30 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

GTPP: Tak Masalah Bioskop Buka, Asal Sesuai Protokol Kesehatan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pengelola bioskop di Kota Medan sudah melaporkan ke Pemko Medan akan kembali beroperasi pada September 2020. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono kepada wartawan, saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/8).

Ilustrasi

“Untuk di Medan sampai saat ini bioskop belum ada yang buka, tapi sudah ada dari pengelola bioskop yang melaporkan pada awal September 2020 sudah akan membuka bioskopnya,” kata Agus.

Agus menjelaskan semua tempat hiburan wajib mengikuti aturan dalam Perwal Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru pada Kondisi Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) di Kota Medan. Menurutnya, tempat hiburan bisa buka asal mematuhi protokol kesehatan. “Berdasarkan Perwal 27 Tahun 2020 memungkinkan dibukanya semua usaha pariwisata asal mempedomani perwal tersebut dan protokol kesehatan,” jelasnya.

Menyikapi ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut tidak mempersoalkan rencana itu. Asalkan, tetap mengikuti protokol kesehatan, bioskop tidak masalah bila kembali dibuka. “Ya enggak apa-apa, asal sesuai dengan protokol kesehatan enggak masalah,” ungkap Jubir GTPP Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah kepada wartawan, Kamis (27/8).

Kendati begitu, Aris menyatakan, bukan berarti di Sumut khususnya di Kota Medan bioskop juga akan ikut dibuka seperti di Jakarta. Disinggung soal apakah ada rencana seperti itu, Aris juga mengaku belum tahu. “Kebijakan itu (di Sumut) belum ada,” jelasnya.

Aris berpendapat, apabila bioskop dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, maka dinilai akan aman dari penularan Covid-19. Namun sambung dia, hal ini harus dibarengi dengan kerja ekstra, misalnya hanya menetapkan kapasitas yang hanya 10-20 persen. “Jadi kan bisa, tinggal diatur saja,” sebutnya.

Terkait rencana Sumut melakukan swab masif, Aris menerangkan langkah ini baru akan dimulai pada 1 September mendatang. Wilayahnya, kata dia meliputi Kota Medan, Binjai, Deliserdang, Karo dan Serdang Bedagai (Mebidangro plus). “Kenapa dipilih kabupaten/kota ini, karena wilayahnya merupakan penyumbang angka terbesar Covid-19,” terangnya.

Aris melanjutkan, dilaksanakan swab masif ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate dari kasus yang ada. Sehingga harapannya, dengan sebanyak-banyaknya orang yang terkonfirmasi Covid-19 terjaring dapat menurunkan angka positivity rate yang ada “Karena kan banyak (orang terkonfirmasi) yang belum dijumpai. Ini kan untuk kebaikan, sebaiknya masyarakat jangan menolak,” pungkasnya.

Sementara itu, pengamat sekaligus praktisi kesehatan Sumut dr Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI yang disinggung soal adanya pernyataan bahwasanya bioskop dapat meningkatkan imun merupakan pernyataan yang mengada-ada. Karena kata dia, tidak ada kaitan antara menonton dengan meningkatkan imunitas.

“Harusnya kalau ada pernyataan yang berbau ilmiah harus didahului dengan penelitian. Jangan berdasarkan pemikiran-pemikiran dan asumsi-asumsi, itu malah akan membuat hoax akan bertambah tentang Covid-19 ini,” tuturnya.

Menurut Umar Zein, kalau pemerintah mau membuka bioskop dengan alasan ekonomi hal itu silahkan saja. Tapi Umar Zein menekankan, jangan dikaitkan dengan imunitas. “Sehingga belum lagi selesai yang lama malah muncul hoaks yang baru, dan ini sumbernya (datang) dari yang resmi. Ini kan akan menjadi hambatan dalam sosialisasi penanggulangan Covid-19 di Indonesia,” jelasnya.

Umar Zein melanjutkan, selama ini yang diupayakan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 adalah mencegah kerumunan. Namun kalau memang dalam keadaan terpaksa, dapat dicegah dengan protokol kesehatan.

Ia menambahkan, tingkat imunitas seseorang juga susah untuk diukur. Bahkan para ahli kedokteran, sambung dia, juga tidak tahu kapan imunitas seseorang itu dalam kondisi yang tinggi. “Kita sendiri juga tidak tahu kapan imunitas kita naik dan turun, parameter pengukuran imunitas itu juga tidak mudah untuk memeriksanya. Jadi kalau ada asumsi dan pemikiran liar, jangan dimunculkan dulu lah. Karena masyarakat tidak semua bisa menilik informasi yang muncul saat ini,” tandasnya.

