25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Dokter RSUD Pirngadi Suruh Pasien Stroke Pulang

Foto: Wiwin/PM Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sudah 10 hari suara televisi di ruang rawat Dahlia 2 kamar 4 VIP RSUD Pirngadi Medan menemani Rosvita Ani boru Lumban Tobing (67). Wanita tua itu masih terbaring lemah di atas tempat tidur dengan selimut warna hijau muda. Ia masih merasakan pusing yang hebat jika duduk terlalu lama.

Bahkan ketika posisi tempat tidur dinaikkan sedikit saja, Rosvita juga merasakan sakit di kepalanya. Tapi dokter yang menanganinya selama ini, Dr. Golfried S, Sp.S, malah “mengusirnya” dari rumah sakit pada Sabtu (5/12). Saat diajak berkomunikasi, Rosvita hanya bisa membalasnya dengan suara lemah tak berkata bahwa dia benar-benar tak berdaya.

Anak perempuannya, Ruth boru Sitanggang (43) tak terima ibu kandungnya itu dipulangkan dengan kondisi masih selemah itu. Ia yang selama ini menemani sang ibu sangat yakin kalau Rosvita belum layak untuk dipulangkan. Ruth mendapat informasi dari dokter bahwa limit Askes yang dimiliki Rosvita sudah habis. Ia pun tak habis pikir mengenai hal itu. Rosvita merupakan istri pensiunan Camat di Pangururan yang telah meninggal dunia.

“Dokter bilang ini udah sehat. Hari Sabtu udah bisa pulang. Saya bilang kondisinya masih lemah begini dok, duduk setengah jam aja ibu saya masih pusing. Terus katanya enggak, ini udah sehat. Lalu saya bilang lagi ke dokternya kalau kami sudah janjian sama dokter terapinya hari Senin ini. Dokternya malah bilang dokter terapi Senin udah enggak datang lagi itu. Saya udah enggak mau rawat lagi katanya,”ujar Ruth.

Memang sang ibu sudah banyak kemajuan saat dirawat di RSUD Pirngadi dibanding saat dirawat pertama kali pada tanggal 11 November 2015 lalu. Di tanggal itu, Ruth bercerita ibunya yang tinggal di Pangururan, Kab.Samosir tiba-tiba jatuh dan tak sadarkan diri. Langsung saja Rosvita dibawa ke Rumah Sakit Adrianus Sinaga, di Pangururan, Kab.Samosir. Namun, pihak rumah sakit langsung merujuknya ke RSUD Pirngadi Medan.

Sesampainya di RSUD Pirngadi Medan, dari ruang ICU, Rosvita langsung dirawat di ruang ICU selama 14 hari. Saat itu tekanan darahnya mencapai 280 dan ia didiagnosa menderita struk hemoregic plus hipertensi. Selama di ruang ICU, Rosvita sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari hingga kondisinya dinyatakan stabil dan dipindahkan ke ruang rawat biasa.

“Kemajuan banyak. Dari yang enggak sadarkan diri berhari-hari, sampai sekarang udah sadar walau tidak bisa bicara. Cuma kalau di rumah nanti nge-drop lagi kan susah. Kita kan pikir kenyamanan orang tua makanya kita ambil tempat yang tenang. Ini pun dipindahkan kemari (ruang rawat dahlia) kami bayar tambahan Rp150ribu atau biaya naik kelas,”ujarnya sembari mengatakan saat sehat, Rosvita adalah sosok yang gesit.

Foto: Wiwin/PM Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sudah 10 hari suara televisi di ruang rawat Dahlia 2 kamar 4 VIP RSUD Pirngadi Medan menemani Rosvita Ani boru Lumban Tobing (67). Wanita tua itu masih terbaring lemah di atas tempat tidur dengan selimut warna hijau muda. Ia masih merasakan pusing yang hebat jika duduk terlalu lama.

Bahkan ketika posisi tempat tidur dinaikkan sedikit saja, Rosvita juga merasakan sakit di kepalanya. Tapi dokter yang menanganinya selama ini, Dr. Golfried S, Sp.S, malah “mengusirnya” dari rumah sakit pada Sabtu (5/12). Saat diajak berkomunikasi, Rosvita hanya bisa membalasnya dengan suara lemah tak berkata bahwa dia benar-benar tak berdaya.

Anak perempuannya, Ruth boru Sitanggang (43) tak terima ibu kandungnya itu dipulangkan dengan kondisi masih selemah itu. Ia yang selama ini menemani sang ibu sangat yakin kalau Rosvita belum layak untuk dipulangkan. Ruth mendapat informasi dari dokter bahwa limit Askes yang dimiliki Rosvita sudah habis. Ia pun tak habis pikir mengenai hal itu. Rosvita merupakan istri pensiunan Camat di Pangururan yang telah meninggal dunia.

“Dokter bilang ini udah sehat. Hari Sabtu udah bisa pulang. Saya bilang kondisinya masih lemah begini dok, duduk setengah jam aja ibu saya masih pusing. Terus katanya enggak, ini udah sehat. Lalu saya bilang lagi ke dokternya kalau kami sudah janjian sama dokter terapinya hari Senin ini. Dokternya malah bilang dokter terapi Senin udah enggak datang lagi itu. Saya udah enggak mau rawat lagi katanya,”ujar Ruth.

Memang sang ibu sudah banyak kemajuan saat dirawat di RSUD Pirngadi dibanding saat dirawat pertama kali pada tanggal 11 November 2015 lalu. Di tanggal itu, Ruth bercerita ibunya yang tinggal di Pangururan, Kab.Samosir tiba-tiba jatuh dan tak sadarkan diri. Langsung saja Rosvita dibawa ke Rumah Sakit Adrianus Sinaga, di Pangururan, Kab.Samosir. Namun, pihak rumah sakit langsung merujuknya ke RSUD Pirngadi Medan.

Sesampainya di RSUD Pirngadi Medan, dari ruang ICU, Rosvita langsung dirawat di ruang ICU selama 14 hari. Saat itu tekanan darahnya mencapai 280 dan ia didiagnosa menderita struk hemoregic plus hipertensi. Selama di ruang ICU, Rosvita sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari hingga kondisinya dinyatakan stabil dan dipindahkan ke ruang rawat biasa.

“Kemajuan banyak. Dari yang enggak sadarkan diri berhari-hari, sampai sekarang udah sadar walau tidak bisa bicara. Cuma kalau di rumah nanti nge-drop lagi kan susah. Kita kan pikir kenyamanan orang tua makanya kita ambil tempat yang tenang. Ini pun dipindahkan kemari (ruang rawat dahlia) kami bayar tambahan Rp150ribu atau biaya naik kelas,”ujarnya sembari mengatakan saat sehat, Rosvita adalah sosok yang gesit.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/