatkan? Tugasnya kan sebagai dokter belum selesai. Jadi masih tanggungjawab dia. Apalagi katanya mau lewat jalur belakang operasinya. Apa maksudnya?” tanyanya sembari meminta pihak rumah sakit tidak menganaktirikan pasien BPJS.

Sebelum pertemuan itu, Humas RSUD Pirngadi Edison Perangin-angin sempat menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan audit medis terkait hal itu. Audit medis yang dilakukan berwujud rapat internal dengan menghadirkan dokter yang bersangkutan. Disanalah akan dianalisis mengenai benar atau tidaknya prosedur operasi yang dilakukan kepada pasien. “Akan kita ajukan rapat internal audit medis. Nanti disitu akan dibahas prosedur pelaksana tindakan. Kita akan mengetahui itu sesuai dengan prosedur apa enggak,”ujarnya.

Jika terbukti adanya kelalaian dokter, apa sanksinya? Edison enggan menjawabnya. Dia hanya menjelaskan audit medis dilakukan apabila ada keluhan dari pasien atau pemberitaan media. “Belum bisa saya jawab. Rapatnya aja belum. Sepanjang ada suratnya kita baca dulu. Lagipun harusnya pasien melapor saja dibagian pengaduan kita,”ujarnya sembari menunjukkan kliping koran yang memberitakan soal keluhan Yeni.

Namun, akibat operasi akan dilaksanakan esok hari, maka rapat internal audit medis itu batal dilaksanakan. Edison mengatakan rapat tersebut dibatalkan karena pasien tidak mengeluh lagi dan menerima tindakan operasi. Edison menjelaskan operasi yang dilakukan nantinya merupakan operasi elektif alias tidak emergency. Sehingga pihaknya akan mendahulukan operasi yang bersifat emergency. “Pasiennya kan udah enggak mengeluh lagi. Jadi rapatnya enggak jadi. Operasi sudah dijadwalkan. Tapi kalau besok ada operasi emergency, ini bisa diundur. Itu nama selangnya DJ Stent memang sengaja dipasang untuk mengeluarkan darah kotor dan nanah,”ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/