25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Seluruh Napi Titipan Ditarik

MEDAN- Sejumlah napi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta yang terlibat bentrok akan dipanggil kembali oleh pihak Polresta Medan.

Pemanggilan napi yang sudah dipisahkan ke Lapas Tebingtinggi, Lubukpakam, Binjai serta Pematangsiantar itu akan dijadwalkan secara bergantian. Sejumlah napi yang tetap tinggal di Lapas Tanjung Gusta Medan juga akan diperiksa sebagai saksi atas peristiwa yang melukai Alexander alias Cemy, penghuni Blok-C, Mahdiansyah, penghuni Blok-B, dan Beben, penghuni Blok-C.

“Kami belum bisa periksa para korban karena kondisi mereka belum pulih. Saat ini masih dirawat. Kalau sudah pulih segera kami sidik,” ungkap Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang saat dihubungi Sumut Pos via telepon, Sabtu (27/4) siang.

Terpisah, Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, AKP Hendra ET yang dikonfirmasi wartawan via telepon mengatakan pihaknya sudah mengamankan barang bukti berupa kayu dan besi tajam yang diduga digunakan menikam korban. Hendra enggan berkomentar banyak soal penyelidikan kasus tersebut. ‘’Masih kami selidiki,’’ katanya.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumut, Arman Silalahi, yang dikonfirmasi via telepon, Sabtru (27/4) mengaku tak tahu soal rencana pemanggilan kembali sejumlah napi yang sudah dikirim ke berbagai Lapas. Jika langkah itu ditempuh, menurut Arman, pihaknya tak bisa melarang karena wewenang kepolisian untuk melakukan penyidikan.

Saat ditanya motif pemicu bentrokan, Arman terkesan marah saat disinggung akarnya gara-gara utang judi dan transaksi narkoba. “Kalau soal utang-piutang itu masih kami dalami,” katany singkat.

Dalam penelusuran Sumut Pos di RS Bina Kasih di Jalan TB Simatupang, keberadaan para korban yang tengah dirawat amat dirahasiakan pihak rumah sakit. Sejumlah petugas yang ditanyi mengaku tak tahu-menahu soal keberadaan napi korban bentrokan.

Pada Sabtu (27/4), jam kunjungan napi di Lapas Kelas 1 Tanjung Gusta kembali dibuka. Pada Jumat (26/4) kemarin, jam kunjungan sempat ditiadakan. Setelah pemindahan 17 napi, para pengunjung mulai berdatangan. Solihin (52), warga Pasar IV Tembung, Percut Sei Tuan. Pria ini mengaku sempat kesal lantaran batal menjenguk anaknya, Tedy Saputra (20), tersangka kasus pencurian.

“Saya datang karena saya dengar ada ribut di dalam. Ya, namanya anak kita ada di dalam kita kan takut juga,” ucapnya mengaku kalau sudah mengantri selama 2 jam menunggu giliran masuk ke dalam Lapas.

Hingga pukul 16.00 WIB, pembesuk Lapas terus berdatangan sehingga petugas jaga membatasi waktu besuk dan menggunakan sistem antrian. “Antri lah kita buat, yang sudah daftar kita panggil biar masuk. Tapi kita periksa dulu apa saja bawaannya,” kata petugas jaga. (mag-10/eza/wel/bud/smg)

MEDAN- Sejumlah napi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta yang terlibat bentrok akan dipanggil kembali oleh pihak Polresta Medan.

Pemanggilan napi yang sudah dipisahkan ke Lapas Tebingtinggi, Lubukpakam, Binjai serta Pematangsiantar itu akan dijadwalkan secara bergantian. Sejumlah napi yang tetap tinggal di Lapas Tanjung Gusta Medan juga akan diperiksa sebagai saksi atas peristiwa yang melukai Alexander alias Cemy, penghuni Blok-C, Mahdiansyah, penghuni Blok-B, dan Beben, penghuni Blok-C.

“Kami belum bisa periksa para korban karena kondisi mereka belum pulih. Saat ini masih dirawat. Kalau sudah pulih segera kami sidik,” ungkap Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang saat dihubungi Sumut Pos via telepon, Sabtu (27/4) siang.

Terpisah, Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, AKP Hendra ET yang dikonfirmasi wartawan via telepon mengatakan pihaknya sudah mengamankan barang bukti berupa kayu dan besi tajam yang diduga digunakan menikam korban. Hendra enggan berkomentar banyak soal penyelidikan kasus tersebut. ‘’Masih kami selidiki,’’ katanya.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumut, Arman Silalahi, yang dikonfirmasi via telepon, Sabtru (27/4) mengaku tak tahu soal rencana pemanggilan kembali sejumlah napi yang sudah dikirim ke berbagai Lapas. Jika langkah itu ditempuh, menurut Arman, pihaknya tak bisa melarang karena wewenang kepolisian untuk melakukan penyidikan.

Saat ditanya motif pemicu bentrokan, Arman terkesan marah saat disinggung akarnya gara-gara utang judi dan transaksi narkoba. “Kalau soal utang-piutang itu masih kami dalami,” katany singkat.

Dalam penelusuran Sumut Pos di RS Bina Kasih di Jalan TB Simatupang, keberadaan para korban yang tengah dirawat amat dirahasiakan pihak rumah sakit. Sejumlah petugas yang ditanyi mengaku tak tahu-menahu soal keberadaan napi korban bentrokan.

Pada Sabtu (27/4), jam kunjungan napi di Lapas Kelas 1 Tanjung Gusta kembali dibuka. Pada Jumat (26/4) kemarin, jam kunjungan sempat ditiadakan. Setelah pemindahan 17 napi, para pengunjung mulai berdatangan. Solihin (52), warga Pasar IV Tembung, Percut Sei Tuan. Pria ini mengaku sempat kesal lantaran batal menjenguk anaknya, Tedy Saputra (20), tersangka kasus pencurian.

“Saya datang karena saya dengar ada ribut di dalam. Ya, namanya anak kita ada di dalam kita kan takut juga,” ucapnya mengaku kalau sudah mengantri selama 2 jam menunggu giliran masuk ke dalam Lapas.

Hingga pukul 16.00 WIB, pembesuk Lapas terus berdatangan sehingga petugas jaga membatasi waktu besuk dan menggunakan sistem antrian. “Antri lah kita buat, yang sudah daftar kita panggil biar masuk. Tapi kita periksa dulu apa saja bawaannya,” kata petugas jaga. (mag-10/eza/wel/bud/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/