Update Data Covid-19 Sumut

Sementara itu, kasus konfirmasi Covid-19 melalui tes swab PCR di Sumut kembali meningkat, Kamis (27/8). Berdasarkan data GTPP Covid-19 Sumut, kasus baru bertambah 104 orang. “Jumlah kasus konfirmasi pasien Covid-19 saat ini menjadi 6.541 orang, sebelumnya 6.437 orang, “ kata Jubir GTPP Covid-19 Sumut lainnya, dr Whiko Irwan D SpB.

Whiko melanjutkan, peningkatan juga terjadi pada kasus suspek sebanyak 20 orang. Kini, jumlah kasus suspek sudah mencapai 652 orang dari hari sebelumnya 632 orang. Begitu juga pasien meninggal dunia akibat Covid-19, jumlahnya bertambah 6 kasus baru menjadi 296 orang dari sebelumnya 290 orang. Sedangkan jumlah spesimen swab yang diperiksa bertambah menjad 38.139 sampel dari sebelumnya 36.780 sampel. “Walau demikian, angka pasien sembuh dari Covid-19 juga meningkat. Jumlahnya sudah mencapai 3.558 orang dari sebelumnya 3.441 orang atau bertambah 117 orang sembuh,” tukasnya.

16 Orang Termasuk Hakim Reaktif

Pengadilan Negeri Medan melaksanakan swab dan rapid test yang meliputi seluruh hakim, panitera dan pegawai. Dari ratusan orang yang dilakukan test, terdapat 16 orang reaktif melalui hasil Rapid Tes yang dilakukan pagi tadi diruang Cakra Utama PN Medan, Kamis (27/8).

“Dari hasil rapid tes yang dilakukan pagi tadi, terdapat 16 orang yang reaktif,” ungkap Humas PN Medan, Immanuel Tarigan, kepada wartawan.

Lebih lanjut kata dia, ke-16 pegawai dan hakim tersebut telah diambil sampel untuk melakukan swab dan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri. “Sudah kita suruh pulang, isolasi mandiri sampai hasil swabnya keluar,” katanya.

Dikatakannya, hasil swab tersebut akan keluar selama 7 hari kedepan, dan terdapat 62 sampel yang diambil dari PN Medan. “Jadi, tadikan ada yang rapid dan ada juga yang langsung swab ya, jadi total keseluruhannya mencapai 62 sampel, dan hasil itu bisa dilihat setelah 7 hingga 8 hari kedepan,” sebutnya.

Namun saat ditanyakan berapa jumlah hakim yang reaktif, Immanuel menyatakan belum mendapatkan jumlah pastinya. “Hakim ada juga (reaktif), tapi berapa orang saya lupa, nantilah saya kabari,” ucapnya.

Kemudian, Immanuel menambahkan, mulai pekan depan PN Medan, seluruh hakim akan bekerja dari rumah (WFH). “Mulai 31 Agustus, hingga 4 September, rata-rata sidang sudah kami kosongkan, kecuali sidang yang urgen atau yang masa tahanannya hampir habis. Jadi kita WFH sampai tanggal 4 tapi efektif tanggal 7 September,” jelasnya.

Menurut Immanuel, pada tanggal 7 September nanti, pihaknya telah mengetahui hasil swab dan menentukan kebijakan kedapan apakah diperlukan sterilisasi internal maupun lockdown. Namun, dikatakannya hal itu hanya akan dilakukan untuk situasi sidang saja, tidak untuk pelayanan. “Kalau PN Medan belum lockdown, jadi bagi para pencari keadilan masih dapat mengajukan gugatannya,” imbuhnya.

Ditanya mengenai perkembangan Ketua PN Medan Sitio Jumagi Akhirno, Immanuel menyebut bahwa kondisi Sitio sudah mulai membaik. Sementara, disinggung mengenai Hakim Tengku Oyong, yang juga Humas PN Medan beredar kabar terpapar Covid-19, dibantahnya.

“Pak Tengku Oyong saya pastikan sakit karna tipus. Ada WA-nya kemarin saya tanyakan, jadi tidak ada dikarnakan dia terkonfirmasi covid. Dan diapun ikut pelatihan online kok, sama dengan saya. Beliau sehat, tapi disarankan dokter untuk istirahat dirumah,” pungkasnya. (ris/man)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pengelola bioskop di Kota Medan sudah melaporkan ke Pemko Medan akan kembali beroperasi pada September 2020. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono kepada wartawan, saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/8).

