25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

7,5 Juta Orang Diperkirakan Meninggal Akibat Kanker

Seorang pasien kaknker manjalani kemoterapi.

SUMUTPOS.CO – Kanker dianggap penyebab kematian utama nomor dua di dunia. Karenanya diperkirakan sebanyak 7,5 juta orang di dunia  Direktur Utama Rumah Sakit Murni Teguh, dr Togar Siallagan MM AAK  mengatakan, saat ini penyakit kanker harus diutamakan tiap rumah sakit dalam penanganannya. Sebab di Indonesia jumlah kematian karena pengidap kanker mencapai 1,4 per 1.000 penduduk.

Sedangkan jenis kanker yang tertinggi yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim yang terjadi pada perempuan.”Dari kanker ini 70 persen kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Diperkirakan ada 7,5 juta orang di dunia,” katanya didampingi dr hendrick chandra SpB (K)KL, FINACS, FICS kepada wartawan, kemarin.

Karenanya, melihat jumlah yang besar tersebut berbagai rumah sakit diharap mampu berkembang dan melengkapi alat radioterapi atau teknologi canggih lainnya untuk pengobatan kanker tersebut. Seperti alat radioterapi tercanggih Linac Elekta Versa HD yang ada di RS Murni Teguh.

“Dengan alat ini, waktu pengobatannya bisa lebih singkat, kemudian dapat menurunkan dosis non-terapeuti untuk melindungi organ tubuh yang berisiko. Jadi bisa mengurangi risiko kanker sekunder,” jelasnya.

Menurut Togar, dengan alat ini kualitas foto akan lebih optimal dan dosisnya lebih rendah. Selain peralatan, juga memiliki Onkologi Team yang sangat berpengalaman.  “Kita juga ada cancer community dan homecare yang bisa membuat pasien kanker lebih nyaman, setidaknya bisa menjaga kualitas hidupnya. Homecare ini memang belum masuk dalam BPJS Kesehatan, tapi begitupun untuk pasien yang kurang mampu, kita akan bantu dan bisa mendapatkan pelayanan yang sama,” ujarnya.

Togar menambahkan, berdasarkan data yang dimiliki Murni Teguh, tercatat pasien kanker pada tahun 2017, sebanyak 70 persennya berasal dari Kota Medan, yakni 848 peserta dan disusul Pematang Siantar, Binjai, Tangjung Morawa dan Tebing Tinggi.

“Jumlah pasien radioterapi di sini, tahun 2015 ada 1.086 orang dan 936 tercover BPJS Kesehatan. 2016 ada 2.557 orang dan pasien BPJS ada 2.107 sementara 2017 ada 1.553 orang, diantaranya tercover BPJS Kesehatan ada 1.403 orang,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

Seorang pasien kaknker manjalani kemoterapi.

SUMUTPOS.CO – Kanker dianggap penyebab kematian utama nomor dua di dunia. Karenanya diperkirakan sebanyak 7,5 juta orang di dunia  Direktur Utama Rumah Sakit Murni Teguh, dr Togar Siallagan MM AAK  mengatakan, saat ini penyakit kanker harus diutamakan tiap rumah sakit dalam penanganannya. Sebab di Indonesia jumlah kematian karena pengidap kanker mencapai 1,4 per 1.000 penduduk.

Sedangkan jenis kanker yang tertinggi yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim yang terjadi pada perempuan.”Dari kanker ini 70 persen kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Diperkirakan ada 7,5 juta orang di dunia,” katanya didampingi dr hendrick chandra SpB (K)KL, FINACS, FICS kepada wartawan, kemarin.

Karenanya, melihat jumlah yang besar tersebut berbagai rumah sakit diharap mampu berkembang dan melengkapi alat radioterapi atau teknologi canggih lainnya untuk pengobatan kanker tersebut. Seperti alat radioterapi tercanggih Linac Elekta Versa HD yang ada di RS Murni Teguh.

“Dengan alat ini, waktu pengobatannya bisa lebih singkat, kemudian dapat menurunkan dosis non-terapeuti untuk melindungi organ tubuh yang berisiko. Jadi bisa mengurangi risiko kanker sekunder,” jelasnya.

Menurut Togar, dengan alat ini kualitas foto akan lebih optimal dan dosisnya lebih rendah. Selain peralatan, juga memiliki Onkologi Team yang sangat berpengalaman.  “Kita juga ada cancer community dan homecare yang bisa membuat pasien kanker lebih nyaman, setidaknya bisa menjaga kualitas hidupnya. Homecare ini memang belum masuk dalam BPJS Kesehatan, tapi begitupun untuk pasien yang kurang mampu, kita akan bantu dan bisa mendapatkan pelayanan yang sama,” ujarnya.

Togar menambahkan, berdasarkan data yang dimiliki Murni Teguh, tercatat pasien kanker pada tahun 2017, sebanyak 70 persennya berasal dari Kota Medan, yakni 848 peserta dan disusul Pematang Siantar, Binjai, Tangjung Morawa dan Tebing Tinggi.

“Jumlah pasien radioterapi di sini, tahun 2015 ada 1.086 orang dan 936 tercover BPJS Kesehatan. 2016 ada 2.557 orang dan pasien BPJS ada 2.107 sementara 2017 ada 1.553 orang, diantaranya tercover BPJS Kesehatan ada 1.403 orang,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/