Dalam pertemuan sebelumnya antara Komisi VII DPR-RI dengan Direktur Bisnis PT PLN Persero progres kelistrikan dan pertumbuhan rasio elektrifikasi akan terus ditingkatkan. “Ini yang akan terus dikawal Komisi VII. Sehingga kita bisa melihat daerah yang dulu gelap dan masih byar pet kemudian terang benderang. Pasokannya ada kok.”
Gus Irawan Pasaribu mengatakan, kebutuhan energi listrik kini sudah menjadi konsumsi semua pihak baik industri dan individu. “Kebutuhan individu akan listrik dimulai sejak bangun tidur, mengecap dunia pendidikan, memenuhi kebutuhan biologis, hingga kembali terlelap, semuanya memiliki hubungan dengan listrik.”
Menurut dia, setiap kali kunjungan ke mesin-mesin pembangkit PLN yang diperhatikan terutama pada tiga hal pertama keadaan daerah terhadap supply listrik dengan demand yang ada. Kedua terkait dengan masyarakat yang belum terlistriki. Dan yang ketiga, terkait target 35 ribu megawatt.
Gus Irawan mengatakan, bersama tim kunjungan kerja mereka selalu meninjau langsung ke lokasi pembangkit listrik guna mengetahui sistem kelistrikan dan juga interkoneksi listrik di seluruh wilayah. “Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kesadaran para pelaku industri listrik nasional pada kelestarian lingkungan.”
Dia mengatakan Komisi VII harus mendapat penjelasan dengan kunjungan fisik langsung ke lokasi mengenai progress pembangunan. “Nanti kita akan monitor sampai beroperasi, karena merupakan rangkaian kebutuhan supply daripada sistem kelistrikan yang ada,” jelasnya.
Gus Irawan Pasaribu yang juga Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPR-RI mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan listrik daerah menjadi tanggung jawab PLN dan pemerintah. Sedangkan DPR akan mengawasi penyediaan energi. Karena dengan terpenuhinya kebutuhan listrik akan memajukan industri, mendongkrak pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru. (ila)