Ilustrasi

“Untuk di Medan sampai saat ini bioskop belum ada yang buka, tapi sudah ada dari pengelola bioskop yang melaporkan pada awal September 2020 sudah akan membuka bioskopnya,” kata Agus.

Agus menjelaskan semua tempat hiburan wajib mengikuti aturan dalam Perwal Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru pada Kondisi Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) di Kota Medan. Menurutnya, tempat hiburan bisa buka asal mematuhi protokol kesehatan. “Berdasarkan Perwal 27 Tahun 2020 memungkinkan dibukanya semua usaha pariwisata asal mempedomani perwal tersebut dan protokol kesehatan,” jelasnya.

Menyikapi ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut tidak mempersoalkan rencana itu. Asalkan, tetap mengikuti protokol kesehatan, bioskop tidak masalah bila kembali dibuka. “Ya enggak apa-apa, asal sesuai dengan protokol kesehatan enggak masalah,” ungkap Jubir GTPP Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah kepada wartawan, Kamis (27/8).

Kendati begitu, Aris menyatakan, bukan berarti di Sumut khususnya di Kota Medan bioskop juga akan ikut dibuka seperti di Jakarta. Disinggung soal apakah ada rencana seperti itu, Aris juga mengaku belum tahu. “Kebijakan itu (di Sumut) belum ada,” jelasnya.

Aris berpendapat, apabila bioskop dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, maka dinilai akan aman dari penularan Covid-19. Namun sambung dia, hal ini harus dibarengi dengan kerja ekstra, misalnya hanya menetapkan kapasitas yang hanya 10-20 persen. “Jadi kan bisa, tinggal diatur saja,” sebutnya.

Terkait rencana Sumut melakukan swab masif, Aris menerangkan langkah ini baru akan dimulai pada 1 September mendatang. Wilayahnya, kata dia meliputi Kota Medan, Binjai, Deliserdang, Karo dan Serdang Bedagai (Mebidangro plus). “Kenapa dipilih kabupaten/kota ini, karena wilayahnya merupakan penyumbang angka terbesar Covid-19,” terangnya.

Aris melanjutkan, dilaksanakan swab masif ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate dari kasus yang ada. Sehingga harapannya, dengan sebanyak-banyaknya orang yang terkonfirmasi Covid-19 terjaring dapat menurunkan angka positivity rate yang ada “Karena kan banyak (orang terkonfirmasi) yang belum dijumpai. Ini kan untuk kebaikan, sebaiknya masyarakat jangan menolak,” pungkasnya.

Sementara itu, pengamat sekaligus praktisi kesehatan Sumut dr Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI yang disinggung soal adanya pernyataan bahwasanya bioskop dapat meningkatkan imun merupakan pernyataan yang mengada-ada. Karena kata dia, tidak ada kaitan antara menonton dengan meningkatkan imunitas.

“Harusnya kalau ada pernyataan yang berbau ilmiah harus didahului dengan penelitian. Jangan berdasarkan pemikiran-pemikiran dan asumsi-asumsi, itu malah akan membuat hoax akan bertambah tentang Covid-19 ini,” tuturnya.

Menurut Umar Zein, kalau pemerintah mau membuka bioskop dengan alasan ekonomi hal itu silahkan saja. Tapi Umar Zein menekankan, jangan dikaitkan dengan imunitas. “Sehingga belum lagi selesai yang lama malah muncul hoaks yang baru, dan ini sumbernya (datang) dari yang resmi. Ini kan akan menjadi hambatan dalam sosialisasi penanggulangan Covid-19 di Indonesia,” jelasnya.

Umar Zein melanjutkan, selama ini yang diupayakan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 adalah mencegah kerumunan. Namun kalau memang dalam keadaan terpaksa, dapat dicegah dengan protokol kesehatan.

Ia menambahkan, tingkat imunitas seseorang juga susah untuk diukur. Bahkan para ahli kedokteran, sambung dia, juga tidak tahu kapan imunitas seseorang itu dalam kondisi yang tinggi. “Kita sendiri juga tidak tahu kapan imunitas kita naik dan turun, parameter pengukuran imunitas itu juga tidak mudah untuk memeriksanya. Jadi kalau ada asumsi dan pemikiran liar, jangan dimunculkan dulu lah. Karena masyarakat tidak semua bisa menilik informasi yang muncul saat ini,” tandasnya.

