26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pembangkit Listrik Asal Turki Tak Kunjung Tiba

DALAM GELAP: Seorang pedagang bumbu masak menjajakan dagangannya dalam gelap dan hanya diterangi lilin saat pemadaman listrik di Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah.

 MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemadaman listrik di Sumatera Utara, khususnya di Medan masih terjadi. Faktanya, pada Selasa (25/4) malam, misalnya pemadaman berlangsung padam listrik terjadi di kawasan Helvetia sekira dua jam, di Tembung pemadaman berlangsung sampai tiga jam.

Kondisi ini membuat Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu menerima banyak sekali aduan tentang pemadaman listrik tersebut. “Iya di handphone saya penuh oleh pengaduan warga Sumut yang mengadu pemadaman di berbagai daerah,” kata Gus Irawan, melalui sambungan telefon, Kamis (27/4).

Menurutnya, pengaduan yang disampaikan warga beragam. Umumnya meminta penegasan soal janji PLN yang katanya sudah memiliki cadangan tapi nyatanya pemadaman tetap berlangsung. “Saya sudah menghubungi PLN agar penyelesaikan pemeliharaan pembangkitan yang sekarang mereka kerjakan segera diselesaikan. Dengan kondisi cadangan yang dimiliki PLN Sumut sekarang akan terjadi pemadaman jika salah satu mesin pembangkit dalam masa pemeliharaan,” tuturnya.

Gus yang juga Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR-RI ini menyatakan, pemadaman listrik belum hilang, kecuali pertumbuhan pasokan dengan permintaan penggunaan pelanggan sebanding. “Coba sekarang mesin pembangkit yang mereka miliki sebagian tidak maksimal. Harapannya tentu pada mesin pembangkit baru,” tuturnya.

Menurutnya, pembangkit yang bisa diandalkan baru PLTP Sarulla sebagai tambahan. Sedangkan Pangkalansusu belum ada pertanda mesin tersebut beroperasi. Kemudian, realisasi yang PLN janjikan soal mesin genset dari Turki belum juga terpasang. “Dalam beberapa pertemuan dengan PLN, harusnya mesin pembangkit Turki itu sudah tiba di Belawan April ini. Bahkan dijanjikan akan tiba lebih cepat. Tapi sampai sekarang belum masuk Belawan,” katanya.

Dia mengatakan mesin pembangkit apung itu satu-satunya andalan utama jika salah mesin pembangkit kapasitas besar di Belawan mengalami kerusakan atau pemeliharaan. Harapan kedepan hanya mengandalkan proyek 35.000 MW bisa rampung di 2019.“Sebab itu masa dan tenggat waktu pemerintah sekarang merealisasikan programnya. Jika mesin pembangkit terus bertambah baru kita bisa berharap pemadaman teratasi,” jelasnya.

Kondisi sekarang adalah optimisme atas realisasi 35.000 MW diragukan. Apalagi, Wakil Menteri ESDM menyatakan khingga 2019 realisasinya diperkirakan hanya 20.000 saja.

Perkiraan realisasi yang hanya mencapai 20.000 MW itu bukan karena keterbatasan modal, melainkan karena pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan hanya sekitar 5,1 persen. “Saya yakin itu sebenarnya berhubungan dengan kinerja pertumbuhan ekonomi. Kalau mau membangun pembangkit listrik dalam kapasitas lebih besar lagi, berarti pertumbuhan ekonomi kita harus lebih tinggi dari sekarang,” jelasnya.

Jika pembangkit listrik yang terealisasi hingga 2019 hanya 20.000 MW, berarti kelanjutannya baru akan direalisasikan setelah pemilihan presiden. (ila)

 

 

DALAM GELAP: Seorang pedagang bumbu masak menjajakan dagangannya dalam gelap dan hanya diterangi lilin saat pemadaman listrik di Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah.

 MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemadaman listrik di Sumatera Utara, khususnya di Medan masih terjadi. Faktanya, pada Selasa (25/4) malam, misalnya pemadaman berlangsung padam listrik terjadi di kawasan Helvetia sekira dua jam, di Tembung pemadaman berlangsung sampai tiga jam.

Kondisi ini membuat Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu menerima banyak sekali aduan tentang pemadaman listrik tersebut. “Iya di handphone saya penuh oleh pengaduan warga Sumut yang mengadu pemadaman di berbagai daerah,” kata Gus Irawan, melalui sambungan telefon, Kamis (27/4).

Menurutnya, pengaduan yang disampaikan warga beragam. Umumnya meminta penegasan soal janji PLN yang katanya sudah memiliki cadangan tapi nyatanya pemadaman tetap berlangsung. “Saya sudah menghubungi PLN agar penyelesaikan pemeliharaan pembangkitan yang sekarang mereka kerjakan segera diselesaikan. Dengan kondisi cadangan yang dimiliki PLN Sumut sekarang akan terjadi pemadaman jika salah satu mesin pembangkit dalam masa pemeliharaan,” tuturnya.

Gus yang juga Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR-RI ini menyatakan, pemadaman listrik belum hilang, kecuali pertumbuhan pasokan dengan permintaan penggunaan pelanggan sebanding. “Coba sekarang mesin pembangkit yang mereka miliki sebagian tidak maksimal. Harapannya tentu pada mesin pembangkit baru,” tuturnya.

Menurutnya, pembangkit yang bisa diandalkan baru PLTP Sarulla sebagai tambahan. Sedangkan Pangkalansusu belum ada pertanda mesin tersebut beroperasi. Kemudian, realisasi yang PLN janjikan soal mesin genset dari Turki belum juga terpasang. “Dalam beberapa pertemuan dengan PLN, harusnya mesin pembangkit Turki itu sudah tiba di Belawan April ini. Bahkan dijanjikan akan tiba lebih cepat. Tapi sampai sekarang belum masuk Belawan,” katanya.

Dia mengatakan mesin pembangkit apung itu satu-satunya andalan utama jika salah mesin pembangkit kapasitas besar di Belawan mengalami kerusakan atau pemeliharaan. Harapan kedepan hanya mengandalkan proyek 35.000 MW bisa rampung di 2019.“Sebab itu masa dan tenggat waktu pemerintah sekarang merealisasikan programnya. Jika mesin pembangkit terus bertambah baru kita bisa berharap pemadaman teratasi,” jelasnya.

Kondisi sekarang adalah optimisme atas realisasi 35.000 MW diragukan. Apalagi, Wakil Menteri ESDM menyatakan khingga 2019 realisasinya diperkirakan hanya 20.000 saja.

Perkiraan realisasi yang hanya mencapai 20.000 MW itu bukan karena keterbatasan modal, melainkan karena pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan hanya sekitar 5,1 persen. “Saya yakin itu sebenarnya berhubungan dengan kinerja pertumbuhan ekonomi. Kalau mau membangun pembangkit listrik dalam kapasitas lebih besar lagi, berarti pertumbuhan ekonomi kita harus lebih tinggi dari sekarang,” jelasnya.

Jika pembangkit listrik yang terealisasi hingga 2019 hanya 20.000 MW, berarti kelanjutannya baru akan direalisasikan setelah pemilihan presiden. (ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/