28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Basarnas Gunakan Pukat Harimau

Pukat harimau yang akan digunakan untuk mengangkat bangkai KM Sinar Bangun.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Badan SAR Nasional akan menggunakan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) dan pukat harimau untuk menjaring benda yang diidentifikasi sebagai bangkai kapal KM Sinar Bangun. Pukat harimau, berupa jaring besar itu juga berguna untuk mengangkat korban yang diduga telah meninggal di dasar danau. Pukat harimau diperkirakan mampu masuk ke dalam air sejauh 1,2 km, dengan lebar jaring 2 km.

Tiba di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Rabu (27/6) pagi, pukat harimau itu langsung dipersiapkan petugas Tim SAR gabungan. Turut juga, jangkar kapal yang panjangnya kurang lebih 1 km.

Titik koordinat yang diprediksi lokasi bangkai kapal KM Sinar Bangun berada di posisi 2,47 derajat lintang utara dan 98,6 derajat bujur timur. Sebanyak 8 kapal, 2 di antaranya Ferry akan dipusatkan di titik tersebut.

“Titik fokusnya di objek yang dua. Objek yang diduga bangkai kapal KM Sinar Bangun,” kata Kakan SAR Medan Budiawan, Rabu (27/6) di Posko Basarnas, Pelabuhan Tigaras.

Selain fokus mengangkat benda yang diduga bangkai KM Sinar Bangun, tim SAR gabungan akan tetap melakukan pencarian dengan 4 metode melalui, darat, penyisiran pantai, pemantauan permukaan air melalui udara dan penyelaman.

Menurut Budiawan, kemampuan manusia menyelam hanya sebatas sampai 50 meter di kedalaman air. Maka dari itu, tim selanjutnya akan menggunakan SOV, Scan Sonar dan Multi Beam Echo Sounder.

“Kita sudah sampaikan bahwa kemampuan manusia (menyelam) 50 meter. Setelah 50 meter, alat yang bantu,”pungkasnya.

Helikopter Bantu Penyisiran

Helikopter bantuan dari Bupati Simalungun JR Saragih, digunakan Basarnas melakukan pemantauan dan pencarian korban KM Sinar Bangun melalui udara. Proses itu juga diikuti keluarga korban yang ingin melihat langsung proses pencarian yang dilakukan Basarnas.

Selang beberapa jam mengudara, helikopter milik PT Japfa pun mendarat kembali ke Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Tampaknya, tidak ada perkembangan yang didapat petugas dari atas danau.

Misman, keluarga korban yang turut dalam pencarian itu mengatakan, Basarnas, dalam pencarian serius untuk menemukan korban, termasuk anaknya.

Meskipun demikian, ayah dari Miswato ini pesimis akan ditemukannya anaknya dan korban lainnya, dikarenakan saat ikut dalam proses pencarian melalui udara, warga Labuhan Batu ini, tidak melihat tanda tanda para korban.

“Basarnas serius dalam melaksanakan tugas (pencarian). Tapi saya tidak melihat adanya tanda-tanda (para korban),” katanya seusai mendarat, Selasa (26/6) sore.

Pukat harimau yang akan digunakan untuk mengangkat bangkai KM Sinar Bangun.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Badan SAR Nasional akan menggunakan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) dan pukat harimau untuk menjaring benda yang diidentifikasi sebagai bangkai kapal KM Sinar Bangun. Pukat harimau, berupa jaring besar itu juga berguna untuk mengangkat korban yang diduga telah meninggal di dasar danau. Pukat harimau diperkirakan mampu masuk ke dalam air sejauh 1,2 km, dengan lebar jaring 2 km.

Tiba di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Rabu (27/6) pagi, pukat harimau itu langsung dipersiapkan petugas Tim SAR gabungan. Turut juga, jangkar kapal yang panjangnya kurang lebih 1 km.

Titik koordinat yang diprediksi lokasi bangkai kapal KM Sinar Bangun berada di posisi 2,47 derajat lintang utara dan 98,6 derajat bujur timur. Sebanyak 8 kapal, 2 di antaranya Ferry akan dipusatkan di titik tersebut.

“Titik fokusnya di objek yang dua. Objek yang diduga bangkai kapal KM Sinar Bangun,” kata Kakan SAR Medan Budiawan, Rabu (27/6) di Posko Basarnas, Pelabuhan Tigaras.

Selain fokus mengangkat benda yang diduga bangkai KM Sinar Bangun, tim SAR gabungan akan tetap melakukan pencarian dengan 4 metode melalui, darat, penyisiran pantai, pemantauan permukaan air melalui udara dan penyelaman.

Menurut Budiawan, kemampuan manusia menyelam hanya sebatas sampai 50 meter di kedalaman air. Maka dari itu, tim selanjutnya akan menggunakan SOV, Scan Sonar dan Multi Beam Echo Sounder.

“Kita sudah sampaikan bahwa kemampuan manusia (menyelam) 50 meter. Setelah 50 meter, alat yang bantu,”pungkasnya.

Helikopter Bantu Penyisiran

Helikopter bantuan dari Bupati Simalungun JR Saragih, digunakan Basarnas melakukan pemantauan dan pencarian korban KM Sinar Bangun melalui udara. Proses itu juga diikuti keluarga korban yang ingin melihat langsung proses pencarian yang dilakukan Basarnas.

Selang beberapa jam mengudara, helikopter milik PT Japfa pun mendarat kembali ke Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Tampaknya, tidak ada perkembangan yang didapat petugas dari atas danau.

Misman, keluarga korban yang turut dalam pencarian itu mengatakan, Basarnas, dalam pencarian serius untuk menemukan korban, termasuk anaknya.

Meskipun demikian, ayah dari Miswato ini pesimis akan ditemukannya anaknya dan korban lainnya, dikarenakan saat ikut dalam proses pencarian melalui udara, warga Labuhan Batu ini, tidak melihat tanda tanda para korban.

“Basarnas serius dalam melaksanakan tugas (pencarian). Tapi saya tidak melihat adanya tanda-tanda (para korban),” katanya seusai mendarat, Selasa (26/6) sore.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/