Update Data Covid-19 Sumut

Sementara itu, kasus konfirmasi Covid-19 melalui tes swab PCR di Sumut kembali meningkat, Kamis (27/8). Berdasarkan data GTPP Covid-19 Sumut, kasus baru bertambah 104 orang. “Jumlah kasus konfirmasi pasien Covid-19 saat ini menjadi 6.541 orang, sebelumnya 6.437 orang, “ kata Jubir GTPP Covid-19 Sumut lainnya, dr Whiko Irwan D SpB.

Whiko melanjutkan, peningkatan juga terjadi pada kasus suspek sebanyak 20 orang. Kini, jumlah kasus suspek sudah mencapai 652 orang dari hari sebelumnya 632 orang. Begitu juga pasien meninggal dunia akibat Covid-19, jumlahnya bertambah 6 kasus baru menjadi 296 orang dari sebelumnya 290 orang. Sedangkan jumlah spesimen swab yang diperiksa bertambah menjad 38.139 sampel dari sebelumnya 36.780 sampel. “Walau demikian, angka pasien sembuh dari Covid-19 juga meningkat. Jumlahnya sudah mencapai 3.558 orang dari sebelumnya 3.441 orang atau bertambah 117 orang sembuh,” tukasnya.

16 Orang Termasuk Hakim Reaktif

Pengadilan Negeri Medan melaksanakan swab dan rapid test yang meliputi seluruh hakim, panitera dan pegawai. Dari ratusan orang yang dilakukan test, terdapat 16 orang reaktif melalui hasil Rapid Tes yang dilakukan pagi tadi diruang Cakra Utama PN Medan, Kamis (27/8).

“Dari hasil rapid tes yang dilakukan pagi tadi, terdapat 16 orang yang reaktif,” ungkap Humas PN Medan, Immanuel Tarigan, kepada wartawan.

Lebih lanjut kata dia, ke-16 pegawai dan hakim tersebut telah diambil sampel untuk melakukan swab dan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri. “Sudah kita suruh pulang, isolasi mandiri sampai hasil swabnya keluar,” katanya.

Dikatakannya, hasil swab tersebut akan keluar selama 7 hari kedepan, dan terdapat 62 sampel yang diambil dari PN Medan. “Jadi, tadikan ada yang rapid dan ada juga yang langsung swab ya, jadi total keseluruhannya mencapai 62 sampel, dan hasil itu bisa dilihat setelah 7 hingga 8 hari kedepan,” sebutnya.

Namun saat ditanyakan berapa jumlah hakim yang reaktif, Immanuel menyatakan belum mendapatkan jumlah pastinya. “Hakim ada juga (reaktif), tapi berapa orang saya lupa, nantilah saya kabari,” ucapnya.

Kemudian, Immanuel menambahkan, mulai pekan depan PN Medan, seluruh hakim akan bekerja dari rumah (WFH). “Mulai 31 Agustus, hingga 4 September, rata-rata sidang sudah kami kosongkan, kecuali sidang yang urgen atau yang masa tahanannya hampir habis. Jadi kita WFH sampai tanggal 4 tapi efektif tanggal 7 September,” jelasnya.

Menurut Immanuel, pada tanggal 7 September nanti, pihaknya telah mengetahui hasil swab dan menentukan kebijakan kedapan apakah diperlukan sterilisasi internal maupun lockdown. Namun, dikatakannya hal itu hanya akan dilakukan untuk situasi sidang saja, tidak untuk pelayanan. “Kalau PN Medan belum lockdown, jadi bagi para pencari keadilan masih dapat mengajukan gugatannya,” imbuhnya.

Ditanya mengenai perkembangan Ketua PN Medan Sitio Jumagi Akhirno, Immanuel menyebut bahwa kondisi Sitio sudah mulai membaik. Sementara, disinggung mengenai Hakim Tengku Oyong, yang juga Humas PN Medan beredar kabar terpapar Covid-19, dibantahnya.

“Pak Tengku Oyong saya pastikan sakit karna tipus. Ada WA-nya kemarin saya tanyakan, jadi tidak ada dikarnakan dia terkonfirmasi covid. Dan diapun ikut pelatihan online kok, sama dengan saya. Beliau sehat, tapi disarankan dokter untuk istirahat dirumah,” pungkasnya. (ris/man)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/