PTUN Medan Tolak Gugatan Warga Sigapiton
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan akhirnya menolak gugatan Mangatas Togi Butarbutar bersama dua lainnya, warga Sigapiton, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (27/2). Gugatan tersebut terkait penerbitan sertifikat hak pengelolaan lahan (HPL) seluas 279 Ha di Sigapiton, Kabupaten Toba Samosir, dari Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kepada Badan Otoritas Pariwisatawa Danau Toba (BOPDT) Dengan begitu, hak pengelolaan lahan tersebut sepenuhnya berada pada BPODT.
Direktur Utama (Dirut) BOPDT, Arie Prasetyo menyambut gembira putusan PTUN Medan tersebut. Arie pun mengajak masyarakat agar terlibat dalam pembangunan di lahan tersebut untuk memberikan tambahan ekonomi keluarga. “Dengan adanya putusan tadi (kemarin) pagi, maka menjadi legal standing sertifikat yang kami pegang telah memenuhi peraturan,” ungkap Arie kepada wartawan di Kantor BOPDT di Kota Medan, kemarin sore.
Dengan putusan itu, BPODT pun akan melanjutkan pembangunan di sana. Ada sejumlah proyek yang harus dikebut. Mulai dari pembangunan akses jalan hingga hotel berbintang. Sementara persidangan di PTUN bergulir selama empat bulan terakhir. Mulai dari pendaftaran gugatan, pemeriksaan saksi dari kedua pihak, sidang lapangan, eksepsi hingga putusan.
Dalam prosesnya, kata Arie, pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Mulai dari perencanaan pembangunan, pelepasan lahan, penyusunan Amdal dan lainnya. “Dari sejak Perpres diterbitkan 2016. Sudah dilakukan banyak sosialisasi,” ungkap Arie.
Selama ini, BOPDT juga terus melakukan komunikasi kepada masyarakat. Bahkan sosialisasi sudah dilakukan sejak awal pembangunan kepada tiga desa yang bersiggungan langsung dengan zona otorita, Sigapiton, Pardamean, Sibisa, dan Motung. Pihak BOPDT juga membuka keran kerjasama kepada desa-desa itu. Contohnya di Desa Motung. Mereka siap mendukung pengembangan kreatifitas lewat kesenian tari budaya.
Kemudian, BOPDT juga menjalankan program beasiswa kepada lulusan setempat. Beasiswa itu berkaitan dengan peningkatan kapasitas SDM untuk pariwisata.”Kami menyekolahkan lulusan dari ini di Bandung dan Bali,” ungkapnya.
Kata Arie, pelibatan masyarakat ini akan diteruskan. Bahkan dalam waktu jangka panjang. Berbagai pelatihan akan dilakukan kepada masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan pariwisata. Misalnya, pelatihan Bahasa Inggris, kuliner, sadar wisata, dan yang lainnya. “Ini akan terus ditingkatkan,” imbuhnya.
Jika rampung seutuhnya, kawasan yang dinamai Toba Caldera Resort (TCR) itu juga akan menyerap begitu banyak tenaga kerja. Kemudian, masyarakat juga bisa menyalurkan berbgai produk kreatif untuk dipasarkan. Misalnya kerajinan tangan, produk kuliner hingga pertunjukan seni budaya. “Nanti kita akan kurasikan. Kita tingkatkan kualitasnya supaya bisa ditampilkan. Kita ingin masyarakat tampil di situ. Masyarakat juga harus punya rasa memiliki terhadap proyek ini,” ujarnya.
Pelibatan masyarakat dalam pembangunan Danau Toba harus menjadi pemantik peningkatan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan masyarakat, kata Arie, menjadi tujuan utama pembangunan pariwisata.
Pemerintah juga terus menggeber pembangunan. Beberapa infrastruktur penting, seperti bandara dan pelabuhan terus ditingkatkan kualitasnya.
Arie juga menyebut jika 2020 menjadi tahun penting bagi pariwisata Danau Toba. Sejumlah proyek yang sudah digarap sejak 2017 juga sudah rampung. “Banyak infrastruktur yang sudah dibangun mulai dari Bandara Silangit, jalan tol sudah sampai Tebing Tinggi, ada pelabuhan dan kapal-kapal akan selesai di 2020,” tuturnya.
Lanjut Arie, mereka juga menyiapkan program beasiswa kepada masyarakat sekitar. Nantinya, anak-anak yang mendapat beasiswa akan dilibatkan dalam proyek pembangunan pariwisata di kawasan Danau Toba yang telah rampung. “Mereka bisa memulai belajar secara formal di institusi pariwisata sehingga proyek ini selesai pada tahun 2022 dan 2023 sudah ada hotel yang beroperasi mereka bisa jadi bagian dalam proyek ini,” ujarnya.
Saat ini BPODT sedang fokus untuk mengisi infrastruktur yang telah selesai dibangun sehingga sanggar seni, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta ekonomi kreatif yang telah dikembangkan di kawasan Danau Toba bisa menjadi etalase pariwisata Danau Toba.(gus)