MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda beberapa daerah di Kota Medan mengakibatkan sejumlah pohon dan bangunan ambruk, Minggu (27/4) sekitar Pukul 15.00 WIB. Kendati tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta.
Seperti Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan sekolah Pendidikan Usia Dini (Paud) Al-Muhajirin di Jalan Utama, Medan terlihat ambruk bagian atap pada lantai tiga. Dimana, seluruh atap yang terbuat dari bahan alumanium itu tidak bisa menahan kencangnya angin. Sehingga sekolah yang masih dalam proses renovasi itu porak-poranda.
Amatan Sumut Pos di lokasi terlihat bangunan sekolah rusak parah dan sejumlah kelas dan ruangan di lantai III tidak bisa digunakan kembali untuk aktivitas belajar-mengajar. Tidak sampai di situ saja. Ambruknya atap sekolah juga mengakibatkan sejumlah rumah warga yang berada sekitar sekolah ikut rusak, diakibatkan material atap yang rusak menimpa sejumlah rumah warga.
Salah satu rumah yang tertimpa material bangunan sekolah adalah milik Zulkarnaen, yang merupakan kepala sekolah (Kepsek) MDA Al-Muhajirin. Terlihat Zulkarnean menggunakan tangga mencoba membersihkan material bangunan sekolah yang menimpa seng rumahnya.”Rumah saya ketimpa ini, kayak manalah hujannya deras sekalih,”ungkap Zulkarnaen, saat dijumpai Sumut Pos, kemarin sore, di kediamannya.
Zulkarnaen menyebutkan sekolah dibangun pada tahun 90-an itu, merupakan hasil swadaya masyarakat yang mampu menampung siswa-siswi 500 orang.
“Sekarang kita berpikir bagaimana memperbaiki bagian atap sekolah itu, karena jangan sampai terganggu aktivitas belajar mereka,” keluhnya.
Ironisnya, selama sekolah Al Muhajirin berdiri, Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan Pemerintahan Provensi Sumatera Utara (Pemprovsu) tidak pernah memberikan bantuan. Selama ini bantuan hanya mengalir dari sumbangan masyarakat dan hasil pengelolaan sekolah.
“Sekolah ini, berawal dari jamaah Musala Al-Muhajirin dan warga sekitar yang ingin mendirikan sekolah untuk warganya. Jadi, dari swadaya masyarakat inilah bisa terbangun sekolah ini,” tutur Indra Harianto, salah seorang pengurus sekolah MDA Al-Muhajirin
Indra mengungkapkan bahwa di lantai III sekolah itu, ada sekitar 7 ruangan kelas yang sudah digunakan untuk belajar-mengajar. Jadi, akibat musibah ini dua ruang kelas yang rusak akan dipindahkan ke ruangan kelas yang lainnya. Dari kejadian ini, terlihat masyarakat sekitar dengan kompaknya membersihkan sisa meterial atap yang ambruk itu. Begitu juga, ambruknya atap sekolah ini. Sempat menjadi pusat perhatian warga yang melinta di Jalan Utama Medan.
Di lokasi lain ada disebutkan sejumlah pohon tumbang, seperti Jalan Ngumban Surbakti, Ringroad serta Setiabudi, karena disapu angin kencang. Namun itu dibantah Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan, Zulkifli Sitepu. “ Dari laporan anggota, tidak ada pohon yang tumbang. Hanya saja beberapa pohon rantingnya ada yang patah,“ ujar Zulkifli ketika di konfirmasi, Minggu (27/4).
Mantan Kadis Infokom Kota Medan itu menambahkan, dirinya langsung menginstruksikan petugas lapangan untuk mengecek dan membersihkan dahan pohon yang patah. “Anggota sudah mulai bekerja,“ katanya.
Apakah dahan pohon patah karena sudah berusia tua? Zulkifli membantah. Kata dia, kondisi pohon di wilayah mereka masih normal. “Kejadian ini murni karena faktor alam,“ bebernya (gus/dik/azw)